Senin, 27 Juni 2016

SILSILAH PANGERAN KAJORAN TAHUN 1677


“Saya sering menceritakan tentang sepak terjang Pangeran Kajoran, Pangeran yg melegenda dlm sejarah Mataram karena bersama Pangeran Trunojoyo sang menantu beliau telah meluluh lantakkan Kraton Plered.

Mungkin bnyk diantara kita yg tidak tahu silsilah beliau baik saya unggahkan bersumber dr ranji silsilah yg beliau tulis sendiri pd tahun 1677.”


SILSILAH ASLI PANGERAN KAJORAN / PANEMBAHAN RAMA KAJORAN Makam di Klaten.

→ Nabi Muhammad SAW .
→ Sayyidah Fathimah Az-Zahra .
→ Al-Imam Sayyidina Hussain
→ Sayyidina ‘Ali Zainal ‘Abidin
→ Sayyidina Muhammad Al Baqir
→ Sayyidina Ja’far As-Sodiq .
→ Sayyid Al-Imam Ali Uradhi .
→ Sayyid Muhammad An-Naqib .
→ Sayyid ‘Isa Naqib Ar-Rumi
→ Ahmad al-Muhajir .
→ Sayyid Al-Imam ‘Ubaidillah .
→ Sayyid Alawi Awwal .
→ Sayyid Muhammad Sohibus Saumi’ah .
→ Sayyid Alawi Ats-Tsani .
→ Sayyid Ali Kholi’ Qosim .
→ Muhammad Sohib Mirbath .
→ Sayyid Alawi Ammil Faqih .
→ Al Imam Abdul Malik Azmatkhan
→ Sayyid Abdullah Azmatkhan .
→ Sayyid Ahmad Shah Jalal .
→ Sayyid Syaikh Jumadil Qubro al-Husaini or Syekh Jamaluddin Akbar al-Husaini .
→ Syeikh Maulana Malik Ibrahim Asmara Qandi
→ Sayyid Ampel Denta Surabaya
→ Sayyid Kalkum Wotgaleh / Pangeran Tumapel / Pangeran Lamongan bergelar pula Panembahan Agung Adipati Ponorogo Kaping 2
→ Pangeran Maulana Mas Ing Kajoran / Panembahan Agung Kajoran
→ Pangeran Agus Kajoran/ Raden Surasa / Pangeran Bagus Srimpet Adipati Lasem bergelar Adipati Tejakusuma I + Putri Ki Ageng Pemanahan
→ Pangeran Raden Ing Kajoran + RA Wongsocipto putri Panembahan Senopati

→ Pangeran Kajoran / Panembahan Rama Kajoran Pimpinan Pemberontakan terhadap Mataram 1676 – 1679

Berputra putri :
1. Raden Ayu Suronadi menikah dengan Pangeran Harya Wiramenggala

2. Raden Ayu Turnajaya menikah dengan Pangeran Turnajaya

3. Raden Wirakusumo ( memimpin pemberontakan setelah ayahnya )

4. Raden Penganteen alias Bree Penganten Adipati Malang

5. Raden Kartanagara gugur bersama p kajoran th 1679

6. Raden Wangsadika gugur bersama p kajoran 1679.

7. Pangeran Somajaya

8. Raden Ayu Suralaya

9. Panembahan Joko Sumyang

10. Raden Sastrojoyo / Adipati Cokrojoyo I

11. RA Tumengung Mataram istri Purbaya III ( yg bergabung dgn kelompok Cina di lasem dan terkenal dengan nama geger pecinan dipimpin Sunan Kuning / Raden Mas Garendi )

12. Dan beberapa wanita lagi.

‪#‎sedang‬ saudara saudara kandung Pangeran Kajoran / Panembahan Rama Kajoran antara lain :

. Raden Ayu Panembahan Raden menikah dengan Panembahan Raden bin Pangeran Mas Adipati Wijoyo Ing Pajang atw lebih terkenal dgn nama Mbah Sambu.

. Raden Ayu Panembahan Purbaya menikah dengan Panembahan Purbaya II

. Pangeran Arya Panular / Pangeran Arya Anom ( Mertua Amangkurat I )

. Raden Bapang

. Pangeran Secaki

. Pangeran Bima

Dst….

(Sumber Ranji Silsilah Pangeran Kajoran 1677, Serat Tjandrakanta 1926 karya Ngabehi Tjandrapradanta dan Padmosusatro tahun 1898).


(Ranji-Sarkub/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Silsilah Nasab Panglima Ceng Ho pun Di Palsukan, Hujjah Untuk Nasab Panglima Ceng Ho Sebagai Ahlul Bayt Rasulullah Sangat Lemah


Bila pada 2015 urutan Ahlul Bayt didunia kisaran 36 – 42. Bagaimana mungkin pada 600 tahun yang lalu Nasab Panglima Ceng Ho sudah mencapai urutan 38…..???????

Jelas ini suatu hal yang sangat sangat mustahil. Untuk 2015 ini saja urutan nasab Sayyid Wangsa Kajoran hingga ke Rasulullah baru di urutan 38 ( karena leluhurnya rata rata berusia panjang panjang ).

Jadi dengan demikian penisbatan nasab oleh Para Profesor Cina terhadap Nasab Laksamana Ceng Ho ke Nabi Muhammad jelas TERTOLAK. Hal Bagus dari Penelitian Para Profesor Cina itu Justru di temukan catatan catatan Kuno di Cina Tentang Sayyid Ajjal merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW dan bersambung pula silsilah nasab nya dengan Walisongo di Indonesia …

Nasab Laksamana Cheng Ho menurut para profesor dari negeri Cina dan setelah direkonstruksi menurut data kanzun qalam.blog spot terlihat seperti dibawah ini :
01. Cheng Ho (Zheng He atau Haji Mahmud Shams 1371–1433) bin
02. Mi-Li-Jin (Ma HaZhi ) bin
03. Mi-Di-Na (Madina) bin
04. Bai-Yan bin
05. Na-Su-La-Ding (Nasruddin) bin
06. Sau-Dian-Chi (Sayyid Syamsuddin atau Sayyid Ajall) bin
07. Ma-Ha-Mu-Ke-Ma-Nai-Ding (Mahmud Kamaluddin) bin
08. Ka-Ma-Ding-Yu-Su-Pu (Kamaluddin Yusuf) bin
09. Su-Sha-Lu-Gu-Chong-Yue bin
10. Sai-Yan-Su-Lai-Chong-Na bin
11. Sou-Fei-Er (Sayyid Syafi’i) bin
12. An-Du-Er-Yi bin
13. Zhe-Ma-Nai-Ding (Zainal Abidin) bin
14. Cha-Fa-Er (Ja’far) bin
15. Wu-Ma-Er (Umar) bin
16. Wu-Ma-Nai-Ding (Aminuddin) bin
17. Hu-Fu-Ding bin
18. Mu-Xie (Musa) bin
19. Gu-Bu-Ding (Gulbuddin) bin
20. Ha-San (Hasan) bin
21. Yi-Si-Ma-Xin bin
22. Mu-Ba-Er-Sha (Muhammad Basya) bin
23. Lu-Er-Ding (Jamaluddin) bin
24. Ya-Xin (Yasin) bin
25. Mu-Lu-Ye-Mi bin
26. She-Li-Ma (Salim) bin
27. Li-Sha-Shi bin
28. E-Ha-Mo-De (Ahmad) bin
29. Ye-Ha-Ya (al-Hadi ila’l-Haqq Yahya) bin
30. E-Le-Ho-Sai-Ni (Al-Husaini ar Rassi) bin
31. Xie-Xin (Qasim) bin
32. Ibrahim bin
33. Yi-Si-Ma-Ai-Le (Ismail) bin
34. Yi-Bu-Lai-Xi-Mo (Ibrahim al Jamr) bin
35. Hasan al-Muthanna [menikah dengan Syarifah Fatimah binti Hou Sai-Ni (Husein bin Ali ra.)] bin
36. Hasan bin
37. Fatimah Az-Zahra (istri dari Ali ra.) binti
38. Nabi Muhammad

Sumber Data :
Rekonstruksi, Silsilah Laksamana Cheng Ho ?

http://kanzunqalam.com/2014/11/06/rekonstruksi-silsilah-laksamana-cheng-ho/
JELAS DATA DIATAS SANGAT TERTOLAK SEKALI BAGAIMANA MUNGKIN 600 TAHUN YANG LALU KETURUNAN RASULULLAH SUDAH MENCAPAI GENERASI YANG KE 38….!

Sarasilah Ceng Ho ini bagi saya bertaraf hujah yang LEMAH dan TERTOLAK. Ini bukanlah bukti kukuh bahwa Laksamana Cheng Ho seorang ahlul bayt Rasul seperti banyak dugaan orang selama ini, karena :
1. Boleh jadi ada kesalahan dalam sarasilah ini yang disengajakan ataupun tidak. Belum tentu Cheng Ho benar-benar berketurunan Nabi Muhammad SAW. Banyak kes di seluruh dunia menunjukkan salasilah sesuatu keturunan mengalami pengubah suaian karena faktor-faktor politik, keselamatan, pengaruh dan lain-lain.
2. Tidak bisa menjadi dasar seorang yang lahir dalam kalangan muslim akan kekal sebagai muslim juga sehingga ke akhir hayatnya. Apalagi kita temukan bukti bahwa ceng ho membangun banyak Klenteng, dan Patung2 Dewi Laut. Meninggalnya pun di Kremasi bukan dikuburkan seperti layaknya seorang muslim. Meskipun di Cina ada kuburannya namun pemerintah setempat telah menyatakan bahwa kuburan itu kosong, hanya sebagai simbolik utk menghormati Ceng Ho.

Namun hujjah yang baik di sini ialah Cheng Ho lahir dari keturunan muslim. Sekarang tumpukan perhatian kepada Suo-Fei-Er pada tangga ke-26.

Siapakah beliau ???

“Dalam Mukaddimah Silsilah Marga Cheng tercatat bahawa Suo-Fei-Er/Saiyidina Syafi’i ialah Kaisar Kerajaan Bokhari. Pada tahun Xi Ning ke-3 Dinasti Song (1070 M) Saiyidina Syafi’i menyerahkan diri kepada Kaisar Song Tiongkok akibat negerinya diserang oleh negara tetangganya……. Ternyata Cheng Ho ialah keturunan dari Saiyidina Syafi’i.” (5)

Li-Sha-Shi yang berada di tangga ke-10 dikatakan pemerintah kerajaan Mi-Si-Le, yang berkemungkinan wilayah Mosul di Iraq. Sayyid Syafi’i yang berada di tangga ke-26 pula dikatakan pemerintah di Bokhari, yang mungkin Bukhara di Uzbekistan hari ini. Cheng Ho pula lahir di China. Dari sudut penghijrahan keturunan ini nampaknya seakan-akan ada kesinambungan. Dari Iraq, berkembang ke Uzbekistan dan berkembang pula ke China. Dari Asia Barat ke Asia Tengah ke Asia Timur.

Jalur keturunan dari Sayyid Syafi’i sampai ke Cheng Ho pun bertaraf lemah juga kerana ada pertikaian yang akan dibentangkan di bawah nanti. Oleh itu dari Sayyid Syafi’i hingga ke Nabi Muhammad tentulah lebih LEMAH lagi.

Mari kita lihat para pengisi salasilah dari Sayyid Ajal hingga Cheng Ho:
•Sayyid Ajall/ Syamsuddin
• Nu-Su-La-Ding (Nasruddin) – anak pertama Sayyid Ajal.
• Bai-Yan
• Mi-Di-Na/ Haji (Madinah)
• Mi-Li Jin/ Ma Haji
• Ma He/ Cheng Ho

Namun seorang pengkaji bernama Qiu Shusen memberikan jalur keturunan Cheng Ho yang lain:
• Sayyid Ajal/ Shamsuddin
• Shan-Su-Ding-Wu-Mo-Li / Shamsuddin Umar – anak keempat Sayyid Ajal.
• Bai Yan
• Mi-Di-Na/ Haji
• Mi-Li-Jin/ Ma Haji
• Ma-He / Cheng Ho (6)

Salasilah Cheng Ho dibabar lagi oleh seorang pengkaji lain bernama Zheng Yijun. Jalur keturunan yang diberikannya ialah :
• Sayyid Ajal/ Syamsuddin
• Ma-Su-Hu –anak kelima Sayyid Ajal
• Ma-Bai-Yan
• Cha-Er-Mi-Di-Na
• Mi-Li-Jin/ Ma Haji
• Cheng Ho (7)

Jadi, siapa sebenarnya anak Sayyid Ajal/Shamsuddin yang menjadi bapa kepada Bai-Yan ?
1. Nu-Su-La-Ding (Nasruddin) – anak pertama Sayyid Ajal ?
2. Shan-Su-Ding-Wu-Mo-Li / Shamsuddin Umar – anak keempat Sayyid Ajal ?
3. Ma-Su-Hu –anak kelima Sayyid Ajal ?

Yang mana hal ini tentunya menurunkan sedikit kredibiliti (meLEMAHkan) salasilah Cheng Ho menuju ke Sayyid Ajal, apa lagi menunju ke Nabi Muhammad SAW.

Namun ketiga-tiga pengkaji setuju bahawa Cheng Ho keturunan Sayyid Ajal dan Sayyid Syafi’i.
Sesungguhnya Ceng Ho Bukanlah seorang Muslim seperti banyak di beritakan akhir akhir ini. Bukti peninggalan Cheng Ho di THAILAND Selatan berupa tempat sembahyang umat BUDDHA ada tercatat juga di prasasti (jika muslim/islam ini namanya sirik membuat berhala dan tidak sesuai dengan syariat islam) .

Panglima Cheng Ho membangun beberapa kuil di Sri Lanka, Thailand, Semarang begitu juga di china daratan pembangunan tempat sembahyang dewi MAZU, MA CO PO atau dewi laut.

Pertanyaan simple kalau cheng ho itu betul Islam dari lahir jelas dia tahu itu melanggar akidah agamanya KECUALI memang Cheng Ho BUKAN ISLAM tulen tidak menjadi masalah membangun tempat sembahyang non-islam.

Bukan saja di luar daratan China pembangunan ibadah Non muslim oleh Zhang He ,di China sendiri terdapat di Nanjing.

Bagaimana bisa meng-klaim Cheng Ho Islam bahkan seorang dzurriyat Rasulullah SAW jika Dia sendiri membangun tempat sembahayang dewa dewa Tao ?????

Cheng Ho adalah sida sida/kasim yang tentunya sudah disunat habis dan kasim kasim adalah banci agar tidak meniduri atau menganggu selir2 kaisar. Hal ini terlarang dalam Agama Islam.

Hanya cina muslim malaysia dan indonesia saja yang mengakui dan percaya cheng ho adalah muslim
Klaim klaim promosi cina bahwa Cheng Ho Islam baru tersiar pada tahun 1980 diterbitkan buku tersebut di malaysia oleh seorang keturunan china malaysia. sebelum itu selama ratusan tahun tidak pernah terdengar bahwa ceng ho muslim dan ahlul bayt Rasul dan bagaimana jika klaim cheng Ho buddha di lakukan oleh masyarakat Thailand yang jelasnya bukti peninggalannya ada dan masih berdiri kokoh hingga sekarang ,tapi memang kekonyolan ini hanya ada di Indonesia saja main klaim untuk promosi keimanan yang sesat.

BUKAN HANYA DI THAILAND SELATAN SAJA ADA PRASASTI DAN KUIL BUDDHA YANG DI BANGUN OLEH ZHANG HE TAPI DI SRI LANKA DINAMAKAN Galle Trilingual Inscription dan sekarang tersimpan di museum Colombo National Museum.(INI BUKTI JELAS LAGI )
http://en.wikipedia.org/wiki/Galle_Trilingual_Inscription

The Galle Trilingual Inscription was a stone tablet inscription in three languages, Chinese, Tamil and Persian, that was erected in 1411 in Galle, Sri Lanka to commemorate the second visit to Sri Lanka by the Chinese admiral Zheng He by offerings made by him and others to the Buddhist Temple on the Mountain of Sri Lanka. It was discovered in Galle in 1911 and is now preserved in the Colombo National Museum.
On his third voyage, Zheng He sailed from China in 1409, and carried with it the trilingual tablet which Zheng He planned to erect in Sri Lanka. The date equates to 15 February 1409, indicating that it was inscribed in Nanjing before the fleet set out. The Chinese portion gives praise to Buddha and records lavish offerings in his honour

Artikel lengkap zhang he/CHENG HO bukan muslim juga terdapat di perpustakaan umum beijing ,china DIMANA ADAT ISTIADAT TAOISME YAITU KREMASI/MEMBAKAR JENASAH ZHANG HE /CHENG HO DENGAN ADAT TAO (JELAS BERTENTANGAN DENGAN KULTUR ISLAM YANG HARUS DI KUBUR)

Pernyataan tersebut memang benar terbukti

Winata Tee:
Namun Zheng He, seperti lazimnya pelaut bangsa Cina mrk masih berkeyakinan pada TAO yg mana dia selalu membawa boneka Dewi Laut ( MA CO PO = Ma Tsu) dan doa selalu dipanjatkan pagi sore utk memohon keselamatan armadanya dlm perjalanan agungnya di tahun 1421-1423
Temple of the Taoist goddess Tian Fei, the Celestial Spouse, in Fujian province, to whom he and his sailors prayed for safety at sea. This pillar records his veneration for the goddess and his belief in her divine protection, as well as a few details about his voyages. Visitors to the Jinghaisi (Àų¤»û¡Ë in Nanjing are reminded of the donations Zheng He made to this non-Muslim area. Although he had been buried at sea, a monument was built to him on land, and this monument was later renovated in an Islamic style. In the modern world Zheng He has been used as a symbol of religious tolerance.The government of the People’s Republic of China uses him as a model to integrate the Muslim minority into the Chinese republi
Bearti dengan demikian jelas sudah selama ini Islamisasi penyesatan bahkan dibuat film tentang Cheng Ho diperankan oleh seorang pejabat di negeri ini hanya akan jadi bahan olok olok generasi berikutnya yang sudah tahu kenyataan HISTORY ini akibat Islamisasi yang salah.

Yang pasti memang berbahaya Jika sampe sejarah Zhang He ini di-Islamisasikan sama saja membodohi generasi penerus yang akan membuat bodoh/kerdil suatu bangsa. Tugas Cengho melakukan ekspedisi ke selatan mengunjungi semua kerajaan2 Islam bertujuan menarik upeti sebagai tanda takluk kerajaan2 Islam tsb kepada kerajaan langit di Cina pusat. Bangkitnya ekonomi Cina disertai kebangkitan teknologinya mendorong umat Islam di Indonesia dan didunia untuk menjagoinya karena dianggapnya bisa diharapkan mengalahkan Amerika.

Salah satu taktiknya adalah mengusung se-olah2 Cengho beragama Islam. Dilain pihak, negara Cina sekarang berusaha mendominasi ekonominya kesemua negara Islam, “gayung bersambut”, Cina mendukung anggapan bahwa Cengho beragama Islam, dan sejarah Cina di Cina sendiri sekarang sudah diubah dan dongeng2 tentang Cengho beragama Islam dipopulerkan untuk menembus dominasi Cina di semua negara2 Islam termasuk di Indonesia. Kedua pihak saling memanfaatkan, kalo umat Islam memanfaatkan agar Cina menjadi benteng memerangi Amerika, maka Cina memanfaatkan dongeng2 Cengho ini untuk dominasi ekonomi ke negara2 Islam sementara agama Islam sendiri diperangi didalam negerinya karena berusaha mendirikan negara terpisah dari Cina. Islam didalam negeri Cina sendiri dianggap resmi sebagai agama terrorist yang selalu mendapatkan pengawasan sangat ketat bahkan lebih ketat daripada Dalai Lhama Tibet dimana hal ini bisa dibuktikan dengan ditangkapnya ratusan terrorist Jihad Islam yang menyusup dari Turki untuk mengacaukan Olympiade Bejing baru2 ini.

Sudah banyak saya tulis sebelumnya bahwa Cengho bukan beragama Islam melainkan kasim raja yang sudah dikebiri dan bertugas mengurus selir2 raja yang berasal dari kerajaan2 Islam yang ditaklukannya.
Kerajaan manapun didunia, pegawainya ataupun jenderal2nya harus sama agamanya dengan rajanya.
Bahkan semua kerajaan Islam mana ada jendralnya yang beragama bukan Islam ????
Semua kuil2 Sam Po Kong yang didirikan oleh Cengho akhirnya dijadikan mesjid oleh umat Islam melalui pengrusakan patung2nya dan memutar balik sejarah Cengho itu sendiri se-olah2 Cengho beragama Islam.
Bahkan ada pesantren yang menceritakan bahwa isteri2 Cengho juga semuanya Islam. Padahal Cengho itu orang kebiri kepercayaan raja, mana mungkin punya isteri. Tidak tanggung2, hampir semua ulama di pesantren2 di Jawa yang terkenal sering berdakwah bahwa dirinya merupakan keturunan Cengho.

Ceng Ho tidak pernah membaca AlQuran, tidak pernah Shalat 5 waktu, tidak mampu bahasa Arab.
Bahkan dia berjasa menangkapi gadis2 Islam dari kerajaan Champa untuk dijadikan selir raja2 Hindu di Pulau Jawa.

(sumber ini bisa kita cari di perpustakaan umum beijing,CHINA) dimana juga hanya menggalang hubungan bilateral antar negara bukan menyebarkan Islam,mandat kaisar waktu itu jelas tidak akan dilawan dan tidak pernah ada intruksi dari Kaisar CHINA Cheng HO harus SYIAR.

BENTUK ISLAMISASI CHENG HO DILAKUKAN OLEH Residen Poortman DIMANA TULISAN TULISAN TAOISME PENINGGALAN CHENG HO DI KLENTENG SAM PO KONG SEMARANG DIRAMPAS, DIMUSNAHKAN.

Dengan melakukan penelitian terhadap sumber berbahasa Cina, baik yang ada di Nusantara maupun di daratan Cina terdapat banyak data bahwa CHENG HO bukanlah muslim dan Bukan Keturunan Nabi Muhammad SAW.

==================================

“NASAB PALSU CENG HO INI PERLU KITA PERTANYAKAN ULANG DARI PARA PENULISNYA !!!!”

Wallahu a’lamu bishshawab

# Urutan Silsilah (terkecuali no.32,35 dan 36), bersumber dari :
Kong Yuanzhi, Cheng Ho – “Muslim Tionghoa, Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara”, Jakarta, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011,ms. 37
(myalexanderwathern.blogspot,com)

# Data silsilah berdasarkan buku “Ahlul Bait Rasulullah SAW & Kesultanan Melayu”, tidak terdapat urutan 17 dan 18. Jadi urutan 16 [Wu-Ma-Nai-Ding (Aminuddin)], adalah putera urutan 19 [Gu-Bu-Ding (Gulbuddin)]…

Referensi :
(1) Hamka, Star Weekly, 18 Mac 1961.
(2) Kong Yuanzhi, Cheng Ho – “Muslim Tionghoa, Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara”, Jakarta, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011,ms. 37
(3) Kong Yuanzhi, Cheng Ho – “Muslim Tionghoa, Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara”, Jakarta, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011,ms. 19-20.
(4) H. Usman Effendy, “Laksamana Haji Cheng Ho Belayar ke Indonesia sebagai Niagawan dan Mubaligh”, Angkatan Bersenjata, 18 Julai 1987
(5) Kong Yuanzhi, Cheng Ho – “Muslim Tionghoa, Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara”, Jakarta, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011,ms. 21.
(6) Nama ini difikirkan Mokhri Hussin.
(7) Kong Yuanzhi, Cheng Ho – “Muslim Tionghoa, Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara”, Jakarta, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011,ms. 20.
(8) Qiu Shuhen, “Moyang Cheng Ho dan Cheng Ho”, Panitia (ED.), II, 1985, ms 97-113.
(9) Zheng Yijun, “Tentang Pelayaran Cheng Ho ke Samudera Barat”, Bali Penerbit Samudra, Beijing, 1985, ms 25.

(Ranji-Sarkub/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

SILSILAH HUBUNGAN KEKERABATAN SUNAN TEMBAYAT & KI AGENG GIRING


→ Nabi Muhammad SAW .
→ Sayyidah Fathimah Az-Zahra .
→ Al-Imam Sayyidina Hussain
→ Sayyidina 'Ali Zainal 'Abidin
→ Sayyidina Muhammad Al Baqir
→ Sayyidina Ja'far As-Sodiq .
→ Sayyid Al-Imam Ali Uradhi .
→ Sayyid Muhammad An-Naqib .
→ Sayyid 'Isa Naqib Ar-Rumi
→ Ahmad al-Muhajir .
→ Sayyid Al-Imam 'Ubaidillah .
→ Sayyid Alawi Awwal .
→ Sayyid Muhammad Sohibus Saumi'ah .
→ Sayyid Alawi Ats-Tsani .
→ Sayyid Ali Kholi' Qosim .
→ Muhammad Sohib Mirbath .
→ Sayyid Alawi Ammil Faqih .
→ Al Imam Abdul Malik Azmatkhan
→ Sayyid Abdullah Azmatkhan .
→ Sayyid Ahmad Shah Jalal .
→ Sayyid Syaikh Jumadil Qubro al-Husaini or Syeikh Jamaluddin Akbar al-Husaini → Syeikh Maulana Malik Ibrahim Asmara Qandi
→ Sayyid Ampel Denta Surabaya
→ Pangeran Tumapel / Pangeran Lamongan / Syaikh Kambyah

→ Sunan Pandanaran II / Sunan Tembayat Makam Ing Bayat,

→ Nyai Ageng Giring + Kyai Ageng Giring II / Kyai Madalem Jabal Kanil

→ Kyai Ageng Dadap Tulis Ing Tembayat berputra :

1. Kyai Ageng Penghulu Tembayat
2. Kyai Ageng Ketib Imam
3. Kyai Ageng Martosari

====================================================

1. Kyai Ageng Penghulu Tembayat berputra

→ Kyai Ageng Djiwo berputra

→ Kyai Ageng Muhtaram berputra

→ Kyai Ageng Jalataruna I berputra

→ Kyai Ageng Jalataruna II berputra

→ Kyai Ageng Dadapan berputra

→ Kyai Ageng Pengulu Sengari Tembayat

2. Kyai Ageng Ketip Imam berputra

→ Kyai Tuwan Loji berputra

→ Kyai Ageng Kali III

3. Kyai Ageng Martosari berputra

→ Kyai Ageng Martosari II berputra

dan seterusnya……….

Sumber : Ranji Silsilah Keluarga Besar Sunan Tembayat Ing Tembayat.



(Ranji-Sarkub/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Silsilah Sunan Gunung Jati Cirebon / Syarif Hidayatullah dan Keturunannya di Cirebon & Banten, Merupakan Keturunan Al-Alawiyin. Nasabnya Sampai Fatimah -AZ-Zahra


  • Nabi Muhammad SAW
  • Fatimah Az-Zahra
  • Al-Husain putera Ali bin Abu Tholib dan Fatimah Az-Zahra binti Muhammad
  • Al-Imam Sayyidina Hussain
  • Sayyidina ‘Ali Zainal ‘Abidin bin
  • Sayyidina Muhammad Al Baqir bin
  • Sayyidina Ja’far As-Sodiq bin
  • Sayyid Al-Imam Ali Uradhi bin
  • Sayyid Muhammad An-Naqib bin
  • Sayyid ‘Isa Naqib Ar-Rumi bin
  • Ahmad al-Muhajir bin
  • Sayyid Al-Imam ‘Ubaidillah bin
  • Sayyid Alawi Awwal bin
  • Sayyid Muhammad Sohibus Saumi’ah bin
  • Sayyid Alawi Ats-Tsani bin
  • Sayyid Ali Kholi’ Qosim bin
  • Muhammad Sohib Mirbath (Hadhramaut)
  • Sayyid Alawi Ammil Faqih (Hadhramaut) bin
  • Sayyid Amir ‘Abdul Malik Al-Muhajir (Nasrabad, India) bin
  • Sayyid Abdullah Al-’Azhomatu Khan bin
  • Sayyid Ahmad Shah Jalal @ Ahmad Jalaludin Al-Khan bin
  • Sayyid Syaikh Jumadil Qubro @ Jamaluddin Akbar Al-Khan bin
  • Sayyid ‘Ali Nuruddin Al-Khan @ ‘Ali Nurul ‘Alam
  • Sayyid ‘Umadtuddin Abdullah Al-Khan bin
  • Sunan Gunung Jati @ Syarif Hidayatullah Al-Khan
SYARIF HIDAYATULLAH – SUNAN GUNUNG JATI berputera :
  1. Ratu Ayu Pembayun
  2. Pangeran Pasarean / Muhammad Tajul Arifin
  3. Pangeran Jaya Lelana
  4. Maulana Hasanuddin Banten
  5. Pangeran Bratakelana / Pangeran Gung Anom
  6. Ratu Winaon
  7. Pangeran Trusmi.




















(Ranji-Sarkub/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Perhatian Ulama terhadap silsilah keturunan Nabi saw


Dalam berbagai kitab umat Islam yang berkaitan dengan ilmu fiqih dan ilmu hadits, diantaranya ditulis hukum-hukum yang berkenaan dengan ahlu bait atau keluarga nabi saw, baik yang berkaitan dengan masalah zakat, pernikahan, wasiat dan lain sebagainya. Begitu pula dalam buku sejarah Islam, banyak ditulis mengenai prikehidupan ahlu bait, bahkan ulama-ulama yang menulis buku tersebut berpesan dan memerintahkan kepada kaum muslimin untuk menjaga kehormatan keluarga Nabi saw dengan mencatat keturunan ahlu bait, sebagaimana hal itu telah terjadi di zaman Rasulullah saw dan para sahabatnya dengan menerima keterangan-keterangan tentang keturunan bangsa Arab dari para ahli nasab saat itu. Dalam kitab Irtiqau al-Ghuruf Fi Mahabbah al-Qurba Dzawi al-Syaraf, Imam Hafidz Syamsuddin al-Sakhawi berkata :

‘Bahwa ilmu nasab adalah suatu pengetahuan khusus dalam ilmu-ilmu atsar (hadits-hadits dan lainnya). Kemudian ia berkata : Dan yang lebih khusus lagi, ilmu itu mengandung pengetahuan tentang keturunan nabi Muhammad saw dan siapa saja yang tersangkut atau terikat nasabnya kepada beliau saw. Dengan pengetahuan itu dapatlah dibedakan antara keturunan Abdi Manaf dan keturunan Hasyim, keturunan Abdi Syam dan keturunan Naufal, Quraisy dan Kinanah, Aus dan Kharzraj, antara Arab dan yang bukan Arab (Ajam), antara yang berasal dari budak dan yang bukan budak‘.

Selanjutnya Imam Hafidz Syamsuddin al-Sakhawi berkata :

‘Dan daripada manfaatnya dalam urusan agama (syara’) ialah untuk mengetahui para khalifah dan urusan kafa’ah, jangan sampai kejadian perkawinan antara siapa-siapa yang diharamkan kawin yang satu dengan yang lainnya disebabkan adanya hubungan keturunan dan keluarga yang dekat, dan lebih jauh untuk mengurus siapa saja yang wajib diberi nafqah, dan berhak menerima warisan, …‘

Imam al-Mawardi al-Syafii dalam kitabnya al-Ahkam al-Sulthoniyah berkata :

‘Bahwa wajib atas seorang yang dipilih dan diangkat untuk mengurus keturunan dari golongan-golongan yang mempunyai turunan, yaitu menjaga keturunan mereka jangan sampai orang lain masuk di dalamnya, atau ada yang keluar dari keturunan itu, serta membedakan famili-famili dan keturunannya supaya jangan sampai timbul kekeliruan antara anak-anak dari satu bapak dan satu ibu‘.

Jamaluddin Muhammad bin Abubakar al-Asykhor dalam kitabnya yang berisi fatwa-fatwa pada fasal pembagian harta pusaka (faraidh), mengatakan :

‘Dan manakala diterangkan tentang nasab seseorang oleh seorang imam yang terpandang dan seorang alim yang tinggi pengetahuannya dalam ilmu nasab atau terdapat dalam karangan yang pengarangnya sangat perhatian terhadap karangan tersebut, untuk menjaga keturunannya, serta terkenal ia mempunyai pengetahuan yang cukup dalam ilmu nasab, berpegang kuat kepada agamanya dan selalu menjauhkan dirinya dari dari perbuatan yang melanggar agama dan menjaga dirinya dari bicara yang sia-sia, tidak ada satupun masyarakat yang ragu kepada dia, maka keterangannya itu dapat dijadikan alasan bagi hakim untuk hal itu’.

Syekh al-Qassar berkata :

‘Patutlah bagi setiap keluarga Nabi Muhammad saw, bahkan bagi sekalian kaum muslimin agar berkasih sayang dan menjaga keturunan yang mulia itu dengan mencatat keluarga dan keturunannya dengan teliti, agar tidak seorangpun bisa mengaku dirinya termasuk keturunan Rasulullah saw melainkan dengan alasan yang kuat, yaitu menurut apa–apa yang telah dilakukan oleh umat Islam yang lebih dulu, karena hal itu merupakan kehormatan dan kebesaran baginya’.

Syekh Ibnu Hajar al-Haitsami berkata, ‘Dan wajib bagi setiap orang bersikap kasih sayang kepada keturunan Nabi saw yang mulia ini dengan mencatatnya secara benar, agar tidak ada seorangpun yang mengaku bahwa dirinya termasuk keturunan nabi Muhammad saw dengan tanpa alasan’.

Berkata syekh Muhammad bin Ahmad Nabis dalam kitab salinan (syarah) Hamaziyah, yang dikutip dari Qadhi al-Asjhar Bardalah, sebagai berikut :

‘Bahwa sebenarnya tatkala umat Islam diperintah dengan hukum-hukum yang berkenaan dengan keluarga nabi Muhammad saw tentang urusan zakat dan sholawat kepadanya, dan haknya seperlima dari satu perlima (khumus) dan lain sebagainya, maka ditentukanlah untuk membedakan pelaksanaan hukum-hukum ini untuk keluarga nabi Muhammad saw dari yang lainnya. Untuk membedakannya agar dilakukan pemeriksaan yang luas dan penyelidikan yang mendalam, maka untuk keperluan itu diadakanlah Naqib (kepala dari bangsa sayid untuk melakukan urusan yang berkenaan dengan keluarga nabi Muhammad saw) baik di waktu dulu maupun diwaktu sekarang di semua kerajaan Islam.

(BenMashoor/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Serupa Tapi Tak Sama. Nama-nama Qabilah ini Serupa Dengan Nama-nama Qabilah Alawiyin, Tetapi Qabilah Tersebut Bukan Termasuk Alawiyin


Nama-nama qabilah ini serupa dengan nama-nama qabilah Alawiyin, tetapi qabilah tersebut bukan termasuk Alawiyin :
- Al-Bahar dari qabilah Muhammad bin Ghilan di Nahiyah Yaman
- Ba-jindan dari suatu qabilah di Hadramaut.
- Al-Junaid terdapat pula yang berasal dari Bani A’yan
- Al-Habsyi dari Bani Malik, Qabilah Ghomid di Bahah
- Al-Haddad dari famili Abul Khoil
- Al-Qadri dari masyayekh di Hadramaut.
- Basuroh dari qabilah Syaiban di Maqad, Dua’an Hadramaut
- Al-Shofi dari Bani Kindah
- Ba’aqil dari suatu qabilah di Aden dan Mukala
- Al-Atasi di Siria
- Ba’abud dari famili Al-Amudi
- Bafaqih dari famili Bin Afif di Hijrain Hadramaut dan Bafaqih dari keluarga Al-Amudi di Wadi Isir Du’an Hadramaut
- Bilfaqih dari suatu qabilah di Shibam Hadramaut
- Bafaraj dari suatu qabilah di Mukala Yaman
- Al-Kaf qabilah yang berasal dari Mekkah al-Mukarromah.
- Mugebel dari qabilah Ahlan di Sa’dah Yaman
- Al-Musawa dari qabilah Bani Nahat
- Al-Mutohar dari famili Al-Amudi
- Bin Yahya yang terdapat di Du’an Hadramaut

(Benmashoor/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Pesan Keluarga Rasul saw Tentang Nasab


Rasulullah saw bersabda :
“Wahai Bani Hasyim ! Janganlah sampai orang-orang lain menghadap padaku pada hari kiamat nanti dengan berbagai amal shaleh (baik), sedangkan kalian menghadapku hanya dengan membanggakan nasab (keturunan).”

Ali Bin Abi Thalib berkata :
“Barangsiapa yang bermalas-malasan (menangguhkan) amalnya, tidaklah tertolong atau dipercepat naik derajat karena mengandalkan nasab (keturunan).”

Diriwayatkan oleh Sufyan al-Tsauri, beliau berkata bahwa Daud al-Thoi pernah mendatangi Ja’far al-Shaddiq untuk minta pendapat dan nasehat, padahal beliau adalah seorang imam sufi ahli zuhud pada masanya.

Daud al-Thoi :
Wahai anak Rasulullah saw, wahai cucu nabi saw, Engkau adalah orang termulia, nasehatmu wajib menjadi pegangan kami, sampaikanlah/ berikanlah nasehatmu kepada kami.

Ja’far al-Shaddiq :
Sungguh aku takut, datukku akan memegang tanganku di hari kiamat nanti, dan berkata : mengapa engkau tidak mengikuti jejakku dengan sebaik-baiknya.

Demikian jawaban al-Shaddiq kepada Daud al-Thoi, padahal beliau tidak pernah meninggalkan jejak datuknya, Rasulullah saw.

Maka menangislah Daud al-Thoi dan berkata : “Ya Allah, Ya Tuhanku, jika demikian sifat orang dari keturunan Nabi saw, berakhlaq dan berbudi seperti datuknya dan Fathimah al-zahra, dalam kebingungan, khawatir belum sempurna dalam mengikuti jejak Nabi saw, bagaimana halnya dengan aku, Daud ini, yang bukan dari keturunan Nabi saw.

(Benmashoor/Ranji-Sarkub/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Kedudukan Ilmu Nasab dan Manfaat Mempelajari Ilmu Nasab Yang bersambung Hingga ke Rasulullah SAW


Berfirman Allah swt dalam alquran :

‘Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan, dan Kami jadikan kamu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa, supaya kamu mengenal satu sama lain. Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah ialah yang paling bertaqwa’.[1]

Diriwayatkan oleh Ibu Asakir dari Abdullah bin Abbas, Rasulullah saw bersabda :

‘Aku adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qusay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Firh (Quraisy) bin Malik (bin al-Nadhir) bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ah bin Adnan’.[2]

Diriwayatkan oleh al-Hakim dari Saad :

‘Ketika aku bertanya kepada Rasulullah saw : Siapakah aku ini ya Rasulullah saw ? Beliau saw menjawab : ‘Engkau adalah Saad bin Malik bin Wuhaib bin Abdi Manaf bin Zuhrah. Siapa saja yang mengatakan selain dari pada itu, maka baginya laknat Allah’.[3]

Diriwayatkan oleh Khalifah bin Khayyat dari Amr bin Murrah al-Juhni :

‘Pada suatu hari aku berada di sisi Rasulullah saw kemudian beliau saw bersabda : ‘Siapa yang berasal dari keturunan Maad hendaklah berdiri’. Maka aku berdiri tetapi Rasulullah saw menyuruhku duduk hingga tiga kali. Lalu aku bertanya : Dari keturunan siapa kami ya Rasulullah ? Beliau saw menjawab : ‘Engkau dari keturunan Qudha’ah bin Malik bin Humair bin Saba’.[4]

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda :

‘Pelajarilah silsilah nasab kalian agar kalian mengenali tali darah kalian, sebab menyambung tali darah dapat menambah kasih sayang dalam keluarga, menambah harta dan dapat menambah usia’.

Berkata Umar bin Khattab :

‘Pelajarilah silsilah nasab kalian, janganlah seperti kaum Nabat hitam jika salah satu di antara mereka ditanya dari mana asalnya, maka ia berkata dari desa ini’.

Imam al-Halimi berkata :

‘Hadits-hadits tersebut menjelaskan tentang arti pertalian nasab seseorang sampai kepada leluhurnya, dan apa yang dikatakan nabi Muhammad saw tentang nasab tersebut bukanlah suatu kesombongan atau kecongkakan, sebaliknya hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui kedudukan dan martabat mereka’.


Di lain riwayat dikatakan bahwa itu bukan suatu kesombongan akan tetapi hal itu merupakan isyarat kepada ni’mat Allah swt, yaitu sebagai tahadduts bi al-ni’mah. Sedangkan Imam Ibnu Hazm berpendapat bahwa mempelajari ilmu nasab adalah fardhu kifayah.

Pengarang kitab al-Iqdu al-Farid, Abdul al-Rabbih berkata :

‘Siapa yang tidak mengenal silsilah nasabnya berarti ia tidak mengenal manusia, maka siapa yang tidak mengenal manusia tidak pantas baginya kembali kepada manusia’.

Dalam Mukaddimah al-Ansab, al-Sam’ani berkata :

‘Dan ilmu silsilah nasab merupakan ni’mat yang besar dari Allah swt, yang karena hal itu Allah swt memberikan kemuliaan kepada hambanya. Karena dengan ilmu silsilah mempermudah untuk menyatukan nasab-nasab yang terpisah-pisah dalam bentuk kabilah-kabilah dan kelompok-kelompok, sehingga dengan ilmu silsilah nasab menjadi sebab yang memudahkan penyatuan tersebut’.

Referensi:
[1] Surat al-Hujurat ayat 13.
[2] Seggaf Ali Alkaf, Satu Kajian Mengenai Nasab Bani Alawi, hal. 41.
[3] Ibid, hal. 42.
[4] Ibid

(Ranji-Sarkub/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Silsilah Nasab Sultan Sepuh Syamsuddin Mertawijaya bin Panembahan Girilaya Seorang Panembahan Ratu Cirebon II Sampai Ke Sayyidah Fatimah Az Zahra


Berikut Urutan Silsilah yang kami dapatkan:

• Nabi Muhammad SAW
• Fatimah Az-Zahra
• Al-Imam Sayyidina Hussain
• Sayyidina ‘Ali Zainal ‘Abidin bin
• Sayyidina Muhammad Al Baqir bin
• Sayyidina Ja’far As-Sodiq bin
• Sayyid Al-Imam Ali Uradhi bin
• Sayyid Muhammad An-Naqib bin
• Sayyid ‘Isa Naqib Ar-Rumi bin
• Ahmad al-Muhajir bin
• Sayyid Al-Imam ‘Ubaidillah bin
• Sayyid Alawi Awwal bin
• Sayyid Muhammad Sohibus Saumi’ah bin
• Sayyid Alawi Ats-Tsani bin
• Sayyid Ali Kholi’ Qosim bin
• Muhammad Sohib Mirbath (Hadhramaut)
• Sayyid Alawi Ammil Faqih (Hadhramaut) bin
• Sayyid Amir ‘Abdul Malik Al-Muhajir (Nasrabad, India) bin
• Sayyid Abdullah Al-’Azhomatu Khan bin
• Sayyid Ahmad Shah Jalal @ Ahmad Jalaludin Al-Khan bin
• Sayyid Syaikh Jumadil Qubro @ Jamaluddin Akbar Al-Khan bin
• Sayyid Ali Nurul Alam @ Sayyid Ali Nuruddin Al Khan bergelar Ratu Baniisrail bin
• Sayyid Abdullah Umadtuddin / Sultan Hud Mesir bin
• Syarif Hidayatullah / Sunan Gunung Jati Cirebon bin
• Panembahan Pasarean / Pangeran Muhammad Tajul Arifin
• Panembahan Sendang Kemuning
• Panembahan Ratu Cirebon I
• Panembahan Mande Gayam
• Panembahan Ratu Cirebon II / Panembahan Girilaya
• Sultan Sepuh Syamsuddin Mertawijaya






(Ranji-Sarkub/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

SILSILAH RATU AGUNG CAKRANINGRAT / SYARIFAH AMBANI MADURA Sampai Ke Sayidah Fatimah Az-Zahra




Berikut daftar Urutan silsilahnya:

→ Nabi Muhammad SAW .
→ Sayyidah Fathimah Az-Zahra .
→ Al-Imam Sayyidina Hussain
→ Sayyidina 'Ali Zainal 'Abidin
→ Sayyidina Muhammad Al Baqir
→ Sayyidina Ja'far As-Sodiq .
→ Sayyid Al-Imam Ali Uradhi .
→ Sayyid Muhammad An-Naqib .
→ Sayyid 'Isa Naqib Ar-Rumi
→ Ahmad al-Muhajir .
→ Sayyid Al-Imam 'Ubaidillah .
→ Sayyid Alawi Awwal .
→ Sayyid Muhammad Sohibus Saumi'ah .
→ Sayyid Alawi Ats-Tsani .
→ Sayyid Ali Kholi' Qosim .
→ Muhammad Sohib Mirbath .
→ Sayyid Alawi Ammil Faqih .
→ Al Imam Abdul Malik Azmatkhan
→ Sayyid Abdullah Azmatkhan .
→ Sayyid Ahmad Shah Jalal .
→ Sayyid Syaikh Jumadil Qubro al-Husaini or Syekh Jamaluddin Akbar al-Husaini .
→ Syeikh Maulana Malik Ibrahim Asmara Qandi
→ Sayyid Ampel Denta Surabaya
→ Sayyid Kalkum Wotgaleh / Pangeran Tumapel / Pangeran Lamongan

→ Pangeran Sawo Tanah + Nyai Ageng Sawo binti Sunan Giri

→ Pangeran Waringin Pitu

→ Pangeran Waringin Pitu II

→ Pangeran Mas Penganten

→ Pangeran Ronggo

→ RATU AGUNG CAKRANINGRAT / SYARIFAH AMBANI PERMAISURI PANEMBAHAN TJAKRANINGRAT I

(Ranji-Sarkub/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Biografi Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu


Penulis: Syaikh ‘Abdurrahman bin ‘Abdillah As Suhaim hafizhahullah 


Nama

Nama beliau -menurut pendapat yang shahih- adalah Abdullah bin ‘Utsman bin ‘Amir bin ‘Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taiym bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay Al Qurasyi At Taimi.
Kun-yah
Beliau memiliki kun-yah: Abu Bakar
Laqb (Julukan)
Beliau dijuluki dengan ‘Atiq (عتيق) dan Ash Shiddiq (الصدِّيق).

Sebagian ulama berpendapat bahwa alasan beliau dijuluki ‘Atiq karena beliau tampan. Sebagian mengatakan karena beliau berwajah cerah. Pendapat lain mengatakan karena beliau selalu terdepan dalam kebaikan. Sebagian juga mengatakan bahwa ibu beliau awalnya tidak kunjung hamil, ketika ia hamil maka ibunya berdoa,

اللهم إن هذا عتيقك من الموت ، فهبه لي 

“Ya Allah, jika anak ini engkau bebaskan dari maut, maka hadiahkanlah kepadaku”

Dan ada beberapa pendapat lain.
Sedangkan julukan Ash Shiddiq didapatkan karena beliau membenarkan kabar dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dengan kepercayaan yang sangat tinggi. Sebagaimana ketika pagi hari setelah malam Isra Mi’raj, orang-orang kafir berkata kepadanya: ‘Teman kamu itu (Muhammad) mengaku-ngaku telah pergi ke Baitul Maqdis dalam semalam’. Beliau menjawab:

إن كان قال فقد صدق 

“Jika ia berkata demikian, maka itu benar”

Allah Ta’ala pun menyebut beliau sebagai Ash Shiddiq:

وَالَّذِي جَاء بِالصِّدْقِ وَصَدَّقَ بِهِ أُوْلَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ 

“Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan yang membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa” (QS. Az Zumar: 33).

Tafsiran para ulama tentang ayat ini, yang dimaksud ‘orang yang datang membawa kebenaran’ (جَاء بِالصِّدْقِ) adalah Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam dan yang dimaksud ‘orang yang membenarkannya’ (صَدَّقَ بِهِ) adalah Abu Bakar Radhiallahu’anhu.

Beliau juga dijuluki Ash Shiddiq karena beliau adalah lelaki pertama yang membenarkan dan beriman kepada Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam telah menamai beliau dengan Ash Shiddiq sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih Bukhari:

عن أنس بن مالك رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم صعد أُحداً وأبو بكر وعمر وعثمان ، فرجف بهم فقال : اثبت أُحد ، فإنما عليك نبي وصديق وشهيدان 

“Dari Anas bin Malik Radhiallahu’anhu bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam menaiki gunung Uhud bersama Abu Bakar, Umar dan ‘Utsman. Gunung Uhud pun berguncang. Nabi lalu bersabda: ‘Diamlah Uhud, di atasmu ada Nabi, Ash Shiddiq (yaitu Abu Bakr) dan dua orang Syuhada’ (‘Umar dan ‘Utsman)”

Kelahiran

Beliau dilahirkan 2 tahun 6 bulan setelah tahun gajah.

Ciri Fisik
Beliau berkulit putih, bertubuh kurus, berambut lebat, tampak kurus wajahnya, dahinya muncul, dan ia sering memakai hinaa dan katm.

Jasa-jasa

1. Jasanya yang paling besar adalah masuknya ia ke dalam Islam paling pertama.
2. Hijrahnya beliau bersama Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam
3. Ketegaran beliau ketika hari wafatnya Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam
4. Sebelum terjadi hijrah, beliau telah membebaskan 70 orang yang disiksa orang kafir karena alasan bertauhid kepada Allah. Di antara mereka adalah Bilal bin Rabbaah, ‘Amir bin Fahirah, Zunairah, Al Hindiyyah dan anaknya, budaknya Bani Mu’ammal, Ummu ‘Ubais
5. Salah satu jasanya yang terbesar ialah ketika menjadi khalifah beliau memerangi orang-orang murtad.

Abu Bakar adalah lelaki yang lemah lembut, namun dalam hal memerangi orang yang murtad, beliau memiliki pendirian yang kokoh. Bahkan lebih tegas dan keras daripada Umar bin Khattab yang terkenal akan keras dan tegasnya beliau dalam pembelaan terhadap Allah. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadits Abu Hurairah Radhiallahu’anhu:

لما توفى النبي صلى الله عليه وسلم واستُخلف أبو بكر وكفر من كفر من العرب قال عمر : يا أبا بكر كيف تقاتل الناس وقد قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : أمِرت أن أقاتل الناس حتى يقولوا لا إله إلا الله ، فمن قال لا إله إلا الله عصم مني ماله ونفسه إلا بحقه وحسابه على الله ؟ قال أبو بكر : والله لأقاتلن من فرق بين الصلاة والزكاة ، فإن الزكاة حق المال ، والله لو منعوني عناقا كانوا يؤدونها إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم لقاتلتهم على منعها . قال عمر : فو الله ما هو إلا أن رأيت أن قد شرح الله صدر أبي بكر للقتال فعرفت أنه الحق 

“Ketika Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam wafat, dan Abu Bakar menggantikannya, banyak orang yang kafir dari bangsa Arab. Umar berkata: ‘Wahai Abu Bakar, bisa-bisanya engkau memerangi manusia padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, aku diperintah untuk memerangi manusia sampai mereka mengucapkan Laa ilaaha illallah, barangsiapa yang mengucapkannya telah haram darah dan jiwanya, kecuali dengan hak (jalan yang benar). Adapun hisabnya diserahkan kepada Allah?’ Abu Bakar berkata: ‘Demi Allah akan kuperangi orang yang membedakan antara shalat dengan zakat. Karena zakat adalah hak Allah atas harta. Demi Allah jika ada orang yang enggan membayar zakat di masaku, padahal mereka menunaikannya di masa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, akan ku perangi dia’. Umar berkata: ‘Demi Allah, setelah itu tidaklah aku melihat kecuali Allah telah melapangkan dadanya untuk memerangi orang-orang tersebut, dan aku yakin ia di atas kebenaran‘”

Begitu tegas dan kerasnya sikap beliau sampai-sampai para ulama berkata:

نصر الله الإسلام بأبي بكر يوم الردّة ، وبأحمد يوم الفتنة 

“Allah menolong Islam melalui Abu Bakar di hari ketika banyak orang murtad, dan melalui Ahmad (bin Hambal) di hari ketika terjadi fitnah (khalqul Qur’an)”

Abu Bakar pun memerangi orang-orang yang murtad dan orang-orang yang enggan membayar zakat ketika itu

1. Musailamah Al Kadzab dibunuh di masa pemerintahan beliau
2. Beliau mengerahkan pasukan untuk menaklukan Syam, sebagaimana keinginan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Dan akhirnya Syam pun di taklukan, demikian juga Iraq.
3. Di masa pemerintahan beliau, Al Qur’an dikumpulkan. Beliau memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk mengumpulkannya.
4. Abu Bakar adalah orang yang bijaksana. Ketika ia tidak ridha dengan dilepaskannya Khalid bin Walid, ia berkata:

والله لا أشيم سيفا سله الله على عدوه حتى يكون الله هو يشيمه 

“Demi Allah, aku tidak akan menghunus pedang yang Allah tujukan kepada musuhnya sampai Allah yang menghunusnya” (HR. Ahmad dan lainnya).

Ketika masa pemerintahan beliau, terjadi peperangan. Beliau pun bertekad untuk pergi sendiri memimpin perang, namun Ali bin Abi Thalib memegang tali kekangnya dan berkata: ‘Mau kemana engkau wahai khalifah? Akan kukatakan kepadamu perkataan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika perang Uhud:

شِـمْ سيفك ولا تفجعنا بنفسك . وارجع إلى المدينة ، فو الله لئن فُجعنا بك لا يكون للإسلام نظام أبدا 

‘Simpanlah pedangmu dan janganlah bersedih atas keadaan kami. Kembalilah ke Madinah. Demi Allah, jika keadaan kami membuatmu sedih Islam tidak akan tegak selamanya‘. Lalu Abu Bakar Radhiallahu’anhu pun kembali dan mengutus pasukan.

5. Beliau juga sangat mengetahui nasab-nasab bangsa arab.

Keutamaan

Tidak ada lelaki yang memiliki keutaman sebanyak keutamaan Abu Bakar Radhiallahu’anhu

1. Abu Bakar Ash Shiddiq adalah manusia terbaik setelah Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam dari golongan umat beliau.

Ibnu ‘Umar Radhiallahu’anhu berkata:

كنا نخيّر بين الناس في زمن النبي صلى الله عليه وسلم ، فنخيّر أبا بكر ، ثم عمر بن الخطاب ، ثم عثمان بن عفان رضي الله عنهم 

“Kami pernah memilih orang terbaik di masa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Kami pun memilih Abu Bakar, setelah itu Umar bin Khattab, lalu ‘Utsman bin Affan Radhiallahu’anhu” (HR. Bukhari).

Dari Abu Darda Radhiallahu’anhu, ia berkata:

كنت جالسا عند النبي صلى الله عليه وسلم إذ أقبل أبو بكر آخذا بطرف ثوبه حتى أبدى عن ركبته فقال النبي صلى الله عليه وسلم : أما صاحبكم فقد غامر . وقال : إني كان بيني وبين ابن الخطاب شيء ، فأسرعت إليه ثم ندمت فسألته أن يغفر لي فأبى عليّ ، فأقبلت إليك فقال : يغفر الله لك يا أبا بكر – ثلاثا – ثم إن عمر ندم فأتى منزل أبي بكر فسأل : أثَـمّ أبو بكر ؟ فقالوا : لا ، فأتى إلى النبي فجعل وجه النبي صلى الله عليه وسلم يتمعّر ، حتى أشفق أبو بكر فجثا على ركبتيه فقال : يا رسول الله والله أنا كنت أظلم – مرتين – فقال النبي صلى الله عليه وسلم : إن الله بعثني إليكم فقلتم : كذبت ، وقال أبو بكر : صَدَق ، وواساني بنفسه وماله ، فهل أنتم تاركو لي صاحبي – مرتين – فما أوذي بعدها 

“Aku pernah duduk di sebelah Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Tiba-tiba datanglah Abu Bakar menghadap Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam sambil menjinjing ujung pakaiannya hingga terlihat lututnya. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam berkata: ‘Sesungguhnya teman kalian ini sedang gundah‘. Lalu Abu Bakar berkata, “Wahai Rasulullah, antara aku dan Ibnul Khattab terjadi perselisihan, aku pun segera mendatanginya untuk meminta maaf, kumohon padanya agar memaafkan aku namun dia enggan memaafkanku, karena itu aku datang menghadapmu sekarang’. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam lalu berkata: ‘“Semoga Allah mengampunimu wahai Abu Bakar‘. Sebanyak tiga kali, tak lama setelah itu Umar menyesal atas perbuatannya, dan mendatangi rumah Abu Bakar sambil bertanya, “Apakah di dalam ada Abu Bakar?” Namun keluarganya menjawab, tidak. Umar segera mendatangi Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Sementara wajah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam terlihat memerah karena marah, hingga Abu Bakar merasa kasihan kepada Umar dan memohon sambil duduk di atas kedua lututnya, “Wahai Rasulullah Demi Allah sebenarnya akulah yang bersalah”, sebanyak dua kali. Maka Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, ‘Sesungguhnya ketika aku diutus Allah kepada kalian, ketika itu kalian mengatakan, ”Engkau pendusta wahai Muhammad”, Sementara Abu Bakar berkata, ”Engkau benar wahai Muhammad”. Setelah itu dia membelaku dengan seluruh jiwa dan hartanya. Lalu apakah kalian tidak jera menyakiti sahabatku?‘ sebanyak dua kali. Setelah itu Abu Bakar tidak pernah disakiti” (HR. Bukhari).

Beliau juga orang yang paling pertama beriman kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, menemani Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan membenarkan perkataannya. Hal ini terus berlanjut selama Rasulullah tinggal di Mekkah, walaupun banyak gangguan yang datang. Abu Bakar juga menemani Rasulullah ketika hijrah.

2. Abu Bakar Ash Shiddiq adalah orang yang menemani Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam di gua ketika dikejar kaum Quraisy
Allah Ta’ala berfirman,

ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لاَ تَحْزَنْ إِنَّ اللّهَ مَعَنَا 

“Salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah beserta kita”” (QS. At Taubah: 40).

As Suhaili berkata: “Perhatikanlah baik-baik di sini Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berkata ‘janganlah kamu bersedih’ namun tidak berkata ‘janganlah kamu takut’ karena ketika itu rasa sedih Abu Bakar terhadap keselamatan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam sangat mendalam sampai-sampai rasa takutnya terkalahkan”.

Dalam Shahih Bukhari dan Muslim, dari hadits Anas bin Malik Radhiallahu’anhu, Abu Bakar berkata kepadanya:

نظرت إلى أقدام المشركين على رؤوسنا ونحن في الغار فقلت : يا رسول الله لو أن أحدهم نظر إلى قدميه أبصرنا تحت قدميه . فقال : يا أبا بكر ما ظنك باثنين الله ثالثهما 

“Ketika berada di dalam gua, aku melihat kaki orang-orang musyrik berada dekat dengan kepala kami. Aku pun berkata kepada Rasulullah: ‘Wahai Rasulullah, kalau di antara mereka ada yang melihat kakinya, mereka akan melihat kita di bawah kaki mereka’. Rasulullah berkata: ‘Wahai Abu Bakar, engkau tidak tahu bahwa bersama kita berdua yang ketiga adalah Allah’”

Ketika hendak memasuki gua pun, Abu Bakar masuk terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada hal yang dapat membahayakan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Juga ketika dalam perjalanan hijrah, Abu Bakar terkadang berjalan di depan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, terkadang di belakangnya, terkadang di kanannya, terkadang di kirinya.

Oleh karena itu ketika masa pemerintahan Umar bin Khattab Radhiallahu’anhu ada sebagian orang yang menganggap Umar lebih utama dari Abu Bakar, maka Umar Radhiallahu’anhu pun berkata:

والله لليلة من أبي بكر خير من آل عمر ، وليوم من أبي بكر خير من آل عمر ، لقد خرج رسول الله صلى الله عليه وسلم لينطلق إلى الغار ومعه أبو بكر ، فجعل يمشي ساعة بين يديه وساعة خلفه ، حتى فطن له رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال : يا أبا بكر مالك تمشي ساعة بين يدي وساعة خلفي ؟ فقال : يا رسول الله أذكر الطلب فأمشي خلفك ، ثم أذكر الرصد فأمشي بين يديك . فقال :يا أبا بكر لو كان شيء أحببت أن يكون بك دوني ؟ قال : نعم والذي بعثك بالحق ما كانت لتكون من مُلمّة إلا أن تكون بي دونك ، فلما انتهيا إلى الغار قال أبو بكر : مكانك يا رسول الله حتى استبرئ الجحرة ، فدخل واستبرأ ، قم قال : انزل يا رسول الله ، فنزل . فقال عمر : والذي نفسي بيده لتلك الليلة خير من آل عمر 

“Demi Allah, satu malamnya Abu Bakar lebih baik dari satu malamnya keluarga Umar, satu harinya Abu Bakar masih lebih baik dari seharinya keluarga Umar. Abu Bakar bersama Rasulullah pergi ke dalam gua. Ketika berjalan, dia terkadang berada di depan Rasulullah dan terkadang di belakangnya. Sampai-sampai Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam heran dan berkata: ‘Wahai Abu Bakar mengapa engkau berjalan terkadang di depan dan terkadang di belakang?’. Abu Bakar berkata: ‘Ya Rasulullah, ketika saya sadar kita sedang dikejar, saya berjalan di belakang. Ketika saya sadar bahwa kita sedang mengintai, maka saya berjalan di depan’. Rasulullah lalu berkata: ‘Wahai Abu Bakar, kalau ada sesuatu yang aku suka engkau saja yang melakukannya tanpa aku?’ Abu Bakar berkata: ‘Demi Allah, tidak ada yang lebih tepat melainkan hal itu aku saja yang melakukan tanpa dirimu’. Ketika mereka berdua sampai di gua, Abu Bakar berkata: ‘Ya Rasulullah aku akan berada di tempatmu sampai memasuki gua. Kemudian mereka masuk, Abu Bakar berkata: Turunlah wahai Rasulullah. Kemudian mereka turun. Umar berkata: ‘Demi Allah, satu malamnya Abu Bakar lebih baik dari satu malamnya keluarga Umar’‘” (HR. Al Hakim, Al Baihaqi dalam Dalail An Nubuwwah).

3. Ketika kaum muslimin hendak berhijrah, Abu Bakar Ash Shiddiq menyumbangkan seluruh hartanya. (Dalilnya disebutkan pada poin 8, pent.)

4. Abu Bakar Ash Shiddiq adalah khalifah pertama
Dan kita diperintahkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam untuk meneladani khulafa ar rasyidin, sebagaimana sabda beliau:

عليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين من بعدي عضوا عليها بالنواجذ 

“Hendaknya kalian berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah khulafa ar rasyidin setelahku. Gigitlah dengan gigi geraham kalian” (HR. Ahmad, At Tirmidzi dan lainnya. Hadits ini shahih dengan seluruh jalannya).

5. Abu Bakar Ash Shiddiq dipilih sebagai khalifah berdasarkan nash
Ketika Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam sakit keras, beliau memerintahkan Abu Bakar untuk menjadi imam shalat berjama’ah. Dalam Shahihain, dari ‘Aisyah Radhiallahu’anha ia berkata:

لما مَرِضَ النبيّ صلى الله عليه وسلم مرَضَهُ الذي ماتَ فيه أَتاهُ بلالٌ يُؤْذِنهُ بالصلاةِ فقال : مُروا أَبا بكرٍ فلْيُصَلّ . قلتُ : إنّ أبا بكرٍ رجلٌ أَسِيفٌ [ وفي رواية : رجل رقيق ] إن يَقُمْ مَقامَكَ يبكي فلا يقدِرُ عَلَى القِراءَةِ . قال : مُروا أَبا بكرٍ فلْيُصلّ . فقلتُ مثلَهُ : فقال في الثالثةِ – أَوِ الرابعةِ – : إِنّكنّ صَواحبُ يوسفَ ! مُروا أَبا بكرٍ فلْيُصلّ ، فصلّى 

“Ketika Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam sakit menjelang wafat, Bilal datang meminta idzin untuk memulai shalat. Rasulullah bersabda: ‘Perintahkan Abu Bakar untuk menjadi imam dan shalatlah’. ‘Aisyah berkata: ‘Abu Bakar itu orang yang terlalu lembut, kalau ia mengimami shalat, ia mudah menangis. Jika ia menggantikan posisimu, ia akan mudah menangis sehingga sulit menyelesaikan bacaan Qur’an. Nabi tetap berkata: ‘Perintahkan Abu Bakar untuk menjadi imam dan shalatlah’. ‘Aisyah lalu berkata hal yang sama, Rasulullah pun mengatakan hal yang sama lagi, sampai ketiga atau keempat kalinya Rasulullah berkata: ‘Sesungguhnya kalian itu (wanita) seperti para wanita pada kisah Yusuf, perintahkan Abu Bakar untuk menjadi imam dan shalatlah’”

Oleh karena itu Umar bin Khattab Radhiallahu’anhu berkata:

أفلا نرضى لدنيانا من رضيه رسول الله صلى الله عليه وسلم لديننا 

“Apakah kalian tidak ridha kepada Abu Bakar dalam masalah dunia, padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam telah ridha kepadanya dalam masalah agama?”

Juga diriwayatkan dari ‘Aisyah Radhiallahu’anha, ia berkata:

قال لي رسول الله صلى الله عليه وسلم في مرضه : ادعي لي أبا بكر وأخاك حتى اكتب كتابا ، فإني أخاف أن يتمنى متمنٍّ ويقول قائل : أنا أولى ، ويأبى الله والمؤمنون إلا أبا بكر وجاءت امرأة إلى النبي صلى الله عليه وسلم فكلمته في شيء فأمرها بأمر ، فقالت : أرأيت يا رسول الله إن لم أجدك ؟ قال : إن لم تجديني فأتي أبا بكر 

“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berkata kepadaku ketika beliau sakit, panggilah Abu Bakar dan saudaramu agar aku dapat menulis surat. Karena aku khawatir akan ada orang yang berkeinginan lain (dalam masalah khilafah) sehingga ia berkata: ‘Aku lebih berhak’. Padahal Allah dan kaum mu’minin menginginkan Abu Bakar (yang menjadi khalifah). Kemudian datang seorang perempuan kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam mengatakan sesuatu, lalu Nabi memerintahkan sesuatu kepadanya. Apa pendapatmu wahai Rasulullah kalau aku tidak menemuimu? Nabi menjawab: ‘Kalau kau tidak menemuiku, Abu Bakar akan datang’” (HR. Bukhari-Muslim).

6. Umat Muhammad diperintahkan untuk meneladani Abu Bakar Ash Shiddiq
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,

اقتدوا باللذين من بعدي أبي بكر وعمر 

“Ikutilah jalan orang-orang sepeninggalku yaitu Abu Bakar dan Umar” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Maajah, hadits ini shahih).

7. Abu Bakar Ash Shiddiq adalah salah seorang mufti di masa Nabi Muhammad
Oleh karena itu Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam menugasi beliau sebagai Amirul Hajj pada haji sebelum haji Wada’. Diriwayatkan Al Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu:

بعثني أبو بكر الصديق في الحجة التي أمره عليها رسول الله صلى الله عليه وسلم قبل حجة الوداع في رهط يؤذنون في الناس يوم النحر : لا يحج بعد العام مشرك ، ولا يطوف بالبيت عريان 

“Abu Bakar Ash Shiddiq mengutusku untuk dalam sebuah ibadah haji yang terjadi sebelum haji Wada’, dimana beliau ditugaskan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam untuk menjadi Amirul Hajj. Ia mengutusku untuk mengumumkan kepada sekelompok orang di hari raya idul adha bahwa tidak boleh berhaji setelah tahunnya orang musyrik dan tidak boleh ber-thawaf di ka’bah dengan telanjang”
Abu Bakar juga sebagai pemegang bendera Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam ketika perang Tabuk.

8. Abu Bakar Ash Shiddiq menginfaqkan seluruh hartanya ketika Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menganjurkan sedekah.

Umar bin Khattab Radhiallahu’anhu berkata:

أمرنا رسول الله صلى الله عليه وسلم أن نتصدق ، فوافق ذلك مالاً فقلت : اليوم أسبق أبا بكر إن سبقته يوما . قال : فجئت بنصف مالي ، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ما أبقيت لأهلك ؟ قلت : مثله ، وأتى أبو بكر بكل ما عنده فقال : يا أبا بكر ما أبقيت لأهلك ؟ فقال : أبقيت لهم الله ورسوله ! قال عمر قلت : والله لا أسبقه إلى شيء أبدا 

“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam memerintahkan kami untuk bersedekah, maka kami pun melaksanakannya. Umar berkata: ‘Semoga hari ini aku bisa mengalahkan Abu Bakar’. Aku pun membawa setengah dari seluruh hartaku. Sampai Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bertanya: ‘Wahai Umar, apa yang kau sisakan untuk keluargamu?’. Kujawab: ‘Semisal dengan ini’. Lalu Abu Bakar datang membawa seluruh hartanya. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam lalu bertanya: ‘Wahai Abu Bakar, apa yang kau sisakan untuk keluargamu?’. Abu Bakar menjawab: ‘Ku tinggalkan bagi mereka, Allah dan Rasul-Nya’. Umar berkata: ‘Demi Allah, aku tidak akan bisa mengalahkan Abu Bakar selamanya’” (HR. Tirmidzi).

9. Abu Bakar Ash Shiddiq adalah orang yang paling dicintai Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam
‘Amr bin Al Ash Radhiallahu’anhu bertanya kepada Nabi Shallallahu’alahi Wasallam:

أي الناس أحب إليك ؟ قال : عائشة . قال : قلت : من الرجال ؟ قال : أبوها 

“Siapa orang yang kau cintai?. Rasulullah menjawab: ‘Aisyah’. Aku bertanya lagi: ‘Kalau laki-laki?’. Beliau menjawab: ‘Ayahnya Aisyah’ (yaitu Abu Bakar)” (HR. Muslim).

10. Abu Bakar Ash Shiddiq adalah khalil bagi Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam
Imam Al Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadits dari Abu Sa’id Al Khudri Radhiallahu’anhu, ia berkata:

خطب رسول الله صلى الله عليه وسلم الناس وقال : إن الله خير عبدا بين الدنيا وبين ما عنده فاختار ذلك العبد ما عند الله . قال : فبكى أبو بكر ، فعجبنا لبكائه أن يخبر رسول الله صلى الله عليه وسلم عن عبد خير ، فكان رسول الله صلى الله عليه وسلم هو المخير ، وكان أبو بكر أعلمنا . فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : إن مِن أمَنّ الناس عليّ في صحبته وماله أبا بكر ، ولو كنت متخذاً خليلاً غير ربي لاتخذت أبا بكر ، ولكن أخوة الإسلام ومودته ، لا يبقين في المسجد باب إلا سُـدّ إلا باب أبي بكر 

“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berkhutbah kepada manusia, beliau berkata: ‘Sesungguhnya Allah Ta’ala memilih hamba di antara dunia dan apa yang ada di dalamnya. Namun hamba tersebut hanya dapat memilih apa yang Allah tentukan’. Lalu Abu Bakar menangis. Kami pun heran dengan tangisan beliau itu, hanya karena Rasulullah mengabarkan tentang hamba pilihan. Padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam lah orangnya, dan Abu Bakar lebih paham dari kami. Lalu Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: ‘Sesungguhnya orang yang sangat besar jasanya padaku dalam kedekatan dan kerelaan mengeluarkan harta, ialah Abu Bakar. Andai saja aku diperbolehkan mengangkat seorang kekasihku selain Rabbku pastilah aku akan memilih Abu Bakar, namun cukuplah persaudaraan se-Islam dan kecintaan karenanya. Maka jangan ditinggalkan pintu kecil di masjid selain pintu Abu Bakar saja’”

11. Allah Ta’ala mensucikan Abu Bakar Ash Shiddiq
Allah Ta’ala berfirman:

وَسَيُجَنَّبُهَا الأَتْقَى * الَّذِي يُؤْتِي مَالَهُ يَتَزَكَّى * وَمَا لأَحَدٍ عِندَهُ مِن نِّعْمَةٍ تُجْزَى * إِلا ابْتِغَاء وَجْهِ رَبِّهِ الأَعْلَى * وَلَسَوْفَ يَرْضَى 

“Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, Yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya, Padahal tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, Tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridaan Tuhannya Yang Maha Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan” (QS. Al Lail: 17-21).

Ayat ini turun berkenaan dengan Abu Bakar Ash Shiddiq. Selain itu beliau juga termasuk as sabiquunal awwalun, dan Allah Ta’ala berfirman:

وَالسَّابِقُونَ الأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللّهُ عَنْهُمْ وَرَضُواْ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ 

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At Taubah: 100).

12. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam memberi tazkiyah kepada Abu Bakar
Ketika Abu Bakar bertanya kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:

من جرّ ثوبه خيلاء لم ينظر الله إليه يوم القيامة . قال أبو بكر : إن أحد شقي ثوبي يسترخي إلا أن أتعاهد ذلك منه فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : إنك لست تصنع ذلك خيلاء 

“Barangsiapa yang membiarkan kainnya terjulur karena sombong, tidak akan dilihat oleh Allah pada hari kiamat. Abu Bakar berkata: ‘Sesungguhnya salah satu sisi sarungku melorot kecuali jika aku ikat dengan baik. Rasulullah lalu berkata: ‘Engkau tidak melakukannya karena sombong”” (HR. Bukhari dalam Fadhail Abu Bakar Radhiallahu’anhu)

13. Abu Bakar Ash Shiddiq didoakan oleh Nabi untuk memasuki semua pintu surga

من أنفق زوجين من شيء من الأشياء في سبيل الله دُعي من أبواب الجنة : يا عبد الله هذا خير ؛ فمن كان من أهل الصلاة دعي من باب الصلاة ، ومن كان من أهل الجهاد دُعي من باب الجهاد ، ومن كان من أهل الصدقة دُعي من باب الصدقة ، ومن كان من أهل الصيام دُعي من باب الصيام وباب الريان . فقال أبو بكر : ما على هذا الذي يدعى من تلك الأبواب من ضرورة ، فهل يُدعى منها كلها أحد يا رسول الله ؟ قال : نعم ، وأرجو أن تكون منهم يا أبا بكر 

“Orang memberikan menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat, yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah” (HR. Al Bukhari – Muslim).

14. Abu Bakar Ash Shiddiq melakukan banyak perbuatan agung dalam sehari
Imam Muslim meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah, bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

: من أصبح منكم اليوم صائما ؟ قال أبو بكر رضي الله عنه : أنا . قال : فمن تبع منكم اليوم جنازة ؟ قال أبو بكر رضي الله عنه : أنا . قال : فمن أطعم منكم اليوم مسكينا ؟ قال أبو بكر رضي الله عنه : أنا . قال : فمن عاد منكم اليوم مريضا ؟ قال أبو بكر رضي الله عنه : أنا . فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ما اجتمعن في امرىء إلا دخل الجنة 

“Siapa yang hari ini berpuasa? Abu Bakar menjawab: ‘Saya’”
“Siapa yang hari ini ikut mengantar jenazah? Abu Bakar menjawab: ‘Saya’”
“Siapa yang hari ini memberi makan orang miskin? Abu Bakar menjawab: ‘Saya’”
“Siapa yang hari ini menjenguk orang sakit? Abu Bakar menjawab: ‘Saya’”
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam lalu bersabda: ‘Tidaklah semua ini dilakukan oleh seseorang kecuali dia akan masuk surga’”

15. Orang musyrik mensifati Abu Bakar Ash Shiddiq sebagaimana Khadijah mensifati Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam.

Mereka berkata tentang Abu Bakar:

أَتُخْرِجُونَ رَجُلًا يُكْسِبُ الْمَعْدُومَ وَيَصِلُ الرَّحِمَ وَيَحْمِلُ الْكَلَّ وَيَقْرِي الضَّيْفَ وَيُعِينُ عَلَى نَوَائِبِ الْحَقِّ 

“Apakah kalian mengusir orang yang suka bekerja untuk mereka yang tidak berpunya, menyambung silaturahim, menanggung orang-orang yang lemah, menjamu tamu dan selalu menolong di jalan kebenaran?” (HR. Bukhari).

16. Ali Radhiallahu’anhu mengenal keutamaan Abu Bakar Ash Shiddiq
Muhammad bin Al Hanafiyyah berkata, aku bertanya kepada ayahku, yaitu Ali bin Abi Thalib:

أي الناس خير بعد رسول الله صلى الله عليه وسلم ؟ قال : أبو بكر . قلت : ثم من ؟ قال : ثم عمر ، وخشيت أن يقول عثمان قلت : ثم أنت ؟ قال : ما أنا إلا رجل من المسلمين 

“Manusia mana yang terbaik sepeninggal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam? Ali menjawab: Abu Bakar. Aku berkata: ‘Kemudian siapa lagi?’. Ali berkata: ‘Lalu Umar’. Aku lalu khawatir yang selanjutnya adalah Utsman, maka aku berkata: ‘Selanjutnya engkau?’. Ali berkata: ‘Aku ini hanyalah orang muslim biasa’” (HR. Bukhari).


Sikap Zuhud

Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu meninggal tanpa meninggalkan sepeserpun dirham atau dinar. Diriwayatkan dari Al Hasan bin Ali Radhiallahu’anhu:

لما احتضر أبو بكر رضي الله عنه قال : يا عائشة أنظري اللقحة التي كنا نشرب من لبنها والجفنة التي كنا نصطبح فيها والقطيفة التي كنا نلبسها فإنا كنا ننتفع بذلك حين كنا في أمر المسلمين ، فإذا مت فاردديه إلى عمر ، فلما مات أبو بكر رضي الله عنه أرسلت به إلى عمر رضي الله عنه فقال عمر رضي الله عنه : رضي الله عنك يا أبا بكر لقد أتعبت من جاء بعدك 

“Ketika Al Hasan sedang bersama Abu Bakar Radhiallahu’anhu, Abu Bakar berkata, wahai ‘Aisyah tolong perhatikan unta perahan yang biasa kita ambil susunya, dan mangkuk besar yang sering kita pakai untuk tempat penerangan, dan kain beludru yang biasa kita pakai. Sesungguhnya kita mengambil manfaat dari itu semua saat aku mengurusi urusan kaum muslimin. Jika aku mati, kembalikanlah semuanya kepada Umar. Maka ketika Abu Bakar wafat, ‘Aisyah mengirim semua itu kepada Umar Radhiallahu’anhu. Umar pun berkata: ‘Semoga Allah meridhaimu wahai Abu Bakar, sungguh lelah orang yang datang setelahmu’”
Sikap Wara’

Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu adalah orang yang wara’ dan zuhud terhadap dunia sampai-sampai ketika ia menjadi khalifah, ia pun tetap pergi bekerja mencari nafkah. Umar bin Khattab pun Radhiallahu’anhu melarangnya dan menganjurkan ia untuk mengambil upah dari baitul maal, menimbang betapa beratnya tugas seorang khalifah.

Dikisahkan pula dari ‘Aisyah Radhiallahu’anha, ia berkata:

كان لأبي بكر غلام يخرج له الخراج ، وكان أبو بكر يأكل من خراجه ، فجاء يوماً بشيء ، فأكل منه أبو بكر ، فقال له الغلام : تدري ما هذا ؟ فقال أبو بكر : وما هو ؟ قال : كنت تكهّنت لإنسان في الجاهلية وما أحسن الكهانة إلا أني خدعته ، فلقيني فأعطاني بذلك فهذا الذي أكلت منه ، فأدخل أبو بكر يده فقاء كل شيء في بطنه . رواه البخاري 

“Abu Bakar Ash Shiddiq memiliki budak laki-laki yang senantiasa mengeluarkan kharraj (setoran untuk majikan) padanya. Abu Bakar biasa makan dari kharraj itu. Pada suatu hari ia datang dengan sesuatu, yang akhirnya Abu Bakar makan darinya. Tiba-tiba sang budak berkata: ‘Apakah anda tahu dari mana makanan ini?’. Abu Bakar bertanya : ‘Dari mana?’ Ia menjawab : ‘Dulu pada masa jahiliyah aku pernah menjadi dukun yang menyembuhkan orang. Padahal bukannya aku pandai berdukun, namun aku hanya menipunya. Lalu si pasien itu menemuiku dan memberi imbalan buatku. Nah, yang anda makan saat ini adalah hasil dari upah itu. Akhirnya Abu Bakar memasukkan tangannya ke dalam mulutnya hingga keluarlah semua yang ia makan” (HR. Bukhari).

Wafat beliau

Beliau wafat pada hari Senin di bulan Jumadil Awwal tahun 13 H ketika beliau berusia 63 tahun.
Semoga Allah meridhainya dan mengumpulkan kita bersamanya di surga kelak.

[Diterjemahkan dari http://www.saaid.net/Doat/assuhaim/126.htm dengan beberapa peringkasan, takhrij dan tash-hih hadits dari penulis] —

Penerjemah: Yulian Purnama

(Muslim/Perpustakaan-Kajian-Islam/Berbagai-Sumber-Lain-ABNS)

Perjanjian Hudaibiyah


Perjanjian Hudaibiyah adalah perjanjian antara kaum Muslimin Madinah dengan kaum musyrikin Mekah. Perjanjian yang ditandatangani di lembah Hudaibiyah, pinggiran Mekah, ini terjadi pada tahun ke-6 setelah Rasulullah hijrah dari Mekah ke Madinah. Pada saat itu rombongan kaum Muslimin yang dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad SAW hendak melakukan ibadah haji. Namun mereka dihalang- halangi masuk ke Mekah oleh kaum musyrik Quraisy warga Mekah. Rasulullah pun mengajak mereka bernegosiasi sampai akhirnya kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan perjanjian damai.

Inti isi Perjanjian Hudaibiyah adalah sebagai berikut:
1.Gencatan senjata antara Mekah dengan Madinah selama 10 tahun.
2.Warga Mekah yang menyeberang ke Madinah tanpa izin walinya harus dikembalikan ke Mekah.
3.Warga Madinah yang menyeberang ke Mekah tidak boleh kembali ke Madinah.
4.Warga selain Mekah dan Madinah, dibebaskan memilih untuk berpihak ke Mekah atau Madinah.
5.Pada saat itu, Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya harus meninggalkan Mekah, namun diperbolehkan kembali lagi ke Mekah setahun setelah perjanjian itu, dan akan dipersilahkan tinggal selama 3 hari dengan syarat hanya membawa pedang dalam sarungnya (maksudnya membawa pedang hanya untuk berjaga- jaga, bukan digunakan untuk menyerang). Dalam masa 3 hari itu kaum Quraisy (Mekah) akan menyingkir keluar dari Mekah.

Sekilas isi perjanjian tersebut sama sekali tidak menguntungkan bagi kaum Muslimin, dan hanya menguntungkan kaum Quraisy Mekah. Ini bisa kita cermati satu persatu isinya:
1.Gencatan senjata sudah tidak diperlukan oleh kaum Muslimin, karena kaum musyrikin sebenarnya dalam posisi lemah karena sebelumnya kalah telak dalam Perang Ahzab/ Khandaq. Kemauan mereka bernegosiasi juga menunjukkan kelemahan posisi mereka. Kalau kuat, mereka pastilah langsung menyerang kaum Muslimin yang hendak datang ke Mekah.
2.Jika penduduk Mekah tidak boleh menyeberang ke Madinah, jelas jumlah kaum Muslimin tidak akan bertambah, sedangkan kaum Quraisy tidak akan berkurang.
3.Jika penduduk Madinah yang pergi ke Mekah tidak diperbolehkan untuk kembali ke Madinah, tentu warga Madinah akan berkurang.
4.Poin ke-4 ini bisa disebut imbang.
5.Kaum Muslimin yang sudah menempuh perjalanan jauh ke Mekah, namun kini harus pulang tanpa bisa menunaikan haji. Tahun berikutnya pun, mereka hanya boleh tiga hari di Mekah, tentu tak cukup untuk berhaji.

Tak heran bila perjanjian ini sangat mengecewakan sebagian kaum Muslimin. Bahkan Umar bin Khattab sempat memprotes isi perjanjian ini. Ketika Nabi Muhammad SAW memerintahkan umatnya untuk menyembelih hewan kurban yang telah mereka siapkan sebagai tanda berakhirnya ibadah Haji, tidak ada satu pun yang bersegera mematuhinya, mungkin karena bingung atau protes kepada Rasulullah.

Namun lambat laun akhirnya terbukti, ternyata Nabi Muhammad SAW mempunyai visi politik yang sangat hebat, yang orang lain tidak mampu menangkapnya. Demi kerahasiaan strategi, beliau tidak mengungkapkan rahasia di balik perjanjian itu. Setelah kemenangan Islam terjadi, kita bisa mengambil pelajaran, bahwa paling tidak ada dua hal penting yang dihasilkan Perjanjian Hudaibiyah tersebut:

1.Perjanjian ini ditandatangani oleh Suhail bin Amr, sebagai wakil kaum Quraisy. Suku Quraisy adalah suku paling terhormat di daerah Arab, sehingga siapapun akan menghormati apa yang mereka tentukan. Dengan penandatanganan perjanjian ini, maka Madinah diakui sebagai suatu daerah yang mempunyai otoritas sendiri. Jika Suku Quraisy telah mengakui, maka suku- suku lain pun pasti mengakuinya.

2.Dengan perjanjian ini, maka pihak Quraisy (Mekah) memberi kekuasaan kepada Madinah untuk menghukum mereka jika menyalahi perjanjian tersebut. Ternyata sangat hebat konsekuensi dari perjanjian ini. Kaum Muslimin Madinah yang tadinya dianggap bukan apa- apa, sejak perjanjian itu berada dalam posisi bisa menghukum suku yang paling terhormat di Arab. Perlu diketahui bahwa Islam melarang memerangi suatu kaum atau seseorang tanpa orang atau kaum tersebut melakukan kesalahan. Ini bisa dilihat dalam Al Qur’an Surat Al Hajj ayat 39- 40.


Dengan keuntungan yang didapat dari Perjanjian Hudaibiyah itu, Nabi Muhammad berusaha mengukuhkan status Madinah dengan cara mengutus berbagai utusan kepada pemimpin negara- negara tetangga, di antaranya Mesir, Persia, Romawi, Habasyah (Ethiopia), dan lain- lain. Selain itu beliau juga menyebar pendakwah untuk menyebarkan Agama Islam.

Selain itu, adanya jaminan bahwa kaum Quraisy tidak akan memusuhi kaum Muslimin, kaum Muslimin pun bisa dengan leluasa menghukum kaum Yahudi Khaibar yang telah mendalangi penyerangan terhadap kaum Muslimin Madinah dalam Perang Ahzab/ Khandaq. Ini yang beliau lakukan sehingga kaum Yahudi pun di kemudian hari tidak berani lagi mengganggu Madinah.

Selain itu, Nabi Muhammad SAW tahu betul karakter orang- orang Mekah. Beliau yakin bahwa mereka akan melanggar perjanjian itu sebelum masa berlakunya selesai. Dan hal itu memang terjadi, sehingga Rasulullah memiliki landasan hukum untuk melakukan penaklukan kota Mekah. Penaklukan Mekah terjadi damai tanpa pertumpahan darah karena kaum musyrikin sudah tidak berdaya lagi.

(Perpustakaan-Kajian-Islam/Liputan-Islam/Berbagai-Sumber/ABNS)