Kamis, 05 Desember 2013

Putri Raja Dinasty Salafy Al Saud Melahirkan Anak Di Luar Nikah Dengan Pria Inggris!


Putri Raja Saudi Melahirkan Anak Di Luar Nikah Dengan Pria Inggris?

Belum lama kita mendengar kisah pangeran gay, dan kerusakan moral keluarga Dinasty Al Saud yang dibangga-banggakan oleh para da’i/misionaris wahabi-salafy disini sebagai negara Islam terhebat, kini kasus putri Raja Dinasty Al Saud terlibat perselingkuhan dan melahirkan anak dengan pria Inggris. Ikuti laporan media salafy-wahabi di bawah ini:


KERAJAAN Arab Saudi kembali digoncang masalah.

Surat kabar The Independent melaporkan bahwa Putri Raja Saudi diberikan suaka ke Inggris setelah melahirkan seorang anak di luar nikah dengan seorang pria Inggris.

Menurut laporan media Arab pada hari Selasa (11/12), keluarga kerajaan telah membiarkan sang putri menikah, dan tinggal di Inggris, atas putusan hakim Saudi.

Hal ini dilakukan setelah pihak kerajaan meminta agar hubungan putri mereka dengan pria Inggris non-Muslim itu diijinkan tinggal di Inggris, karena jika tidak maka risiko Hukuman mati dengan dirajam akan dijatuhkan kepada sang putri, jika dia kembali ke negaranya.

Sumber-sumber itu melaporkan bahwa pengadilan yang tidak disebutkan namanya, juga adalah milik keluarga kerajaan Saudi. Sehingga putri kerajaan Saudi itu bisa lolos dari jerat hukum.

Sampai saat ini Kementerian Dalam Negeri Saudi menolak untuk mengomentari kasus ini.

*****

FOTO-FOTO ANGGOTA KELUARGA KERAJAAN SALAFY-WAHABI ARAB SAUDI.


Amir Bandar bin Sultan bin Abdul Aziz (Kepala Intelijen dengan seorang “Teman wanita” mungkin para Wahabiyyun Salafiyyun mengetahui siapa dia.


Jenderal Khalid Bin Sultan Bin Abdul Aziz (mantan menteri Pertahanan Kerajaan Islam Salafy Saudi), dengan “teman-teman” wanitanya.


Arab Saudi: Bos Besar Salafy-Wahabi Takfiri Kerjasama Dengan Zionis Untuk Serang Iran !

Arab Saudi Bos Besar dan penyandang dana salafy wahabi takfiri dan teroris Al Qaeda Internasional, diberitakan bekerjasama dengan Israel untuk menyerang proyek nuklir Iran untuk tenaga listrik (baca beritanya dibawah tulisan ini), berita ini mungkin mengejutkan sebagian pihak, masak sih negara yang membanggakan diri dengan menyebut Khadimul Haramain/pelayan Dua Kota Suci bekerjasama dan membantu zionis Israel, negara musuh utama umat Islam yang menduduki kota suci ketiga umat Islam yaitu Al Quds dan Palestina!

Bagi Abusalafy ini bukan berita baru, ketika Israel pada tahun 1981 menyerang reaktor nuklir Irak pesawat zionis tersebut juga melewati wilayah udara Dinasti Al Saud, yang dibiarkan melenggang dengan santai. Sepak terjang Dinasti Al Saud dan hubungan cinta mesranya dengan negara zionis ini sudah bukan rahasia lagi (bagi semua yang rajin membaca media baik barat, arab dan lokal pasti mengetahui hal itu)…. bahkan media salafy-wahabi lokal patron dan pendukung dinast al Saud sendiri telah banyak yang memuatnya entah karena tidak dapat menutupinya lagi atau rasa frustasi dengan bossnya yang makin menampakkan diri hubungan gelapnya dengan “wanita simpanan”nya yakni negara yahudi zionis tersebut. Untuk mempersingkat dibawah saya sebutkan sekelumit data-data tentang hubungan Saudi dan Zionis Israel.

Pada Senin, 14 Sya’ban 1431 H / 26 Juli 2010 media salafy-wahabi “Era Muslim” pernah menurunkan berita dengan judul “Kunjungan Rahasia Pimpinan Mossad ke Arab Saudi”.

Kunjungan Rahasia Pimpinan Mossad ke Arab Saudi


Pimpinan Mossad–lembaga intelijen luar negeri Israel–Meir Dagan disebut-sebut baru saja melakukan kunjungan ke Arab Saudi. Situs WorldNetDaily yang memuat berita itu menyebutkan bahwa Dagan dan para petinggi intelijen Saudi melakukan pembicaraan tentang Iran dan program nuklir negara itu.

Meski tidak membuka hubungan diplomatik dengan Israel, terkait konflik Israel-Palestina, sejumlah laporan menyebutkan bahwa Arab Saudi secara diam-diam menjalin kerjasama dengan Israel, termasuk kerjasama dalam bidang pertahanan, utamanya terkait kemungkinan aksi militer terhadap Iran.

Sebelum informasi soal kunjungan Meir Dagan ke Saudi muncul, sejumlah informasi tentang pertemuan rahasia Saudi-Israel sudah dilansir beberapa media. Dua bulan yang lalu, surat kabar Times yang terbit di London melaporkan bahwa Arab Saudi mematikan sistem pertahanan udaranya selama beberapa jam untuk memberikan kesempatan bagi pesawat-pesawat tempur Israel yang melewati wilayah udara Saudi untuk menguji skenario jika Israel jadi menyerang Iran.

Beberapa media Arab dan Iran juga pernah melaporkan tentang pesawat-pesawat tempur serta helikopter milik angkatan udara Israel yang mendarat di Arab Saudi untuk menempatkan peralatan militer mereka di negeri kaya minyak itu.

Tiga minggu yang lalu, juga santer diberitakan bahwa Duta Besar Uni Emirat Arab di Washington dalam sebuah konferensi mengatakan kalau Iran lebih berbahaya dari Israel jika Negeri Para Mullah memiliki senjata nuklir.Pernyataan Dubes Emirat Arab itu menunjukkan bahwa negara-negara Arab dan Teluk, meski menolak membuka hubungan diplomatik dengan Israel, diam-diam "selingkuh" dan menjalin kerjasama yang intensif dengan rezim Zionis itu, terutama untuk menghadapi Iran.

Sumber: http://www.eramuslim.com/berita/dunia-islam/pimpinan-mossad-lakukan-pertemuan-rahasia-di-arab-saudi.htm#.UqCOxNiVXFw


*Aljazeera Media milik pemerintah Qatar sekutu Arab Saudi memberitakan bahwa pangeran negeri wahabi itu Al Waleed bin Talal (ponakan Raja Abdullah) bekerjasama dengan raja media dunia terkenal seorang zionis Rupert Murdoch untuk meluncurkan TV satelit Sky News dalam bahasa arab “Sky News Arabia” yang sekarang sudah beropasioanal http://www.skynewsarabia.com/web/home?lang=en

Media adalah salah satu alat propaganda, lalu apa tujuan pangeran wahabi tersebut bekerjasama dengan seorang zionis untuk membuat TV Satelit berbahasa arab? apakah untuk mempengaruhi warga yahudi Israel atau mempengaruhi warga arab demi kepentingan zionis? siapa yang diuntungkan Zionis atau bangsa Arab?

tidak cukup itu Al Waleed bin Talal juga memiliki 7% saham News Corp perusahaan milik zionis Rupert Murdoch tersebut.


Murdoch's ambitions in the Middle East.


Embroiled in a scandal that has global implications, Rupert Murdoch's media empire is under fire due to the ongoing fallout resulting from the News of the World scandal.

But while News Corp remains under heavy scrutiny in the UK, US, and the rest of the West, the launch of Abu Dhabi-based Arabic language news channel Sky News Arabia is still on track.

For someone interested in assisting in starting a television network with a planned initial reach of 50 million viewers across the Middle East, Murdoch has an interesting perspective on regional issues that affect the would-be consumers of the new Arabic channel.

"My own perspective is simple", Murdoch told the Anti-Defamation League on December 13, 2010. "We live in a world where there is an ongoing war against the Jews."

Murdoch emphasised "the importance of good relations between Israel and the United States", stating: "Some believe that if America wants to gain credibility in the Muslim world and advance the cause of peace, Washington needs to put some distance between itself and Israel. My view is the opposite."

In a speech Murdoch gave when receiving the American Jewish Committee's National Human Relations Award in March 2009, less than three months after the end of Israel's bombardment of Gaza, he referenced Gaza and said: "The free world makes a terrible mistake if we deceive ourselves into thinking this is not our fight. In the end, the Israeli people are fighting the same enemy we are: cold-blooded killers who reject peace ... who reject freedom."

Ari Rabin-Havt, Executive Vice President of the media watchdog group Media Matters, says Murdoch's Fox News in the US "is one of the most bigoted, anti-Muslim channels on TV".

"Their hosts, contributors, and guests were vocal opponents of the planned building of an Islamic cultural centre near ground zero," Rabin-Havt told Al Jazeera. "One of those guests was anti-Muslim conspiracy theorist Pam Geller, who compared the centre to building a Ku Klux Klan 'shrine' near a black church in Alabama."


Murdoch's Middle East connection

Billionaire Prince Walid bin Talal bin Abdelaziz Al-Saud, a nephew of King Abdullah of Saudi Arabia, has, according to Forbes magazine, a net worth estimated to be at least $19.6bn. This makes him the 26th wealthiest person on the planet, as well as the richest man in Saudi Arabia.

He is also the second biggest shareholder (at seven per cent) in News Corporation, only behind Murdoch himself.

During a recent interview on his yacht with the BBC's Newsnight, Prince Walid declared himself to be a "good friend" of Rupert Murdoch and his son James, and staunchly defended the men amid the ongoing NewsCorp scandal.


It is noteworthy that,while Prince Walid is the second largest shareholder in News Corp, Murdoch is also a major shareholder (ten per cent) in Prince Walid's Rotana Media Group based in the Middle East. As recently as this May, Murdoch's conglomerate took a significant stake in Prince Walid's film, TV, and music business, a move that deepened the financial relationship between the two men.

Rotana television broadcasts in Saudi Arabia and via satellite to the Arab World and Arab Diaspora, and includes Fox (Middle East), a Fox film channel - and is better known for broadcasting US films, television and music videos.

Even though Murdoch is in business with Prince Walid, and the two men have a mutually beneficial relationship, many of his personal views and the views of his media outlets take a very adversarial stance towards the Arab and Muslim world.

"They [Muslims] are much harder to integrate into a community than the average Indian or Chinese or Japanese even," Murdoch told the Sydney Morning Herald on June 26, 2006.

Bill O'Reilly, a leading host on Murdoch's Fox News channel, said, during his broadcast on October 18, 2010: "Folks are fed up with politically correct nonsense. There's no question there is a Muslim problem in the world," and "most Americans well understand the danger coming out of the Muslim world". The on-screen text read: "The Muslim Dilemma." The next day, O'Reilly repeated the claim that there was "a Muslim problem in the world".

Last spring, at the exclusive three-day Abu Dhabi Media Summit, Murdoch hinted:

"We've also been broadcasting some of our Fox International Channels. More recently, we took another step by investing in a local media company that also is the world's largest producer of Arab music. The company is called Rotana. To be frank, Rotana does not really need our financing. We are partnering with Rotana for something more ambitious."

The show must go on?

Despite the phone hacking scandal in the UK, Sky News Arabia, a 50/50 joint venture with BSkyB and the Abu Dhabi Media Investment Corporation, has plans to launch next spring as a 24-hour news channel.

Days after the closing of the News of the World newspaper, senior executives Rebekah Brooks and Les Hinton resigned over the scandal.

Their resignations came after Prince Walid urged Murdoch and his son James to "cooperate fully" with inquiries into the scandal.

"If the indications are for [Mrs Brooks'] involvement in this matter … for sure she has to go, you bet she has to go," Prince Walid told Newsnight.

Possibly underscoring Prince Walid's power in News Corp, fewer than 24 hours after that interview was broadcast, it was announced Brooks had resigned from her position as chief executive of News International.

Last week, Prince Walid said he welcomed the decision to close the News of the World.

"The rotten and defective apple [News of the World] has been eliminated by management," he told Forbes magazine via text message. "Moreover, I as shareholder and the Murdochs won't tolerate any unethical behaviour, and the fact that the newspaper was shut down is conclusive proof that News Corp wants to put this case behind it, irrespective of the BSkyB takeover. Plus, News [Corp] is a lot bigger than a newspaper."

Muhammad Ahmad, a Glasgow-based media scholar who has taught journalism and politics at the University of Stirling, disagrees with Prince Walid's "rotten apple" theory.

"The strangeness of the fact that a Saudi is the second biggest NewsCorp stockholder, and he has never taken any actions to curb or censor bad journalism, and there is no regulation whatsoever, is troubling," Ahmad told Al Jazeera. "You have a ruthless media operation, especially now when it is being called out, and they were unapologetic to begin with. This is not a question of some bad apples. News Corp is a corrupt institution, to its foundations, and now it's trying to get control over Sky Arabia. This should be outrageous for anyone, especially viewers."

The channel intends to broadcast to more than 50 million households across the Middle East and North Africa region, according to network executives. It will be based in Abu Dhabi, with bureaux around the world.

The channel will enter a TV-news market in competition with Al Jazeera, Al Arabiya, and BBC Arabic, among others.

Professor David Miller, a sociologist at Scotland's Strathclyde University and co-founder of the media watchdog group Spinwatch, told Al Jazeera that he feels the Sky News Arabia venture is "unsafe".

"I don't know what the regulating authority would be in this case, but it certainly does not bode well for a news organisation to have Sky or NewsCorp involved at all.".

Source: http://www.aljazeera.com/indepth/features/2011/07/201171993551683626.html



Pangeran Negeri Wahabi-Salafy Walid bin Talal dan Raja Media Zionis Rupert Murdoch
Kerjasama Arab Saudi, Israel dan Amerika untuk membunuh pimpinan Hizbullah Hasan Nasrullah sekutu Iran

http://palestinianpundit.blogspot.com.au/2007/07/us-israel-plotting-to-kill-nasrallah.html
Kerjasama Arab Saudi dengan Zionis melawan Iran

http://www.crescent-online.net/2010/10/arabian-rulers-align-themselves-with-zionism-and-imperialism-against-islamic-iran-2771-articles.html
Terakhir….. sampai-sampai urusan haji Arab Saudi menyewa perusahaan sekuriti zionis G4S, silahkan baca surat terbuka “Friends Of Al Quds“ kepada Duta Besar Saudi Arabia di London.

FOA Open Letter to Royal Embassy of Saudi Arabia on G4S.

http://foa.org.uk/news/foa-open-letter-to-royal-embassy-of-saudi-arabia-on-g4s

Dari semua latar belakang tersebut jelas sekali bahwa Arab Saudi diakuai ataupun tidak sangat ngebet bersama zionis untuk menghancurkan “Republik Islam Iran”, jadi nggak heran jika mereka bekerjasama dalam hal ini, apalagi mereka sudah mengkafirkan syiah, dan sudah di amini oleh misionaris-misionaris salafy-wahabi lokal disini yang mengatakan bahwa syiah lebih berbahaya dari zionis, darah mereka halal ( http://www.albaladnews.net/more.php?newsid=75458&catid=2 ), lalu apa yang harus ditutupi tentang hubungan haram zionis dan Dinasti Al saud yang wahabi-salafy ini? Bukankah ini demi menghancurkan musuh bersama mereka Iran yang syiah itu? Bukankah Arab Saudi dan negara-negara Arab antek Amerika dan Zionis itu telah pernah mengeroyok Iran begitu Republik Islam Iran diproklamirkan dalam perang Iran-Irak (September 1980 – Agustus 1988) guna memuluskan hegomoni Amerika, Zionis dan Barat di Timur Tengah? Bukankah mereka masih mendendam untuk menjatuhkan rezim Islam di Iran? Lalu apa tujuan negara-negara Arab boneka Amerika/Zionis itu khususnya Dinasti Al Saud menyediakan negaranya sebagai tempat pangkalan-pangkalan militer Amerika? apakah untuk menyerang Israel guna membebaskan Al Quds dan Palestina? atau menggulingkan Republik Islam Iran? hanya salafy-wahabi yang tidak faham akan hal ini!


Pangkalan Militer Amerika Di Arab Saudi

Kasihan para salafy-wahabi (khususnya jihadis) tidak sadar-sadar (dan sepertinya tidak akan sadar, karena hati mereka telah tertutup oleh kebencian dan kefanatikan) bahwa mereka telah dipakai oleh negeri 1001 muthowek bayaran para amir (Arab Saudi antek amerika/zionis) untuk ber’jihad” di negara-negara Islam (bukan di Palestina) demi memuluskan proyek dan agenda zionis, Amerika dan Barat di Timur Tengah, mengamankan Israel dan selanjutnya mereka terus menguasai kekayaan sumber-sumber alam negara-negara Islam mulai Afghanistan hingga Timur Tengah. Setelah Afghanistan Irak, Libya mereka hancurkan dengan menggunakan tangan para jihadis salafy-wahabi ini, sekarang Suriah dan Yaman mereka garap dan segala fitnah mereka tebar.

Mantan Konsul Jenderal Israel di New York menunjukkan kegembiraannya arab/Islam baku bunuh di Suriah:

“Dalam permainan playoff anda perlu kedua tim kalah, dan anda tidak ingin salah satunya menang, kami puas dengan ini” kata Alon Pinkas mantan Konsul Jenderal Israel di New York. “Biarkan mereka berdarah-darah (saling bunuh) sampai mati, itu pemikiran strategis disini, selama ini berlangsung (saling bunuh di Suriah) maka tidak ada ancaman nyata (bagi Israel) dari Suriah.

baca selengkapnya di:

http://www.nytimes.com/2013/09/06/world/middleeast/israel-backs-limited-strike-against-syria.html?pagewanted=all&_r=2&

Makanya Israel terlibat di Suriah dan melakukan beberapa kali pemboman guna mendukung para jihadis wahabi-salafy yang direkrut dari seluruh dunia termasuk dari Indonesia. Kenapa mereka tidak sadar-sadar bahwa mereka dipakai? mulai Perang Afghanistan, Iran-Irak, sekarang Suriah dan Yaman. Bukankah korban peperangan tersebut yang jutaan jumlahnya adalah Umat Islam baik suni maupun syiah, bahkan mayoritasnya adalah suni, juga non muslim dan warga sipil lainnya yang tak berdosa?

Hanya orang idiot dan fanatik saja yang tidak percaya hubungan mesra Arab Saudi dan Zionis ini !! apalagi berita terakhir terkait hubungan Saudi-Zionis ini disebutkan bahwa agen rahasia Israel berkunjung ke Arab Saudi untuk inspeksi pangkalan militer negara itu guna persipan serangan ke Iran baca:

Officals: Israelis in secret trip to inspect Saudi bases. Could be used as staging ground for strikes against Iran.

http://kleinonline.wnd.com/2013/11/24/officals-israelis-in-secret-trip-to-inspect-saudi-bases-could-be-used-as-staging-ground-for-strikes-against-iran/

Karenanya kita di Indonesia harus berhati-hati jangan terpancing isu-isu dan fitnah yang disebarkan oleh da’i dan misionaris salafy-wahabi bayaran Dinasti Al Saud untuk memecah belah umat Islam dengan fitnah-fitnah sektarian dan permusuhan antar mazhab di negara tercinta NKRI ini, jangan jadikan Indonesia porak poranda seperti Timur Tengah, jangan biarkan mereka mengimpor konflik Timur Tengah ke negara kita, ujung-ujungnya nanti yang rugi kita sendiri baik itu muslim atau non muslim, baik itu sunni maupun syiah dan mazhab-mazhab lainnya. lebih lengkapnya tentang hal ini ada baiknya anda mengikuti tulisan-tulisan blogger KabarIslam yang banyak mengamati tentang hal ini
http://kabarislam.wordpress.com/2013/11/16/hati-hati-terhadap-isyu-syiah-bukan-islam-akhirnya-sunni-juga-dibantai/
http://kabarislam.wordpress.com/2013/01/28/sejak-1980-sudah-26-juta-muslim-tewas-diadu-domba-wahabi/
http://kabarislam.wordpress.com/2012/11/21/foto2-mesranya-arab-saudi-dan-wahabi-dengan-as-dan-israel/
http://kabarislam.wordpress.com/2012/12/15/cara-arab-saudisalafi-wahabi-bantu-israel-bunuh-ummat-islam-di-timur-tengah/
http://kabarislam.wordpress.com/2012/09/01/musuh-salafi-wahabi-adalah-syiah-bukan-yahudi-dan-nasrani-yang-jelas-kafir-dan-membantai-jutaan-muslim-di-palestina-iraq-dan-afghanistan/
http://kabarislam.wordpress.com/2013/01/14/arab-saudi-atau-iran-yang-bantu-as-serang-iraq/
http://kabarislam.wordpress.com/2013/10/16/inilah-media2-fitnah-yang-mengaku-islam/
http://kabarislam.wordpress.com/2012/09/10/mewaspadai-berita-yang-mengadu-domba-manusia/
http://kabarislam.wordpress.com/2013/04/09/buat-para-penggemar-berita-arrahmah-com-dan-voa-islam-com/
http://kabarislam.wordpress.com/2009/09/08/mewaspadai-berita-orang-fasik-dan-adu-domba/

Selanjutnya kunjungi saja blog tersebut
*****

Serang Iran, Arab Saudi Ajak Kerjasama Zionis Israel

SUMBER: (Media Salafy) http://www.islamulyaum.com/berita-islam-luar-negeri/60/2013/serang-iran-arab-saudi-ajak-kerjasama-zionis-israel.

Islamulyaum.com – Para pejabat Saudi mengaku melakukan langkah darurat dengan mengajak kerjasama Intelijen Israel, Mossad Israel, untuk menyerang Iran jika Iran tidak menghentikan program nuklirnya.

Seperti yang dilansir oleh The Sunday Time, Saudi Arabia setuju memberikan fasilitas udaranya digunakan oleh Israel untuk menyerang negara syiah Iran. Saudi juga siap membantu Israel untuk menyerang Iran dengan menggunakan drone (pesawat tanpa awak), helikopter dan lain lain.

“Saudi bersedia secara tulus untuk membantu Israel dalam melawan Iran” ungkap laporan dari The Sunday Time.

Apakah aneh jika Arab Saudi melakukan kerjasama dengan Israel yang notabene merupakan musuh bersama umat Islam? Tidak, karena beberapa tahun terakhir, Arab Saudi bahkan mengekor kepada Amerika. Jika kepada Amerika saja menurut, apalagi kepada Israel yang merupakan saudara kembar Amerika.

(Syiah-Ali/Kabar-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

0 komentar: