Minggu, 10 Juli 2016

KISAH TRAGIS PUTRI KERAJAAN ARAB SAUDI YANG MEMBEBERKAN KAWIN PAKSA, PERBUDAKAN SEKS, DAN KEBIADABAN LAKI-LAKI ARAB DI LINGKUNGAN KERAJAAN SAUDI


OLEH: JEAN P. SASSON DALAM SEBUAH NOVEL KISAH NYATA .

Novel setebal 380 halaman karya penulis wanita asal Amerika, Jean.P Sasson ini bercerita tentang bagaimana seorang wanita, berdarah bangsawan– tepatnya bergaris kerajaan Arab Saudi, memandang kaum pria berdasarkan akumulatif pengalaman pahit hidupnya. Novel ini sangat sexist dan terasa sekali aura pemikiran feminis pada tiap lembarnya.

Sultana adalah tokoh rekayasa untuk menutupi nama sang Putri yang sebenarnya (novel ini ditulis dengan label kisah nyata). Cerita ini berawal dari masa kecil Sultana yang di lahirkan dari rahim seorang Ibu yang mulia bernama Fadila.

Dalam sejarah bangsa Arab yang kelam hingga kini, wanita tidak ubahnya sebagai budak dan aib. Dari sudut pandang Sultana, pria-pria dari negara makmur dan kaya raya itu tak mampu memilah mana manusia berjenis kelamin wanita dan mana budak belian. Ibu, anak wanita, semua sama. Hanya wanita yang mampu melahirkan anak laki-laki penerus keturunan keluarga saja yang diagung-agungkan (padahal saat Rasulullah mendapati Aisya melahirkan anak wanita, beliau, raja segala raja, malahan bergembira hati).

Hal ini bermula pada masa kecil Sultana yang mati-matian merebut kasih sayang Ayahnya, sang Pangeran keturunan Raja Abdul Aziz. Ayah Sultana hanya mencintai Faruq, kakak laki-lakinya, yang diperlakukan bak Tuhan karena di puja berlebihan. Sementara Sultana dan sembilan kakak perempuannya hanya bisa menatap iri pada perbedaan itu. Sultana berjiwa pemberontak dan penuh optimisme. Ibu mereka, meski tak pernah merestui kenakalan dan pemberontakan Sultana, beliau juga tak pernah mengekang pikiran liar anaknya.

Sultana berani menentang Ayahnya, meski beroleh tamparan di pipinya. Ia juga berani menentang Faruq, yang kemudian membuatnya di kurung dan kehilangan semua mainannya. Kekesalan Sultana pada Faruq yang egois dan kejam akhirnya membuat Sultana bertindak nekat, masuk ke kamar Faruq dan memindahkan semua koleksi film Porno dan majalah Porno yang di label milik Faruq kebawah tangga Masjid! Akibatnya Faruq terkena masalah besar, nyaris di penjara dan hukum cambuk. Beruntung Faruq berasal dari keluarga Raja, sehingga para mutawwa atau penegak agama tidak mengenai sanksi berat pada Faruq. Hanya hukuman wajib lapor sehari lima kali sesuai waktu sholat, ke masjid.

======================================

Sudah Sultana berpengalaman buruk akan Ayahnya yang pilih kasih pada Faruq dan merendahkan saudara-saudara wanitanya, Sultana mendapati kenyataan bahwa kakaknya yang tercantik, Sara harus menikah dengan pria berusia enampuluh dua tahun pilihan Ayahnya, sementara Sara belum lewat delapan belas tahun. Pernikahan Sara sudah jelas tak bahagia, sehingga Sara melakukan aksi bunuh diri dengan memasukkan kepalanya kedalam kompor gas. Tapi akhirnya nyawa Sara tertolong, namun pernikahannya tidak. Sara di cerai oleh suami tuanya, dan kembali ke istana orang tuanya. Ketertindasan itu berlanjur di waktu-waktu yang akan datang.

Dalam perjalanan menghibur Sara, mereka merencanakan pergi ke Kairo, Venice, Florence dan Roma. Hal yang sangat mudah di lakukan oleh seorang putri keturunan Raja dengan harta berlimpah. Nura, kakak Sultana yang lebih tua, mengajak Sara dan Sultana untuk jalan-jalan. Mereka harus seperjalanan dengan Faruq yang mengesalkan serta temannya, Hadi, yang terobsesi menjadi Mutawwa. Di Kairo, Sultana memergoki Hadi dan kakaknya Faruq sedang memperkosa gadis kecil berusia tidak lebih dari delapan tahun! Sara jijik pada kakaknya dan menganggap semua laki-laki adalah Iblis, terutama melihat sikap Hadi dan Faruq yang selalu menghujat wanita sebagai pelacur namun selalu tak bisa menahan untuk menikmati keindahan tubuh mereka.

======================================

Saat Ibu mereka wafat, Sultana semakin menderita. Ia sedih karena sang Ayah memutuskan menikahi gadis berusia limabelas tahun, sepupu Sultana. Sultana terpukul dan sempat membenci Randa, ibu tirinya yang seusia dengannya. Namun hal itu tak berlangsung lama karena Sultana melihat Randa pucat pasi saat di bawa Ayahnya masuk ke kamar pengantin.

Keharusan-keharusan gadis di Arab, menyebabkan setiap gadis yang sudah menstruasi harus menggunakan abaya dan mengenakan cadar. Begitu seorang wanita sudah menggunakan cadar, maka saat itulah ancaman hidup mereka di mulai. Mereka akan di nikahkan dengan laki-laki jahat, bengis, haus seks, dan biasanya jauh lebih tua. Hal yang sangat menjijikkan mengingat di belahan dunia lain masih banyak wanita yang bisa memilih calon suaminya sendiri. Biasanya pernikahan didasarkan oleh hubungan bisnis semata, demi kekayaan keluarga.

Bersama Randa, dan dua orang sahabat Sultana, Nadia dan Wafa, Sultana membentuk geng yang berusaha mendobrak tradisi perbudakan wanita. Nadia adalah anak pengusaha kaya–hampir sama kaya dengan pangeran-pangeran arab, serta Wafa, anak seorang muttawar. Rupanya Nadia dan Wafa lebih ‘liar’ dari yang dipikirkan Sultana. Nadia dan Wafa mencari pencari cinta dan berani melakukan apa saja selain penetrasi dengan pria-pria bule mereka. Nadia dan Wafa hanya menjaga cadar mereka untuk tidak terbuka, tak peduli mereka bisa telanjang didepan teman kencannya. Akibat kenekatan itu, Nadia di hukum dengan diikat pada pergelangan tangannya dengan belenggu besi, dan di tenggelamkan di kolam renang milik keluarga. Sementara Wafa lebih beruntung dengan dinikahkan dan dipindahkan ke desa terpencil.

Sultana marah dan kecewa. Kelakuan para sahabatnya di nilai adalah sebagai bentuk pemberontakan akan masa depan yang suram. Sultana berpikir bahwa mencintai dan menyerahkan kehormatan kepada pria yang bukan suami, sekalipun itu dosa besar dan zina, tetap lebih baik daripada di renggut oleh laki-laki tua yang beristri lima.

======================================

Tiba saat Sultana menikah dengan pria bernama Karim. Sultana yang keras hati menolak di jodohkan dengan Karim kecuali dapat melihat sosok si pria terlebih dahulu. Dan sang Ayah setuju. Di luar kebiasaan tradisi Arab, Sultana dapat melihat calon suaminya terlebih dahulu, hal yang sangat berbeda yang dialami oleh Ibu dan kakak-kakak wanitanya. Umumnya wanita Arab menikah dalam tekanan bathin akan kematian dan ketidak bahagiaan, akibat di jodohkan dengan pria yang lebih tua. Tapi Sultana setuju dengan calon suami yang tampan dan terpelajar. Delapan tahun yang bahagia, di suatu hari Sultana mendapati suaminya ingin menikah lagi. Sultana beranggapan bahwa tidak ada pria keturunan Arab yang melihat wanita sebagai makhluk mulia. Mereka hanya melihat wanita sebagai budak seks dan pemberi keturunan. Sudah menikah dan beristri empat pun, seorang pria Arab, terutama keturunan bangsawan masih boleh tidur dengan gundik dan pelacur.

======================================

Buku ini sarat akan diskriminasi. Dimana semua kejadian buruk yang dialami wanita adalah buah dari keberpihakan hukum dan pemikiran jahiliyah. Agama Islam sangat mengagungkan wanita, dimana Rasullulah S.A.W menyebutkan kata “Ibu” sebanyak tiga kali saat ditanya siapa orang pertama yang wajib di hormati. Rasulullah menunjukkan kecintaannya yang besar pada Aisya dan tidak menikah selama Aisya masih hidup, kendati Aisya hanya melahirkan anak perempuan, salah satunya adalah ahlul bait, Fatimmah Azzahra yang menikah dengan Imam Ali bin Abi Thalib anak paman Rasullulah.

Menurut padangangan Sultana,pria Arab memutar balikkan hukum Al’Quran dan bertindak seolah mengagungkannya. Sungguh ironis kenyataan ini terjadi di negara di mana Agama mulia di turunkan. Namun sebetulnya, dimanapun kita berada, tindakan diskriminatif tetap terjadi. Tak ada batasan mutlak di mana kejadian itu bisa dan layak terjadi.

Inti dari buku ini adalah:

1. Mengenai pandangan seorang Putri Kerajaan terhadap kehidupan diskriminatif bagi wanita di Arab Saudi.

2. Kenyataan bahwa hampir semua Pangeran Arab hidup dari gaji kekayaan usaha minyak keluarga..(saya rasa hanya Osama bin Laden saja Pangeran Arab yang hidup bersahaja dan memerangi TIRANI).

3. Pandangan Sultana bahwa semua pria di Arab Saudi haus seks, kekuasaan, perbudakan, memutar balikkan hukum Agama. Adat untuk menikah lebih dari 1 untuk yang mampu

3. Keharusan wanita menjaga keperawanannya, karena ada keharusan malam pengantin seorang pengantin wanita mengeluarkan darah perawannya kepada suaminya.

4. Harta menjadikan bangsa Arab tak lagi menghargai hidup, dan selalu mencari kekosongan dengan menikah dan menumpuk harta.

======================================

Saya sangat menyarankan membaca buku ini dengan keadaan bahagia dan penuh cinta. Kenapa? Karena saat kita tertekan akan himpitan rutinitas harian, maka buku ini akan menjadi media pembenaran kita untuk menyangkal kodrat sebagai wanita.

Sultana hidup dalam keadaan terhimpit Tirani yang dilakukan pria Arab umumnya. Sementara kita yang hidup di negara bebas dan lebih manusiawi memperlakukan wanita, sudah selayaknya menghargai diri sendiri dalam berpikir dan berprilaku. Sikap ekstrem dan gila-gilaan yang dilakukan beberapa tokoh wanita dalam buku ini tidak perlu di contoh, karena kita berada di negara yang cukup toleransi pada wanita, sekalipun muslimah.

Overall buku ini cukup menarik, karena ditulis berdasarkan kisah nyata mengenai gaya hidup kaum bangsawan Arab. Bagaimana penderitaan wanita di Arab Saudi yang penuh dengan intimidasi dan ancaman seksual. Tapi saya takut buku ini merupakan media propaganda dan politisir Amerika karena di tulis oleh penulis Amerika, karena unsur modernisasi pikiran wanita yang pemberontak dan berprilaku ekstrem sangat kentara di buku ini . Meskipun keakuratan buku ini bisa jadi 100 persen.

Novel ini adalah buku pertama dari Trilogi Princess yang dikarang oleh Jean P. Sasson, mengisahkan kehidupan seorang Putri Saudi.

Putri Sultana benar-benar seorang Putri Saudi yang sangat dekat hubungannya dengan Raja. Ia menjalani hidup yang kontradiktif; dikelilingi perhiasan dan dayang-dayang, namun tak memiliki kebebasan sama sekali. Ia adalah seorang tawanan dalam sangkar emas tanpa hak suara, tanpa kuasa untuk mengendalukan hidupnya sendiri.

Takdirnya benar-benar bergantung pada belas kasihan laki-laki dalam keluarganya, ayah, saudara laki-laki dan suaminya. Untuk pertama kalinya, perempuan Saudi dari keluarga kerajaan membeberkan kisah nayat yang ada dalam sebuah masyarakat tertutup. “Putri Sultana” membuka tabir yang mengejutkan, tentang kawin paksa, perbudakan seks dan kebiadaban laki-laki terhadap kaum hawa. Inilah sebuah kisah nyata yang tak akan pernah Anda lupakan.

Komentar Media atas Buku “Princess: Kisah tragis Putri Kerajaan Arab Saudi”
“Sangat menarik, padat, berani, kaya akan detail….”
–Publisher Weekly
“Mengejutkan”
–People Magazine
“Dramatis… sangat menyentuh”
–Kirkus Review

(All-About-Wahhabi/Wahabi-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

FAKTA-FAKTA ANEH DIBALIK KERAJAAN SAUDI


Saudi Arabia mengalir dengan riak tenang yang mempunyai gelombang besar di dalamnya, dan ditutup dengan arus kecil, seolah-olah semuanya baik-baik saja. Dibandingkan dengan negara-negara Arab lainnya, dari segi apapun, Saudi aman terkendali. Pemasukannya per tahun terus meningkat, atau paling tidak cenderung stabil, dan untuk beberapa puluh tahun ke depan, mereka tak akan terpengaruh dalam perangkap krisis ekonomi global. Jamaah haji yang sudah dipastikan membanjir bagai air bah setiap tahun merupakan salah satu jaminan besar, selain juga kekayaan minyak bumi yang berlimpah. Hingga tak heran, anak muda Saudi mayoritas berpikiran tak perlu harus bekerja keras atau belajar dengan susah payah.

Toh semua itu tak menyembunyikan gejolak yang semakin panas di negara itu. Di satu sisi, para pemuda Saudi telah sedikit berani membuat riak-riak kecil. Mereka telah sadar bahwa selama ini, sejak bertahun-tahun lamanya, raja mereka—siapapun yang sedang berkuasa—telah mengebiri gerakan dan perkembangan Islam yang justru mereka lihat di negara-negara lain.

Ada ketertarikan yang besar pada sebagian pemuda Saudi untuk belajar mengenal gerakan Islam. Di negara itu, bayangkan, kerumunan lebih dari 10 orang akan selalu menjadi masalah. Apalagi di dalam masjid. Pada awalnya, para pemuda ini masih mau mengunjungi ulama-ulama yang mereka percayai seperti Shaykh ‘Ali al-Khudhayr, Shaykh Nasir al-Fahd dan Shaykh Ahmad al-Khalidi. Namun seiring perkembangan yang cenderung makin membesar, maka semua ulama itu dibekuk pemerintah, dan dijebloskan ke dalam penjara dengan waktu yang tidak ditentukan. Dalih penangkapan itu adalah ketiga ulama ini merupakan pentolan kelompok Al-Muwahhidden, yang mempunyai banyak persenjataan dan bom. Para Syeh ini sampai detik terakhir mereka diringkus, membantah tuduhan tersebut.

Para pemuda Saudi berada dalam ketakutan dan kebingungan pada waktu yang bersamaan. Mereka sama sekali tidak mempunyai pengalaman menghadapi opresi penguasa. Otomatis mereka tidak lagi mempunyai tempat yang layak untuk bertanya. Mereka ketakutan karena peristiwa penangkapan itu bisa terjadi pada mereka. Bingung karena tak ada pula pengalaman terhadap konspirasi besar.

Mengapa Saudi sangat membatasi gerakan-gerakan Islam bahkan boleh dibilang memberangusnya? Ada beberapa fakta yang menarik untuk disingkap:

1. Rejim Saudi, seperti juga sebagian besar negara-negara Arab lainnya, adalah pemerintahan yang menyatukan antara yang benar (haqq) dan salah (batil). Aspek Haqq Saudi hanya bisa kita lihat dari simbol-simbol yang mereka pakai; bendera Saudi, klaim negara Islam, dan penerapan Syariah. Namun, di balik itu sebenarnya Saudi juga tak berbeda dengan negara sekuler lainnya.

2. Beberapa tahun sebelumnya, Saudi menggandeng Inggris untuk sama-sama memberantas gerakan Ikhwan di negaranya itu. Seorang anggota kerajaan pernah mengungkapkan hal ini. Sekarang, bukan rahasia lagi kalau Saudi akrab dengan AS. AS sudah dijadikan sebagai pelindung Saudi.

3. Komite Tetap Saudi (al-Lajnah ad-Da’imah) mengeluarkan fatwa: “Siapapun yang tidak membedakan antara Yahudi dan Kristen dan orang kafir lainnya dengan bangsa Muslim kecuali karena kebangsaannya, dan menganggap semua penguasa sama, maka dia adalah kafir.” Sebuah fatwa yang sesungguhnya membuat banyak orang berkerut dahi, namun efektif dalam meredam masyarakat Saudi. Karena, bukankah pemerintah Saudi sendiri persis seperti itu?

4. Perempuan Saudi tidak boleh menikah dengan laki-laki yang bukan dari Saudi. Dan seorang laki-laki Saudi tidak boleh menikah di luar Saudi kecuali sudah memenuhi persyaratan umur. Sebuah peraturan yang dibuat-buat karena Islam sendiri tidak cupat seperti ini.

5. Ribuan orang terbantai di negara-negara Muslim di wilayah Arab, tapi apa yang dilakukan oleh pemerintah dan rejim Saudi? Tidak ada. Rejim Saudi hanya menyuruh para Syeikh-nya untuk berdoa untuk umat Islam, dan masyarakatnya dianjurkan untuk mengumpulkan dana bantuan yang disebarkan ke seluruh dunia, utamanya untuk pembangunan masjid. Maka jangan heran, jika di sebuah pelosok terpencil di Indonesia misalnya, bisa ada sebuah masjid besar yang megah dengan tulisan di peresmiannya: “Sumbangan dari (kerajaan) Saudi…”

6. Saudi membangun hubungan diplomatik dan non-diplomatik dengan negara-negara yang jelas telah membantai umat Islam dalam jumlah yang luar biasa banyak. Dalam hal ini yang mempunyai hubungan harmonis dengan Saudi adalah India, Russia, Filipina, Amerika (tentu saja!), Cina, dan Israel.

7. Amerika mempunyai basis militer di Saudi, dan pemerintah Saudi melarang rakyatnya yang mendoakan keburukan untuk Amerika di masjid-masjid di negara itu.

8. Rejim Saudi juga membantu dan mendirikan saluran-saluran TV yang banyak sekali saat ini. Selain TV, mereka juga membantu pendanaan media-media internasional.

9. Keluarga kerajaan Saudi tidak boleh dihina oleh siapapun. Jika ada yang melakukannya, maka akan dikenakan hukuman yang berat, bahkan dihukum mati. Tapi pemerintah Saudi tidak peduli kepada para pelaku yang menghina Allah dan agamaNya. Misalnya saja, seorang Saudi zindiq, Turki al-Hamd menulis sebuah buku berjudul “al-Karadeeb” dan di dalamnya terdapat kalimat “Jadi, Allah dan setan adalah dua wajah dengan satu penemuan”, tidak dikenakan hukuman apapun, dan bukunya yang penuh dengan cerita kekafiran beredar bebas di negara itu.

(Era-Muslim/All-About-Wahhabi/Wahabi-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Ini Jawabannya, Mengapa AS dan Israel + Zionis selalu kobarkan “Fitnah” di Timur Tengah..?????


Selasa, 2011 Desember 27 00:46

Duta Besar Suriah di Tehran Hamed Hassan menyatakan AS dan Israel menyulut kerusuhan berdarah di Suriah, karena Damaskus aktif mendukung gerakan perlawanan terhadap rezim Zionis.

“Perkembangan yang terjadi di Suriah berbeda dengan fenomena perlawanan rakyat di sejumlah negara Arab,” kata Hassan, Senin (26/12).

“Suriah mendukung Lebanon dan Palestina melawan agresi Israel tahun 2006 dan 2008,” tegasnya.
Para analis politik menjelaskan bahwa tahap pertama AS dan Israel berusaha menjatuhkan rezim Suriah, dan tahap kedua adalah menerapkan apa yang disebut sebagai ‘Tentara Gratis’ yang dibentuk dari para teroris dan orang-orang kriminal di Suriah.

Ribuan rakyat Suriah Sabtu (24/12) menghadiri upacara pemakaman korban serangan teror. Seraya berkabung atas kematian korban, mereka meneriakan kecaman terhadap AS dan Israel, dan mengusung slogan-slogan mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Ledakan terjadi di saat delegasi Liga Arab mengunjungi Damaskus untuk membantu mengakhiri kekerasan di Suriah.

Suriah dilanda kerusuhan internal yang meletus sejak pertengahan Maret lalu yang menewaskan ratusan orang, termasuk pasukan keamanan dan warga sipil. Barat dan kelompok oposisi menuduh pemerintah Suriah melakukan pembunuhan. Sementara Damaskus menyalahkan penjahat, penyabot dan kelompok teroris bersenjata sebagai penyulut kerusuhan berdarah yang diplot dari luar negeri. Dalam wawancara dengan media massa Israel selama beberapa bulan terakhir, para anggota oposisi Suriah terang-terangan mengungkapkan visi mereka untuk membangun hubungan mesra dengan rezim Tel Aviv.
_____________________________________

Wahabi Pro Zionis Kerap Menuduh NU Sebagai Ahlul Bid’ah Demi Aliran Uang ke Kantong Mereka, Nyata Bukti Wahabi Adalah Pembela Dajjal

Posted by AHLUL BAIT NABI SAW on Rabu, 22 April 2015









Arab Saudi: Raja Saudi Angkat Seorang Rabi Zionis sebagai Penasehatnya

Yediot Aharonot memuji Raja Abdullah karena berani memilih seorang rabi sebagai penasehatnya, dan karena ia transparan serta tidak ragu dengan langkahnya itu. Selain itu, mereka juga berharap langkah seperti ini akan terulang lagi.

Apakah masuknya gerakan Wahabi ke Indonesia membawa misi untuk penguasaan politik dan ekonomi, sama halnya di Afghanistan dan Arab Saudi?

Menurut Mohammed Arkoun (pemikir Islam kontemporer Maroko), dalam sepuluh tahun ke depan, Indonesia akan menjadi negara Islam terbesar dan terkuat dunia. Nah, tidak menutup kemungkinan, dikirimnya virus-virus paham ekstrem itu ke Indonesia bertujuan untuk menghancurkan negara ini hingga tinggal nama saja. Virus itu memang sengaja disebar dan disuntikkan untuk melumpuhkan kebesaran bangsa ini.

wahabi saudi kerap menuduh NU sebagai ahlulbid’ah demi aliran uang kekantong mereka !! Kekakuan dan keganasan sikap serta kebengisan perlakuaan yang sering kali kita saksikan dari kaum Wahhâbi/Salafi di berbagai daerah di tanah air dan juga seperti diberitakan di berbagai belahan duni Islam, khususnya ketika mereka merasa kuat.

baik disebabkan banyak jumlah mereka atau karena ada dukungan dari penguasa.

semua itu bukanlah hal baru dan sikap yang lahir dari kehampaan… Akan tetapi ia adalah model didikan dan doktrin yang ditanamkan dalam jiwa sempit mereka.

ini adalah doktrin turun-temurun yang sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari ediologi dan keyakinan keberagamaan komunitas ini…

Surat kabar rezim Israel mengangkat berita terkait langkah Raja Saudi yang mengangkat seorang rabi Yahudi sebagai penasehatnya di Pusat Dialog Agama Austria.

Yediot Aharonot edisi hari Selasa (27/11/2012) menulis, “Abdullah bin Abdulaziz untuk pertama kalinya secara resmi mengangkat David Rosen, seorang rabi warga Zionis sebagai penasehatnya. Rosen adalah salah satu pengurus Pusat Dialog Agama dan Kebudayaan.” Emad News (28/11) melaporkan.

Pusat Dialog itu secara langsung berafiliasi ke kantor kerajaan Arab Saudi, dan seluruh agamawan serta pengurusnya yang berjumlah 70 orang berada di bawah pengawasan kantor kerajaan.

Langkah Malik Abdullah ini, tulis Yediot Aharonot, dinilai sensitif karena Rosen adalah warga Israel dan seorang rabi yang memiliki beberapa kewarganegaraan, di antaranya Lebanon dan Arab Saudi.

“Langkah tersebut memberikan kontribusi penting bagi disingkirkannya penghalang yang merintangi hubungan Arab Saudi dan Israel,” kata surat kabar ini.

Sementara itu, Rosen mengaku telah melakukan dialog dengan Raja Abdullah terkait masalah yang berhubungan dengan agama Yahudi, dan Abdullah menunjukkan bahwa dirinya memiliki pemahaman yang baik tentang masalah tersebut.

Yediot Aharonot memuji Raja Abdullah karena berani memilih seorang rabi sebagai penasehatnya, dan karena ia transparan serta tidak ragu dengan langkahnya itu. Selain itu, mereka juga berharap langkah seperti ini akan terulang lagi.

Baru-baru ini saya mendapatkan buku murah di pasar buku lowak (azbaciah) yang bertajuk “al-Sa’udiyyun wa al-Irhabi: Ru’yah ‘Alamiyah” (Orang-orang Saudi dan Terorisme: Sebuah Pandangan Dunia): Riadh, 2005. Sejenis bunga rampai, memuat tulisan dari berbagai kalangan. Ada satu sub judul yang membicarakan relasi terorisme dan Wahabi. Cukup beragam tulisan itu: ada yang menohok bahwa Wahabi adalah salah satu sumber merebaknya terorisme, dan ada yang menyucikan Wahabi dari terorisme. Tapi, penyucian Wahabi dari terorisme menjadi sangsi jika kita melihat kenyataan selalu saja ada pihak yang bergabung dalam komplotan terorisme berkedok agama, yang telah menyerap doktrin Wahabi. Dan benarkah kalau mereka hanyalah sekedar oknum?

Muhammad Abduh sebagai saksi mata menilai Wahabi adalah gerakan pembaharuan yang paradok: hendak mengibaskan debu taklid yang mengotori, tapi di saat yang sama menciptakan taklid baru yang lebih menjijikan.

Wacana teologi yang diusung Wahabi adalah sejenis wacana yang absen dari percaturan ilmiah, dengan mengembalikannya ke dalam wacana “religius murni” yang bertumpu pada makna literalisme teks-teks primer agama (Quran&hadits), yang bersifat univositas. Bahasa metafor (majaz) adalah barang haram. Berteologi dengan berfikir atau penghayatan-intuitif adalah tindakan kriminal! Syahdan, Wahabi dalam menyikapi ayat-ayat ketuhanan pun tetap berpegang pada makna literalisnya. Yadu-Allah, semisal, diartikan bahwa Tuhan mempunyai tangan, seperti pendapatnya para salaf al-salih, demikian Wahabi berkata.

Sejatinya nama besar dan harum “salaf al-salih” di sini sedang dijual sebagai alat legitimasinya. Terbukti, para salaf al-salih dalam menyikapi ayat-ayat ketuhanan, semisal Yadu-Allah, dengan tanpa menentukan makna, dan menyerahkan maknanya kepada Allah. Wa-llahu A’lam. Sementara kita tahu bahwa Wahabi telah menentukan makna literalisnya, dan terperosok ke dalam tajsiem (mempersonifikasi Tuhan yang berjasad). Pengakuan Wahabi sebagai madzhab salaf menjadi musykil.


Kamis, 29/11/2012 08:54

“Ideologi Wahabi, satu dua langkah lagi akan menjadi terorisme,” kata KH Said Aqil Siroj, Ketua Umum PBNU dalam sambutan pelepasan peserta pelatihan ‘Dauroh lil Imam wal Muazin’ di aula kantor PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (28/11) siang.

Ajaran Wahabi menurut Kang Said, memang tidak mengajarkan untuk membunuh orang kafir. Tetapi Wahabi mengajarkan pengikutnya memandang orang di luar kelompoknya sebagai orang musyrik yang halal darahnya.

“Meskipun begitu, ajaran Wahabi membuka peluang bagi penganutnya untuk menjadi teroris. Penganut Wahabi yang sedang marah, lalu kalap, dan berkesempatan, akan mengondisikan dirinya menjadi teroris,” tambah Kiai Said.

Hal ini diutarakan Kang Said di hadapan sedikitnya 20 peserta utusan Lembaga Takmir Masjid NU, LTMNU. Mereka adalah pengurus masjid yang direkrut dari sejumlah wilayah dan cabang NU di Indonesia.

Sambutan pelepasan diadakan untuk menampik kekhawatiran bahwa penyusupan ideologi Wahabi diselundupkan dalam pelatihan tersebut. Karena, sebagian peserta pelatihan sempat mempertanyakan kemungkinan penyusupan.

Meski demikian, Kiai Said sempat menyebut sejumlah yayasan keagamaan yang didanai Pemerintah Arab Saudi. “Sebagian pengurus yayasan itu menjadi pelaku teror di sejumlah titik Indonesia yang ditetapkan oleh Kepolisian RI,” tegasnya.

Pelatihan diselenggarakan Pemerintah Arab Saudi di Hotel Kaisar, Duren Tiga, Kalibata, Jakarta Selatan. Pelatihan manajemen kepengurusan masjid dan persoalan muazin dimulai hari ini hingga beberapa hari ke depan.

Pelatihan ‘Dauroh lil Imam wal Muazin’ diikuti oleh semua ormas Islam se-Indonesia. Peserta pelatihan berjumlah 120 orang. Dua puluh dari semua peserta, direkrut dari ormas NU melalui LTMNU.


Sejarah mencatat bahwa hanabilah telah mengajarkan doktrin kekerasan dengan praktik nyata bagaimana mereka harus menyikapi lawan-lawan mereka; kaum Muslimin dari mazhab-mazhab lain selain mazhab Hanbali (yang mereka modifikasi menjadi mazhab galak dan sadis)!Ibnu Katsir (ahli sejarah dan mufassir yang tak henti-hentinya dibanggakan kaum Salafi Wahhâbi) melaporkan (tentu kaum Wahhâbi harus menerimanya, sebab beliau adalaah imam terpercaya dalam keyakinan mereka) bahwa kaum pendahulu kaum Wahhâbi (Hanâbilah) telah berbuat kejahatan agamis dengan melarang kaum Muslimin beraliran Asy’ariyah menunaikan shalat jum’at!Dengar apa laporang Ibnu Katsir ketika beliau melaporkan pristiwa tahun 447 H:.

وفيها وقعت الفتنة بين الأشـاعرة والحنابلـة ، فقـوي جانب الحنابلة قـوة عظيمـة ، بحيث أنه كان ليس لأحد من الأشاعرة أن يشهـد الجمعة ولا الجماعات .

“Pada tahun ini terjadilah fitnah (kekacauan) antara penganut Asy’ariyah dan kaum Hanâbilah. Lalu kuatlah posisi kaum Hanâbilah dengan kekuatan yang sangat sehingga tidak seorang pun dari pengikut Asy’ariyah yang dibolehkan menhadiri shalat Jum’at dan jama’ah.”[1]

Ibnu Jauzi juga melaporkan pristiwa tahun 447 H sebagai berikut:

ووقعت بين الحنابلة والأشاعرةفتنة عظيمة حتى تأخر الأشاعـرة عـن الجمعـات خـوفاً من الحنابلة .

“Dan terjadilah fitnah/kerusuha besar antara kaum Hanâbilah dan Asy’ariyah sampai-sampai kaum Asy’ariyah meninggalkan shalat jum’at karena takut dari kaum Hanâbilah.”[2]

Kerusuhan yang terjadi, sekali lagi diakaibatkan kaum Hanbaliyah menyebarkan akidah sesat tentang tajsîm dan demi memikat hati kaum awam mereka membawa-bawa nama Imam Ahmad ibn Hanbal! Ibnu Khaldun merekam dengan rinci keganasan yang dipicu oleh pendahulu/Salaf kaum Salafi Wahhâbi dalam masalah sifat Allah SWT. Ia melaporkan:

… وبين الحنابلة والشافعية وغيرهم من تصريح الحنابلة بالتشبيه في الذات والصفات ، ونسبتهم ذلك إلى الإمام أحمد ، وحاشاه منه ، فيقع الجدال والنكير ، ثم يفضي إلى الفتنة بين العوام .

“Dan antara kaum Hanbaliyah dan Syafi’iyah dan penganut mazhab lainnya terjadi perdebatan di mana kaum Hanbaliyah berterang-terangan dalam akidah tasybîh (menyerupakah Allah dengan makhluk-Nya) dalam Dzat dan Sifat dan mereka menisbatkan akidah itu kepada Imam Ahmad (dan tidak mungkin beliau berakidah seperti itu), lalu terjadilah perdebatan dan penolakan keras kemudian menyulut fitnah di kalangan kaum awam.”[3]


kesimpulan :
Selamanya kaum Hanbaliyah (yang kini diwakili kaum Wahhâbi/Salafi) meracuni kaum awam (walaupun ulama mereka juga tidak kalah awamnya dengn kaum awam yang sangat awam) dengan bahasan-bahasan tentang tauhid yang berorientasi kepada doktrin penyerupaan Allah dengan makhluk-Nya. Walaupun mereka selalu ngotot mengelak bahwa akidah mereka itu adalah inti akidah tasybîb dan tajsîm!

Kini cara-cara itu juga mulai dipergunakan kaum Wahhâbi melalui otot-otot preman bayaran untuk melarang kaum Muslim yang tidak mereka sukai untuk menegakkan shalat di masjid-masjid; rumah ibadah!

Jika nanti mereka kuat, mungkin saja apa yang diprktikkan pendahulu mereka juga dikalukan kepada kaum Mulim non Wahhâbi…

Coba perhatikan sikap mereka ketika mendapat sedikit angin segar… ketika sedikit merasa kuat.. langgar-langgar kaum Muslim yang dahulu membaca Mauludan dan Diba’an atau tawassul dan istighatsah mereka kuasai kemudian semua acara ritual itu diporak-porandakan… dilarang… dengan alasan bid’ah! Mengandung unsur syirik.. dll. masjid-masjid yang dahulu membaca qunut dilarang dengan alasan Nabi saw. tidak pernah mensunnahkan qunut!

Al hasil… mereka adalah kelompok ganas yang tidak pernah mentolerir perbedaaan mazhab! Hanya mazhab mereka saja yang boleh dijalankan… sebab “hanya mazhab mereka yang mengikuti Al Qur’an dan Sunnah”! Mazhab-mazhab lain sesat! Menyimpang dari tuntunan Salaf!

Bukankah cara berpikir seperti itu adalah bahaya?!

Referensi:
[1] Al Bidâyah wa an Nihâyah,12/71. terbitan Dâr ar Rayyân Li at Tutrâts-Kairo.
[2] Al Muntadzim,15/347.
[3] Tarikh Ibn Khaldûn,3/477.
_________________________________________



Kecintaan Syi’ah kepada Nabi saw. dan Ahlulbait ra begitu kental dalam jiwa Syi’ah dan telah mereka terjemahkan dengan berbagai bentuk, mulai dari mengimani berbagai keutamaan yang disabdakan Nabi saw., mengabadikan berbagai peninggalannya, meyakini mereka sebagai pribadi-pribadi agung yang mulia hingga menjadikan mereka sebagai wasilah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Anak Bin Baz Menolak Fatwa-fatwa Ayahnya


ANAK DARI ABDUL ‘AZIZ BIN BAZ MENOLAK FATWA-FATWA YANG PERNAH DIKELUARKAN OLEH AYAHNYA YANG MEMBAWA AJARAN WAHHABI.

Gerakan Salafy Modern Di Indonesia semoga saja segera menyadari betapa gelombang pemikiran intern mereka sendiri telah demikian beragam dan sangat rentan akan menimbulkan perpecahan. Ahmad bin Abdul Aziz Bin Baz menolak fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh bapaknya yaitu Abdul Aziz Bin Baz yang merupakan tokoh besar agama Wahhabi.

Ternyata anaknya menyadari terdapat banyak pandangan yang keterlaluan dan radikal te…rbit dari banyak pendakyah Wahhabi di negara Saudi Arabia, beliau (Ahmad) telah mengumumkan agar faham itu perlu dihapus (Rujuk Al-Awsat 2004) dan kini anak dari tokoh ajaran Wahhabi ini menolak fatwa-fatwa yang terbit dari ayahnya Abdul Aziz Bin Baz.

ada photonya syeikh ahmad bin abdul aziz bin baz, cakep juga loh, pake kaca mata lagi. Padahal ayahnya sendiri berfatwa photo adalah haram dan terlaknat,

أحمد بن باز: فتاوى والدي غير صالحة لكل الحالات وبعض الفتاوى تصدر على أساس أسئلة «ملغومة» – صحيفة صوت

www.okhdood.com

موقع يُعنى بأخبار منطقة نجران


Dan poto di atas juga tidak menunjukkan jenggot yang awut awutan, hehehhehe

Apakah ini Pertanda Zaman sebagai babak awal hancurnya Wahabi Sebagai Peta Bid’ah Dunia?


PERPECAHAN DAN PERCERAI-BERAIAN

Hal tersebut seperti telah diingatkan dalam firman Allah subhanahu wa ta’ala: “Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka”, (QS. 3 : 105). “Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat”, (QS. 5 : 64).


MENGIKUTI HAWA NAFSU

Sebagaimana diingatkan oleh firman Allah subhanahu wa ta’ala:

فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ

“Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan (zaigh)”, (QS. 3 : 7).

قال أبو جعفر: يعني بذلك جل ثناؤه: فأما الذين في قلوبهم ميل عن الحق وانحرافٌ عنه.

Kesesatan (zaigh) adalah lari dari kebenaran karena mengikuti hawa nafsu.

Dalam ayat lain dikatakan:

وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِنَ اللَّهِ

“Dan siapakah yang lebih sesat dari pada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun.” (QS. 28 : 50).

Ada kisah menarik berkaitan dengan mengikuti hawa nafsu ini. Ketika orang-orang Khawarij mengasingkan diri dan menjadi kekuatan oposisi terhadap Khalifah Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu, Ali selalu didatangi orang-orang yang memberinya saran: “Wahai Amirul Mu’minin, mereka melakukan gerakan melawan Anda.” Ali radhiyallahu anhu hanya menjawab: “Biarkan saja mereka. Aku tidak akan memerangi mereka, sebelum mereka memerangiku. Dan mereka pasti melakukannya.” Sampai akhirnya pada suatu hari, Ibn Abbas mendatanginya sebelum waktu zhuhur dan berkata: “Wahai Amirul Mu’minin, aku mohon shalat zhuhur agak diakhirkan, aku hendak mendatangi mereka (Khawarij) untuk berdialog dengan mereka.” Ali radhiyallahu anhu menjawab: “Aku khawatir mereka mengapa-apakanmu.” Ibn Abbas berkata: “Tidak perlu khawatir. Aku laki-laki yang baik budi pekertinya dan tidak pernah menyakiti orang.” Akhirnya Ali radhiyallahu anhu merestuinya. Lalu Ibn Abbas memakai pakaian yang paling bagus produk negeri Yaman.

Ibn Abbas berkata: “Aku menyisir rambutku dengan rapi dan mendatangi mereka pada waktu terik matahari. Setelah aku mendatangi mereka, aku tidak pernah melihat orang yang lebih bersungguh-sungguh dari pada mereka. Pada dahi mereka tampak sekali bekas sujud. Tangan mereka kasar seperti kaki onta. Dari wajah mereka, tampak sekali kalau mereka tidak tidur malam untuk beribadah. Lalu aku mengucapkan salam kepada mereka. Mereka menjawab: “Selamat datang Ibn Abbas. Apa keperluanmu?”

Aku menjawab: “Aku datang mewakili kaum Muhajirin dan Anshar serta menantu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Al-Qur’an turun di tengah-tengah mereka. Mereka lebih mengetahui maksud al-Qur’an dari pada kalian. Lalu sebagian mereka berkata, “Jangan berdebat dengan kaum Quraisy, karena Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: “Sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar”. (QS. 43 : 58).

Kemudian ada dua atau tiga orang berkata: “Kita akan berdialog dengan Ibn Abbas.” Kemudian terjadi dialog antara Ibn Abbas dengan mereka. Setelah Ibn Abbas berhasil mematahkan argumentasi mereka, maka 2000 orang Khawarij kembali kepada barisan Sayidina Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu.

Sementara yang lain tetap bersikeras dengan pendiriannya. 2000 orang tersebut kembali kepada kelompok kaum Muslimin, karena berhasil mengalahkan hawa nafsu mereka. Sementara yang lainnya, telah dikalahkan oleh hawa nafsunya, sehingga bertahan dalam kekeliruan.

Jadi, setiap persoalan yang timbul dalam Islam, lalu orang-orang berbeda pendapat mengenai hal tersebut dan perbedaan itu tidak menimbulkan permusuhan, kebencian dan perpecahan, maka kami meyakini bahwa persoalan tersebut masuk dalam koridor Islam. Sedangkan setiap persoalan yang timbul dalam Islam, lalu menyebabkan permusuhan, kebencian, saling membelakangi dan memutus hubungan, maka hal itu kami yakini bukan termasuk urusan agama. Persoalan tersebut berarti termasuk yang dimaksud oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam menafsirkan ayat berikut ini.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda kepada ‘Aisyah, “Wahai ‘Aisyah, siapa yang dimaksud dalam ayat, “Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka menjadi bergolongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu terhadap mereka”, (QS. 6 : 159)?” ‘Aisyah menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Mereka adalah golongan yang mengikuti hawa nafsu, ahli bid’ah dan aliran sesat dari umat ini.” Demikian uraian Asy-Syathibi.

Setelah menguraikan demikian, kemudian Asy-Syathibi mencontohkan dengan aliran Khawarij. Di mana Khawarij memecah belah umat Islam, dan bahkan sesama mereka juga terjadi perpecahan. Mereka sebenarnya yang dimaksud dengan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam: “Mereka akan membunuh orang-orang Islam, tetapi membiarkan para penyembah berhala.”

Berkaitan dengan aliran Salafi, agaknya terdapat kemiripan antara Salafi dengan Khawarij, yaitu menjadi pemecah belah umat Islam dan bahkan sesama mereka juga terjadi perpecahan. Perpecahan sesama Salafi telah dibeberkan oleh Syaikh Abdul Muhsin bin Hamad al-‘Abbad al-Badr, dosen di Jami’ah Islamiyah, Madinah al-Munawwaroh dalam bukunya, Rifqan Ahl al-Sunnah bi-Ahl al-Sunnah, yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Ali Mushri.

Seorang anak kecil berpaham syi’ah pernah bertanya pada ustad beken wahabi :
“Ustadz, Anda tadi mengatakan bahwa tanda-tanda ahli bid’ah itu, sesama kelompoknya terjadi perpecahan, saling membid’ahkan dan saling mengkafirkan. Sedangkan Ahlussunnah Wal-Jama’ah tidak demikian. Ustadz, saya sekarang bertanya, siapa yang dimaksud Ahlussunnah Wal-Jama’ah menurut Ustadz? Bukankah sesama ulama Salafi di Timur Tengah yang mengklaim Ahlussunnah Wal-Jama’ah, juga terjadi perpecahan, saling membid’ahkan dan bahkan saling mengkafirkan.

Misalnya:
• Abdul Muhsin al-’Abbad dari Madinah menganggap al-Albani berfaham Murji’ah.
• Hamud al-Tuwaijiri dari Riyadh menilai al-Albani telah mulhid (tersesat).
• Al-Albani juga memvonis tokoh Salafi di Saudi Arabia yang mengkritiknya, sebagai musuh tauhid dan sunnah.
• Komisi fatwa Saudi Arabia yang beranggotakan al-Fauzan dan al-Ghudyan, serta ketuanya Abdul Aziz Alus-Syaikh memvonis Ali Hasan al-Halabi, murid al-Albani dan ulama Salafi yang tinggal di Yordania, berfaham Murji’ah dan Khawarij.


Kemudian:
• Husain Alus-Syaikh yang tinggal di Madinah membela al-Halabi dan mengatakan bahwa yang membid’ahkan al-Halabi adalah ahli-bid’ah dan bahwa al-Fauzan telah berbohong dalam fatwanya tentang al-Halabi.
• Al-Halabi pun membalas juga dengan mengatakan, bahwa Safar al-Hawali, pengikut Salafi di Saudi Arabia, beraliran Murji’ah.
• Ahmad bin Yahya al-Najmi, ulama Salafi di Saudi Arabia, memvonis al-Huwaini dan al-Mighrawi yang tinggal di Mesir mengikuti faham Khawarij.
• Falih al-Harbi dan Fauzi al-Atsari dari Bahrain menuduh Rabi’ al-Madkhali dan Salafi Saudi lainnya mengikuti faham Murji’ah.
• Dan Banyak pula ulama Salafi yang hampir saja menganggap Bakar Abu Zaid, ulama Salafi yang tinggal di Riyadh, keluar dari mainstream Salafi karena karangannya yang berjudul Tashnif al-Nas baina al-Zhann wa al-Yaqin. []


Dengan kenyataan terjadinya perpecahan di kalangan ulama Salafi seperti ini, menurut Ustadz, layakkah para ulama Salafi tadi disebut Ahlussunnah Wal-Jama’ah?” Mendengar pertanyaan tersebut, Ustadz Salafi itu hanya menjawab: “Wah, kalau begitu, saya tidak tahu juga ya”. Demikian jawaban Ustadz Salafi itu yang tampaknya kebingungan.” Demikian kisah teman saya, AD.

Beberapa bulan sebelumnya, ketika data-data perpecahan di kalangan ulama Salafi di Timur Tengah tersebut disampaikan kepada Ustadz Ali Musri, tokoh Salafi dari Sumatera yang sekarang tinggal di Jember, Ustadz Ali Musri langsung mengatakan: “Data ini fitnah. Di kalangan ulama Salafi tidak ada perpecehan.” Demikian jawaban Ustadz Ali Musri pada waktu itu.

Namun tanpa diduga sebelumnya, beberapa hari kemudian, Ustadz Ali Musri membagi-bagikan beberapa buku kecil kepada mahasiswanya di STAIN Jember. Ketika saya mengajar di STAIN Jember, sebagian mahasiswa yang menerima buku-buku tersebut, meminjamkannya kepada saya. Dan ternyata, di antara buku tersebut ada yang berjudul, Rifqan Ahl al-Sunnah bi-Ahl al-Sunnah, karangan Dr. Abdul Muhsin bin Hamad al-‘Abbad al-Badar, dosen Ustadz Ali Musri ketika kuliah di Jami’ah Islamiyah, Madinah al-Munawwaroh. Ternyata dalam kitab Rifqan Ahl al-Sunnah bi-Ahl al-Sunnah, Dr. Abdul Muhsin membeberkan terjadinya perpecahan di kalangan Salafi yang sangat parah dan sampai klimaks, sampai pada batas saling membid’ahkan, tidak bertegur sapa, memutus hubungan dan sebagainya. Subhanallah, kesesatan suatu golongan dibeberkan oleh orang dalam sendiri. “Dan seorang saksi dari keluarga wanita itu memberikan kesaksiannya”, (QS. 12 : 26).


RESENSI BUKU : SEJARAH BERDARAH SEKTE SALAFI WAHABI

Resensi buku fenomenal :

____________________________________

”SEJARAH BERDARAH SEKTE SALAFI WAHABI.

mereka membunuh semuanya termasuk para ulama”.
karya syaikh Idahram
(Pustaka Pesantren, Bantul Yogyakarta, 2011. tebal buku 272 halaman

Rasul sempat bersabda saat kemenangan di perang hunain bulan syawal waktu itu,”akan lahir dari keturunan orang ini suatu kaum yang membaca alquran tidak sampai melewati batas tenggorokan, mereka keluar dari agama seperti anak panah yang keluar dari busurnya dan menembus keluar dari badan binatang buruan, mereka memerangi orang islam dan membiarkan para penyembah berhala…” (HR bukhari muslim, Muslim, Abu daud, Nasai, Ahmad).

hadits itu muncul saat ada pembagian ghonimah perang, dan dibagikan pada para muallaf walaupun sudah kaya sekaliber Abu Sofyan, sedang Abu bakar, Umar dan Ali malah tidak diberi oleh Rasul, tiba – tiba dari kebijakan itu muncullah seseorang namanya Dzul khuwaisah dengan berkacak pinggang dengan sombongnya menghardik Rasul dengan kasar :” berlaku adillah, hai Muhammad!!” Nabi pun menyahut “ celaka kamu!! Siapa yang berbuat adi jika aku saja tidak berbuat adil, Ha!??” lantas Umar berkata “ wahai Rasulullah, biarkan kupenggal lehernya”, “biarkan saja!!”kata Nabi, setelah kejadian itu bersabdalah Nabi dengan redaksi di atas. Dan cirri cirri Dzul khuwaisah adalah sebagai berikut : (versi Imam nawawi dalam kitabnya), Dzul Khuwaisah itu sosok yang berjidat hitam, kepalanya botak tidak berambut, tinggi gamisnya setengah kaki dan jenggotnya panjang.

Pada pendahuluan dari buku ini kita dikenalkan dengan apa itu salafi, berdasarkan pemahaman konteks hadits yang menceritakan tentang kebaikan orang orang setelah Rasul, maka dipahami bahwa salaf adalah generasi yang dibatasi oleh sebuah penjelasan Rasulullah “sebaik baik manusia adalah yang hidup di masaku, kemudian yang mengikuti mereka (tabiin) dan yang mengikuti mereka lagi (tabi’ tabi’in) (HR Bukhari Muslim) Muhammad bin Abdul wahhab, anak seorang tokoh yang faqih merupakan tokoh pendiri sekte ini, ia gagal beberapa kali untuk mondok kepada para Ulama kakak kandungnya pun mengkritisi dan membuat buku untuk menangkis pemikiran “gila” si Wahab ini, di antaranya adalah ungkapan dalam buku karangan kakak kandungnya itu, Syaikh Sulaiman Ibn Abdul wahhab:

Saat ini manusia tengah ditimpa bencana besar dengan kemunculan orang orang yang mengaku berdasarkan alquran dan assunnah. Dia masa bodoh dengan orang yang menyalahinya. Bahwa setiap orang yang menyalahinya dianggap kafir olehnya. Begitulah sementara ia bukan seorang yang menyandang satu pun dari sekian banyak syarat mujtahid. Bahkan sepersepuluh dari salah satunya pun dia tidak memiliki. Namun demikian ucapannya laris di kalangan kaum jahil, innaa lillaahi wa innaa ilaihi Raaji’uun” (terambil dari kitab Ashawa’iq al-ilahiyyah, Ahmad Ibnu Zaini Dahlan : Fitnah AlWahhabiyyah, Istanbul Turkey 1986 h.5).

Pada tengah buku dijelaskan sejarah kemunculan Wahabisme di Indonesia, bahkan mengenal nama-nama dan lembaga pondok maupun group jihad dengan gamblangnya, buku ini telah mengalami cetak 5 kali dalam kurun tak lebih dari 3 bulan, busyet…..

Ibnu Abdul wahhab yang satu ini telah mengalami beberapa pengusiran di daerahnya karena ulah gilanya mengkafirkan 10 desa di daerahnya, akhirnya melancong ke Dir’iyyah untuk minta perlindungan pada Ibn sau, ia menyambutnya dan melindunginya dari musuh musuhnya, diberilah si wahhab ini wilayah oleh Saud dan Wahhab membalasnya dengan ungkapan yang menimbulkan kengerian:” kamu adalah penguasa di pemukiman ini dan orang yang bijaksana saya minta engkau bersumpah bahwa engkau akan melaksanakan jihad terhadap orang orang kafir (lihat, umat islam waktu itu dianggapnya kafir olehnya) sebagai gantinya engkau akan menjadi imam, pemimpin masyarakat muslim dan aku akan menjadi pemimpin di bidang agama”[1]

Dalam buku babon mereka yang berjudul ad durar as ssaniyyah mereka menjelaskan kronologi kebiadaban wahabi atas pembunuhan ulama-ulama,

“saat itu syaikh Abdullah Abu bathin ditanya, bukankah Muhammad bin abdul wahab itu masuk criteria bughot sehingga halal darahnya tidak hartanya?’ ia menjawab, “jika sebagian orang bodoh menanyakan hal itu jawab saja bahwa Nabi juga tidak mensyaratkan bahwa imam harus dari orang turki, karena orang arab itu lebih baik dari pada orang turki (dalam menjadi imam)” (Muhammad ibn Abdul wahhab dkk, durar saniyyah jilid 7 h.8.

Di dalamnya juga menceritakan pengakuan seorang peneliti, Sebuah buku yang fenomenal menceritakan kronologi pembantaian massal wahhabi pada ummat islam yang tidak sejalan dengan cara berfikirnya, yaitu kitab tarikh al arobiyyah al hadits, dar al farabi, Beirut 2007 h.179 karya Vladimir Borisovich Lotsky :” pada periode itu fenomena kepala-kepala terputus dari ummat islam dari ummat islam yang dituduh menolak faha wahabi sangat banyak bergelimpangan dimana-mana, belum lagi fenomena pemotongan kaki, tangan dan penyiksana jasmani dan rohani”.

Pada halaman menjelang akhir, ditulislah daftar kebobrokan fatwa yang menyimpang dari islam, diantaranya: boleh berbohong atas nama agama bagi muballigh, boleh melaknat syiah, boleh menghancurkan situs situs orang yang memusuhinya demi dakwah wahhabi, haram belajar bahasa inggris, haram bermain bola, haram pengguna internet itu wanita, haram bertepuk tangan, dan menyapa selamat pagi, haram wanita bicara dengan suara saat di sisi laki laki asing,(bagai monyet dong), haram wanita mengendarai mobil, neraka tidak kekal dan kuffar gak abadi di neraka, sholawat setelah adzan dosanya sama dengan perzinaan,( wuik padahal orang Indonesia biasa pujian sebelum iqomah dikumandangkan) dan yang paling tragis, haram ziarah ke maqam rasulullah SAW, kafirlah yang tidak mengkafirkan sayyidina Ali bin abi thalib, (benar-benar mengerikan, masuk Indonesia kita doakan kesulitan!! Amin, pen).

Pada kesimpulan pembahasan diuraikanlah oleh si penulis dengan gamblang dan bahasa yang enak dipahami, pertanyaan yang dilontarkan pada pengikut wahabi dengan pertanyaan system mukhotob, seolah olah pembaca adalah wahabi, dan dijawab sendiri oleh penulis dan menjelaskan kebobrokan mereka. amalan mereka dikatakan salaf, tapi tidak mutlak totalitas namun semau udelnya sendiri, dan mengungkapkan bahasa ajaran wahabi ini bagi orang awam khususnya orang orang yang tidak begitu memahami islam dengan mendalam, wahhabi merupakan golongan yang suka memelintir ayat dan hadits sesuai dengan nafsu dan kesenangan mereka sendiri, tidak pernah berfikir bahwa hal itu adalah kesalahan agung.

Demikian apa yang dapat rangkumkan dari buku fenomenal dan penuh intrik membara ini, silakan beli, kalaupun tidak beli silakan membaca materi ini berulang-ulang hingga hafal di luar kepala, kalo tidak sampai luar kepala, minimal hafal dalam laptopnya, amin. Atas keterbatasan gaya bahasa dan kekurangan ide dan model, mohon sudi untuk berkenan memaafkan Anan Smile yang lemah ini. Dan terima kasih telah meluangkan waktu membaca catatan kecil ini.

Semoga bermanfaat dunia akhirat, amin.
____________________________________

NU mampu membungkam wahabi setan nejed hanya dengan satu artikel ini !!! Sejak lama umat Islam telah berinteraksi dengan aliran sempalan, wahabi. Karakteristik dari aliran ini pun sudah lama dikenali; suka berdusta. Oleh karena itu, ulama NU telah memberikan peringatan waspada kepada umat Islam tentang golongan ini yang paling suka bersaksi palsu dan berdusta diantara sekian banyak sempalan Islam.


wahabi Itu Sesat Juragan (Sebuah Masukan untuk Bapak Profesor Umar Syihab dan Bapak Profesor Din Syamsuddin).

Adalah hal yang membuat kita gembira ketua Majelis Ulama Indonesia yang masih mengaku ‘sunniy’ mengatakan Syi’ah itu tidak sesat. Ia adalah Prof. Umar Syihaab– semoga Allah memberikan petunjuk kepadanya, – yang mengatakan : “MUI berprinsip bahwa mazhab Syiah tidak sesat. Karena itu, MUI mengimbau umat Islam tidak terpecah belah dan menjaga ukhuwah islamiah serta tidak melakukan tindak kekerasan terhadap golongan berbeda”.[http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=294266.]

Di lain kesempatan ia berkata : “Misalnya ada MUI Daerah yang mengeluarkan fatwa Syiah itu sesat -namun Alhamdulillah syukurnya belum ada MUI Daerah yang mengeluarkan fatwa seperti itu- maka fatwa tersebut tidak sah secara konstitusi, sebab MUI Pusat menyatakan Syiah itu sah sebagai mazhab Islam dan tidak sesat. Jika ada petinggi MUI yang mengatakan seperti itu, itu adalah pendapat pribadi dan bukan keputusan MUI sebagai sebuah organisasi“.[http://abna.ir/data.asp?lang=12&id=239004.]

Tidak ketinggalan Prof. Diin Syansuddiin – ketua umum PP. Muhammadiyyah – yang memberikan angin segar atas ucapan Prof. Umar Syihab, dimana ia menegaskan bahwa antara Sunni dan Syiah ada perbedaan tapi hanya pada wilayah cabang (furu’iyyat), tidak pada wilayah dasar agama (akidah), karena keduanya berpegang pada akidah Islamiyah yang sama, walau ada perbedaan derajad penghormatan terhadap Ali bin Abi Thalib.[http://www.m-dinsyamsuddin.com/index.php?option=com_content&task=bl..&limitstart=15.]

Utsaimin ulama wahabi yang menjadi budak raja abdullah

RIYADH – Tidak diragukan lagi bahwa Wahabi adalah aliran yang diciptakan untuk mendukung kepentingan kerajaan. Ulama wahabi adalah sekelompok manusia yang dengan tanpa pernah merasa berdosa berusaha menghancurkan sendi-sendi tradisi islam yang baik.

Mereka anti kepada yang namanya majlis SHOLAWAT yang disitu nama RASULULLAH (saw) dan AHLUL BAYT nya dipuji dan di sanjung. Mereka anti kepada majlis Tahlil dan Istighostah yang didalamnya banyak sekali menyebut asma ALLAH (swt). Dengan mudah mereka membuat hukum bid’ah dan mentakfirkan pemikiran yang tidak sejalan. Sangat ringan mulut mereka berucap bahwa “bercampurnya wanita dan pria yang bukan muhrim dalam suatu tempat adalah haram dan halal darahnya.”.

Pada kenyataannya mereka tidak seperti yang mereka katakan. Wahabi diam seribu bahasa saat melihat kotoran menempel dipelupuk matanya. Wahabi tak punya nyali saat menghadapi kebengisan israel terhadap bangsa Palestina, Wahabi tak memiliki cukup keberanian untuk menentang arogansi Amerika di negeri kaum muslimin. Kenapa bisa begitu ? Ya inilah jawaban nyata tanpa perlu kita untuk bertabayyun mencari kebenarannya.

“Foto besar sang raja yang sengaja dipasang pada tembok istana. Kemana ahli fatwa wahabi yang katanya memasang foto itu bid’ah ?? “

“Memberi kalung emas kepada obama, (Pembantai rakyat irak, afganistan, libya dan negeri muslim lainnya) disaat hari ulang tahunnya. Sementara pada saat yang sama ulama wahabi melarang dan membid’ahkan peringatan maulid untuk mengenang Rasul saw yang mulia “

“Ber-tasyabbuh bil kuffar. apakah ini ajaran islam ? Saling ‘TOAST’ antara peminum khamr ? Wahabi diam seperti kerbau melihat hal ini !“

“Lagi al-waleed bin talal bersama ameera al-taweel mengunjungi pesta selebriti diholiwood. Sudah pasti jilbab dilepaskan. Padahal para wanita wahabi diharuskan memakai cadar. nudzubillah.. “

“Pangeran Saudi Bandar bin sultan didampingi seorang wanita panggilan yang di pesan dari negara paman sam“

“Bandar bin sultan lagi asik bercanda dengan sahabat dekatnya BUSH (anjing israel), pembantai bangsa PALESTINA“

“Jendral Khaled bin Sultan, menteri pertahanan arab saudi sedang bersama selingkuhan atau pelacur dalam suatu kunjungannya di event miss universe amerika. Lagi-lagi wahabi bungkam, padahal fatwanya adalah halal darahnya jika pria dan wanita yang bukan muhrim bercampur disatu tempat“

Kontestan putri dari arab saudi di event miss universe yang memakai gaun bertuliskan kalimat syahadat dan mendapatkan pengawalan langsung dari pangeran Khaleed bin sultan menteri pertahanan saudi

Jabat tangan mesra yang bukan muhrimnya bersama PM jerman Angela Markel

Ciuman mesra dari wanita israel kepada sang raja saat penyambutan obama di istana al-saud

Pantaskah mahluk-mahluk terkutuk seperti ini menyebut dirinya ‘Khadimul Haramain’ ???
Pangeran Saudi Berpesta SEX Dan Narkoba Di Istananya

“Pangeran Saudi Bandar bin sultan didampingi seorang wanita panggilan yang di pesan dari negara paman sam“


JEDDAH – Godaan duniawi kini tersedia di Jeddah, Arab Saudi. Alkohol, narkoba, dan seks bebas kini tersedia, asalkan punya relasi dengan kerabat kerajaan. Demikian bunyi bocoran dari Wikileaks. Informasi ini dikirimkan tahun lalu dari konsulat jenderal Amerika Serikat di Jeddah. Di Arab yang kata ulama bayaran wahabi , alkohol dilarang dan hubungan lawan jenis diatur secara ketat, Tapi jika kemaksiatan yang dilakukan keluarga kerajaan direstui.

Sebagai bukti, Konsul Jenderal Martin Quinn mengacu pada pesta Halloween tahun lalu. Laporan yang kemudian dihapus berbunyi: “Bersama dengan lebih dari 150 Saudi muda (laki-laki dan perempuan ) sebagian besar berusia 20-an dan awal 30-an tahun), ConGenOffs menerima undangan ke pesta Halloween bawah tanah di kediaman Pangeran Bandar bin sultan di Jeddah.”.

“Adegan mirip sebuah klub malam di manapun di Amerika : alkohol berlimpah, pasangan muda menari, seorang DJ ada di balik turntable, dan semua orang mengenakan kostum,” katanya. Aparat kepolisian “menjaga” pesta ini agar tak terendus polisi agama. “Ada ribuan pangeran di Arab Saudi hadir di pesta ini.” Adapun rincian pesta, kabel Wikileaks melanjutkan: “Mereka menyewa bartender asal Filipina khusus untuk meramu koktail menggunakan sadiqi, sejenis minuman keras buatan lokal. dari obrolan yang terdengar, sejumlah tamu adalah perempuan pekerja sex komersial.”.

wikileaks melanjutkan dengan membuat garis bewah bahwa ada pasar gelap minuman keras mahal – bahkan untuk pangeran. Se botol vodka Smirnoff dijual setara dengan 400 dolar AS. “Selain itu, dalam pesta kokain itu, menggunakan ganja adalah umum dalam lingkaran sosial dan telah dilihat pada kesempatan lain,” tambahnya.

Konsul Jenderal menarik kesimpulan yang menarik pada akhir pengiriman.“Ini fenomena yang relatif baru di Jeddah … Hal ini tidak biasa di Jeddah. Untuk rumah pribadi mewah basement-nya dimanfaatkan untuk bar, diskotik, pusat hiburan, dan klub.”.

Pertanyaan : Dimana para ulama wahhabi-Salafy dan “Rois Haiah Kibar Ulama” mereka? Mengapa mereka bungkam seribu bahasa atas perbuatan maksiat para amir ? Apa mereka cuma sibuk menuduh bid’ah dan syirik terhadap umat Islam yang muwahhid? di mana amar ma’ruf dan nahi munkar mereka ? Apa mereka takut belanja dan jatah makan mereka sehari-hari serta biaya dakwah mereka di stop oleh para amir ? Umat Islam di dunia sulit menerima sebutan “KHADIMUL HARAMAIN” bagi keluarga bejat al-saud.

Inilah foto-foto kemaksiatan keluarga Al-saud yang membuat ulama-ulama Wahabi tunduk dan patuh.


Bisa Dilihatnya disini: https://www.facebook.com/yaraanweb/videos/714247458683182/





WAHABi ALiRAN PEMBELA DAJJAL


Swastika lambang dajal tampak jelas di mobil kepolisian saudi arabia

Fermasory/dajjal jadi lambang angkatan bersenjata saudi arabia

Lambang fermasory/dajjal dirompi kepolisian kerajaan saudi arabia

Lambang fermasory/dajjal di mobil patroli saudi arabia

Para petinggi kerajaan saudi arabia sedang asyik bersama aneka lambang dajjal/fermasory

Fermasory/dajjal lambang angkatan bersenjata saudi arabia

Fermasory/dajjal lambang kepolisian saudi arabia

Perayaan ulang tahun saudi arabia

Ibnu abd wahab bersama agen-agen spionase barat

Konspirasi Ibnu Abd Wahab Bersama Agen Inggris

Seorang wanita seporter tim sepakbola saudi tampak ditangannya memegang rokok

Para Seporter Keseblasan Sepak bola Arab Saudi

Tampak Ditengah-tengah Para Amir Saudi Tumpeng Arab

Konspirasi Ibnu Saud Bin Abd Wahab Dengan Hemper

Kontes Ratu Kecantikan Cilik Saudi Di Saudi Arabia

Tumpeng Arab

Spion Badui, Ibn Saud (muda), Prince Husein, Ibn Abdul Wahhab, Sir Percy Cox








QURAN AND HADITH SPEAK AGAINST THE HYPOCRITES AND DEVILS OF NAJD SAUDI ARABIA




“simbol asli freemasonry (All-Seeing Eye)“

Wahabi – Simbol-simbol Dajjal yang berkaitan dengan Zionis Yahudi seperti mata satu bermunculan di mana-mana dari mulai uang dolar AS hingga digunakan sebagai simbol penerbitan buku-buku wahabi, dan kepolisian kerajaan Arab Saudi yang notabene adalah negara ‘Islam’. Berikut ini adalah beberapa simbol MATA SATU yang digunakan oleh WAHABI SALAFI.

“Logo Penerbitan buku Wahabi yang menggunakan simbol MATA SATU“

“Tanda Pangkat Polisi kerajaan Saudi yang berlogo MATA SATU“

“Rompi Polisi Kerajaan Saudi yang berlogo MATA SATU“

“Mobil Patroli Kerajaan Saudi Yang berlogo MATA SATU“

 “Tanduk Setan dan Mekah berubah menjadi mengikuti illuminati“

Najd adalah Najad, Iraq adalah Iraq

Syi’ah Sesat hanya propaganda SETAN NEJED WAHABi, Agen Zionis dan Pemecah Belah Umat !! Milyaran dollar tumpah ke Indonesia.

عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ ذَكَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَأْمِنَا اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي يَمَنِنَا قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَفِي نَجْدِنَا قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَأْمِنَا اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي يَمَنِنَا قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَفِي نَجْدِنَا فَأَظُنُّهُ قَالَ فِي الثَّالِثَةِ هُنَاكَ الزَّلَازِلُ وَالْفِتَنُ وَبِهَا يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ رواه البخاري، والترمذي، وأحمد وابن حبان في صحيحه

Daripada Abdullah Ibn Umar r.a., beliau berkata: Rasulullah SAW menyebut: Ya Allah! Berkatilah kami pada Yaman kami dan berkatilah kami Ya Allah! pada Syam kami.Maka sebahagian sahabat berkata: Dan pada Najd kami Ya Rasulallah! Rasulullah pun bersabda: Ya Allah! Berkatilah kami pada Yaman kami dan berkatilah kami Ya Allah! pada Syam kami.Maka sebahagian sahabat berkata: Dan pada Najd kami Ya Rasulallah!Dan aku menyangka (seingat aku) pada kali ketiga Rasulullah SAW bersabda: Di sanalah berlakunya gegaran-gegaran, fitnah-fitnah dan di sanalah terbitnya tanduk Syaitan.

Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, Imam al-Tirmidzi, Imam Ahmad, Imam Ibnu Hibban dan lain-lain.

Sungguh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah memberitakan akan datangnya Faham Wahabi ini dalam beberapa hadits, ini merupakan tanda kenabian beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam memberitakan sesuatu yang belum terjadi. Seluruh hadits-hadits ini adalah shahih, sebagaimana terdapat dalam kitab shahih BUKHARI & MUSLIM dan lainnya. Diantaranya: “Fitnah itu datangnya dari sana, fitnah itu datangnya dari arah sana,” sambil menunjuk ke arah timur (Najed). (HR. Muslim dalam Kitabul Fitan).

“Akan keluar dari arah timur segolongan manusia yang membaca Al-Qur’an namun tidak sampai melewati kerongkongan mereka (tidak sampai ke hati), mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya, mereka tidak akan bisa kembali seperti anak panah yang tak akan kembali ketempatnya, tanda-tanda mereka ialah bercukur (Gundul).” (HR Bukhari no 7123, Juz 6 hal 20748). Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Majah, Abu Daud, dan Ibnu Hibban.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah berdo’a: “Ya Allah, berikan kami berkah dalam negara Syam dan Yaman,” Para sahabat berkata: Dan dari Najed, wahai Rasulullah, beliau berdo’a: “Ya Allah, berikan kami berkah dalam negara Syam dan Yaman,” dan pada yang ketiga kalinya beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Di sana (Najed) akan ada keguncangan fitnah serta di sana pula akan muncul tanduk syaitan.” Dalam riwayat lain dua tanduk syaitan.



Dalam hadits-hadits tersebut dijelaskan, bahwa tanda-tanda mereka adalah bercukur (gundul). Dan ini adalah merupakan nash yang jelas ditujukan kepada para penganut Muhammad bin Abdul Wahab, karena dia telah memerintahkan setiap pengikutnya mencukur rambut kepalanya hingga mereka yang mengikuti tidak diperbolehkan berpaling dari majlisnya sebelum bercukur gundul. Hal seperti ini tidak pernah terjadi pada aliran-aliran sesat lain sebelumnya.

Seperti yang telah dikatakan oleh Sayyid Abdurrahman Al-Ahdal: “Tidak perlu kita menulis buku untuk menolak Muhammad bin Abdul Wahab, karena sudah cukup ditolak oleh hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam itu sendiri yang telah menegaskan bahwa tanda-tanda mereka adalah bercukur (gundul), karena ahli bid’ah sebelumnya tidak pernah berbuat demikian.”

Al-Allamah Sayyid AIwi bin Ahmad bin Hasan bin Al-Quthub Abdullah AI-Haddad menyebutkan dalam kitabnya Jala’uzh Zholam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abbas bin Abdul Muthalib dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Akan keluar di abad kedua belas (setelah hijrah) nanti di lembah BANY HANIFAH seorang lelaki, yang tingkahnya bagaikan sapi jantan (sombong), lidahnya selalu menjilat bibirnya yang besar, pada zaman itu banyak terjadi kekacauan, mereka menghalalkan harta kaum muslimin, diambil untuk berdagang dan menghalalkan darah kaum muslimin” AI-Hadits.

BANY HANIFAH adalah kaum nabi palsu Musailamah Al-Kadzdzab dan Muhammad bin Saud. Kemudian dalam kitab tersebut Sayyid Alwi menyebutkan bahwa orang yang tertipu ini tiada lain ialah Muhammad bin Abdul Wahab. Adapun mengenai sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang mengisyaratkan bahwa akan ada keguncangan dari arah timur (Najed) dan dua tanduk setan, sebagian, ulama mengatakan bahwa yang dimaksud dengan dua tanduk setan itu tiada lain adalah Musailamah Al-Kadzdzab dan Muhammad Ibn Abdil Wahab. Pendiri ajaran Wahabiyah ini meninggal tahun 1206 H/ 1792 M.

wahabi berusaha mempengaruhi warga nahdliyin dengan membagikan brosur juga mengajak kiai masuk kelompok mereka. Bahkan para aktvis wahabi masuk ke masjid masjid membagikan bulletin dan majalah serta buku. Belum lagi beberapa masjid NU yang jadi sasaran pembajakan oleh mereka. Kantong kantong NU berusaha diwahabikan, dalam hal ini HANYA SYi’AH lah yang melindungi NU. Syi’ah tidak mensyi’ahkan NU tetapi menolak wahabi menyusup ke NU

AKHIRNYA, KAMI PERSEMBAHKAN CATATAN KECIL INI BAGI SAUDARAKU KAUM MUSLIMIN DI NEGERI INDONESIA, PARA ULAMA MAUPUN SELURUH WARGA BAIK DARI KALANGAN NAHDLIYIN dan MUHAMMADIYAH YANG SEMUA ADALAH KAUM PECINTA ahlulbait


SEBAB MUSABAB IMAM MAHDI MUNCUL.

Dari urutan cerita di tulisan sebelumnya akhirnya kita ketahui bahwa kemunculan Nabi Isa AS ke dunia untuk kedua kalinya karena melihat dajjal laknatullah sudah mulai bergerak nyata membuat kerusakan di muka bumi/perang di wilayah Khurasan.

Sedangkan kemunculan dajjal dan disertai membuat keributan di Khurasan disebabkan karena dajjal marah besar oleh sebab munculnya Imam Mahdi yang mulai mengadakan perbersihan dimana-mana utamanya di Indonesia. Pembersihan yang dilakukan oleh Imam Mahdi membuat banyak kader dajjal kocar-kacir karena dalam perang gaib Imam Mahdi dan pasukannya selalu menang dan tidak pernah kalah.

“Akan senantiasa ada sekelompok umatku yang berperang di atas kebenaran. Mereka meraih kemenangan atas orang-orang yang memerangi mereka, sampai akhirnya kelompok terakhir mereka memerangi Dajjal.” (HR. Abu Daud).

Al-Mahdi akan datang setelah muncul Panji-panji Hitam dari sebelah Timur yang mana pasukan itu selalu tidak pernah kalah dengan pasukan mana pun. (Ibnu Majah)

‘’(Pasukan yang membawa) bendera hitam akan muncul dari Khurasan. Tak ada kekuatan yang mampu menahan laju mereka dan mereka akhirnya akan mencapai Jerusalem, di tempat itulah mereka akan mengibarkan benderanya.’’ (Hadis Riwayat At-Tarmizi).


Tahukah pembaca sekalian kenapa Imam Mahdi mulai muncul di dunia ini?

Ketahuilah, kemunculan Imam Mahdi karena pengaruh dajjal laknatullah sudah sampai pada titik yang sangat mengkhawatirkan.

Pengaruh dajjal yang dimunculkan lewat simbol-simbol illuminati/freemason sudah menguasai seluruh jagat dan yang terakhir keluar simbolnya terdapat di Mekah! Simbol dajjal yang sangat luar biasa besarnya tapi tidak disadari oleh kaum muslim diseluruh jagad dan didepan ka'bah lagi... bukan main!

Yap! Simbol dajjal berupa tanduk diatas jam raksasa!!!

Jam raksasa bertanduk

Bandingkan dengan dibawah ini:




Bulan sabit simbol islam biasanya dipasang miring, baru kali ini dipasang persis ditengah-tengah sehingga mirip tanduk.


Adakah hubungan antara menara jam raksasa di Mekah dengan menara sauron?

Kalau di film The Lord of The Ring maka mata tunggalnya dinamakan mata sauron. Jika sauron adalah bahasa arab maka bahasa Indonesianya adalah foto-foto atau foto hotel (translate.google.com). Dan nyatanya, dibawah tanduk pada jam raksasa Mekah sebagian adalah hotel.


Apakah bisa berarti pandangan dari hotel ke arah Ka'bah atau kasarnya memata-matai Ka'bah dari hotel???

Bukti lain dari gambar tersebut diatas bahwa dajjal sudah menguasai Mekah adalah adanya hadits yang menyatakan akan ada banyak pembunuhan terhadap jemaah haji. Hal ini menandakan bahwa para pembunuh jemaah haji sudah kemasukan iblis/dajjal laknatullah karena berani membunuh tamu Allah.

Termasuk juga hadits tentang perebutan kekuasaan 3 calon penguasa Saudi Arabia yang kemasukan setan dan ketiganya tidak bakalan mendapatkan tahta karena kemungkinan besar dua dari ketiganya terbunuh karena perang saudara!

Hadits yang menceritakan tentang diharamkannya Mekah dan Madinah bagi dajjal menurut penulis ada benarnya, maksudnya bahwa Mekah adalah kota terakhir di dunia yang bisa dimasuki oleh dajjal.

Mekah sudah dikuasai dajjal dan hanya tinggal satu kota di dunia yang belum dan tidak mungkin dikuasai oleh dajjal laknatullah... Madinah!

Fatimah binti Qais (perawi hadits) berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menghentakkan tongkat beliau ke mimbar dan berkata, ‘Inilah Taibah, inilah Taibah (maksud beliau Madinah). Bukankah saya pernah menyampaikannya hal seperti ini kepada kalian?’ Para hadirin menjawab, ‘Benar,’
__________________________________

Syiah di bawah naungan Imam Mahdi aj

Intimidasi dan teror penguasa Abbasiah yang ditujukan kepada para imam Ahlul Bait as terns mengalami peningkatan, sebaliknya para imam Ahlul Bait as tetap teguh dan melakukan perlawanan sesuai dengan situasi dan kondisi yang memun­gkinkan.

Oleh karena itu, kita melihat bahwa kehidupan mereka selalu berakhir dengan pembunuhan, baik dengan pedang maupun dengan racun, di medan perang maupun di kegelapan penjara yang jauh dan kota dan negeri mereka.

Yang membisiki para penguasa Abbasiah untuk membunuh para imam Ahlul Bait as itu adalah kemunculan Al-Mahdi yang telah dijanjikan kemunculannya, yang telah dikabarkan oleh Rasulullah saw bahwasanya dia akan memenuhi bumi dengan keadilan, sebagaimana sebelumnya bumi itu telah dipenuhi dengan kezaliman.

Meskipun langkah-langkah teror dan kekejaman telah diambil oleh para penguasa Abbasiah itu, Allah Swt telah menakdirkan, sebagaimana kehendak-Nya selalu terjadi, kelah­iran bayi yang telah dijanjikan itu pada pagi hari Jumat 15 Sya’ban yang agung tahun 255 H.

Tanggung jawab yang dipikul oleh Imam Al-Hasan Al­-Askari as terhadap bayi yang ditunggu-tunggu ini sangat berat dan sulit. Pada satu sisi, dia harus membuktikan keberadaannya kepada umat, sedangkan di sisi lain dia harus menjaga keselamatan anak ini.

Imam Al-Hasan Al-Askari as telah melaksanakan tanggun­g jawabnya itu dalam bentuk yang paling baik sehingga tidak ada lagi keraguan seputar Al-Mahdi ini, yaitu setelah bany­aknya kesaksian dari tokoh-tokoh yang terdekat kepada Imam Al-Hasan Al-Askari as dan orang-orang yang dipercaya oleh masyarakat luas.

Dan ketika Ja’far, yang dikenal sebagai pendusta, berupaya mengaku sebagai imam dengan mengumumkan bahwa dialah yang mewarisi saudaranya, Imam Al-Hasan Al-Askari as, dan berusaha mengukuhkan hal itu dengan menshalatkan jenazah Imam Al-Hasan Al-Askari as, tiba-tiba dia dikejutkan dengan munculnya anak kecil itu (Al-Mahdi) yang menghalanginya.

Maka, semua orang, termasuk penguasa, menyadari kebera­daan Imam Al-Mahdi yang kemudian segera menyembunyikan diri setelah selesai menunaikan tugasnya (kewajibannya) dalam membuktikan keberadaannya di hadapan orang banyak.

Kegaiban Imam Al-Mahdi ini dibagi dalam dua bagian, yaitu:

Pertama, kegaiban kecil (al-ghaibatush shughro). Ini dim­ulai dari 260. H sampai 329 H.
Dalam masa kegaiban kecil ini, Imam Al-Mahdi berhub­ungan dengan para dutanya yang bertugas secara berurutan selama masa itu. Mereka adalah: Utsman bin Sa’id Al-Amri, Muhammad bin Utsman Al-Amri, Al-Husain bin Ruh An-­Naubukhti, dan terakhir Ali bin Muhammad As-samiri yang telah diberi tahu (oleh Imam Al-Mahdi) bahwa dia adalah duta terakhir yang ditugaskan dengan kewafatannya, dan setelah itu mulailah kegaiban besar (al-ghaibatul kubro) yang tidak ada yang mengetahui sampai kapan kegaiban ini kecuali Allah Azza wa Jalla.

Kedua, kegaiban besar (al-ghaibatul kubro). Ini dimulai dari tahun 329 H sampai sekarang ini. Keberadaan Imam Al-Mahdi dalam kegaiban besar ini laksana keberadaan matahari di balik awan yang memberi cahaya kepada bumi, kehangatan, dan kehidupan meskipun ia tersembunyi di balik awan.

Sesungguhnya eksistensi AI-Mahdi adalah suatu keharusan sebagai harapan bagi orang-orang yang tertindas. Ini adalah suatu keharusan karena Al-Mahdi merupakan cermin yang memantulkan curahan ralunat Allah Swt.

Adapun mengapa sampai sekarang Imam Al-Mahdi as belum muncul-muncul juga, itu karena kita belum mempersiapkan kondisi yang sesuai bagi kemunculannya. Maka, sebagaimana kita menunggu kemunculannya, Al-Mahdi pun menunggu kita.

Kita menunggu kemunculan Imam Al-Mahdi sebagai penyelamat dan pemimpin yang akan menegakkan keadilan di dunia ini, maka dia pun menunggu ketetapan hati kita dan keinginan yang ikhlas dalam jalan penyelamatan ini.

Banyak sekali orang yang telah berjumpa dengan Imam Al-­Mahdi sepanjang sejarah yang panjang ini, dan kesaksian mereka ini telah dicatat oleh mereka sendiri, atau orang lain yang mencatatnya dari mereka. Kesaksian-kesaksian itu merupakan bukti yang jelas akan keberadaan Imam Al-Mahdi, yang kemunculan beliau telah ditunggu oleh orang-orang yang tertindas. Imam AI-Mahdi akan menjalankan pemerintahannya sesuai keadilan Tuhan.

“Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu untuk berdirinya negara yang mulia, yang memuliakan Islam dan pemeluknya serta menghinakan kemunafikan dan ahlinya. Dan jadikanlah kami termasuk orang-orang yang menyerukan ketaatan kepada-Mu dan memimpin dijalan-Mu.” Amin.

[Imamah – Mujtaba Musawi Lari]
____________________________________

313 pasukan Imam Mahdi as

Dalam banyak riwayat dijelaskan bahwa Imam Mahdi as senantiasa menanti kedatangan 313 pasukannya di dekat Ka’bah. Mereka adalah orang-orang pertama yang akan membai’at beliau. Setelah mereka berkumpul, dimulailah perjuangan sang Imam. Mereka adalah pembawa bendera beliau dan orang-orang yang telah dinobatkan untuk menjadi pemimpin di seluruh penjuru dunia.

Mari kita menyimak dialog tentang 313 pasukan ini:
Penanya: “Tolong bacakan riwayat tentang 313 pasukan Imam Mahdi as.”

Alim: “Banyak sekali riwayat dengan ungkapan yang bermacam-macam tentang masalah ini. Jumlahnya sekitar puluhan hadits, yang dapat dianggap sebagai hadits yang mutawatir.

Dalam tafsir ayat ke-80 surah Huud dijelaskan bahwa nabi Luth as berkata kepada kaumnya yang zalim:
“Seandainya aku ada mempunyai kekuatan atas kalian semua atau kalau aku dapat berlindung kepada ‘rukun’ (keluarga) yang kuat (tentu aku lakukan sesuatu terhadap diri kalian).” (QS Huud:80).

Imam Ja’far Shadiq as berkata, “Maksud kekuatan dalam ayat itu adalah Al Qaim, Imam Mahdi as. Adapun rukun yang kuat maksudnya adalah 313 pasukan beliau.”[1]

Dalam riwayat yang lain disebutkan, Imam Baqir as pernah berkata, “Seakan aku menyaksikan 313 pasukan itu datang dari Najaf Kufah,[2] seakan hati mereka bagai potongan baja.”[3]

Penanya: “Apakah sampai detik ini masih belum ada 313 orang yang menjadi sahabat setia Imam Mahdi as? Sehingga beliau dapat ditampakkan dan tampil menyelamatkan umat manusia?”

Alim: “313 orang itu memiliki beberapa kriteria khusus yang rasanya dunia masih belum layak untuk mempersembahkan segelintir manusia seperti mereka.”

Penanya: “Misalnya seperti apa kriteria itu?”

Alim: “Misalnya, Imam Sajjad as berkata, “Saat Imam Mahdi as berdiri mengumumkan kepada orang-orang Makkah bahwa ia adalah Al Mahdi dan meminta mereka untuk bergabung bersamanya, segerombolan musuh bangkit berusaha membunuhnya. Lalu dengan segera 313 orang berusaha menyelamatkan beliau dari bahaya.”[4]

Dalam riwayat-riwayat lainnya disebutkan pula tentang mereka: “Allah akan mengumpulkan mereka di Makkah bagai awan-awan di musim gugur.”[5] Yakni maksudnya mereka datang ke Makkah dengan cepat.

Imam Ja’far Shadiq as berkata, “Seakan aku melihat Al Qaim berada di mimbar Kufah dan di kelilingi oleh 313 pasukannya, yang sejumlah dengan pasukan nabi di perang Badar. Mereka adalah para pembawa bendera dari sisi Allah untuk memimpin umat manusia di muka bumi.”[6]

Jadi, 313 pasukan itu adalah orang-orang spesial yang jika sekiranya dunia dibagi menjadi 313 bagian, mereka harus merupakan orang-orang yang layak dan mampu menjadi pemimpin di tiap bagian itu. Mereka harus memiliki perangai-perangai khusus seperti keilmuan, keberanian, dan semua nilai-nilai yang dijunjung Islam.

Menurut sebagian orang, misalnya, salah satu dari 313 pasukan itu mungkin seperti Imam Khumaini dengan segala perangai dan kriteria yang dilimilikinya, yang menjadi pemimpin untuk Iran. Itu baru satu orang. Kalau ada 313 orang seperti itu, baru kedatangan Imam Mahdi as dapat terdukung.”

Penanya: “Jadi orang-orang dengan kriteria seperti itu harus ada di muka bumi agar dapat mendukung kedatangan beliau, sebagaimana nabi yang membutuhkan dukungan dari sahabat-sahabat setianya yang pintar, berani dan cerdas. Tolong jelaskan lebih lanjut lagi, karena pembahasan ini begitu menarik.”

Alim: “Kita pernah membaca ayat 148 surah Al Baqarah yang berbunyi:
“Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian.” (QS Al Baqarah: 148)

Setelah membacakan ayat itu, Imam Ja’far Shadiq as berkata, “Yang dimaksud adalah sahabat-sahabat Imam Mahdi as yang berjumlah 313 orang. Sumpah demi Allah, umat segelintir itu adalah mereka. Sungguh mereka akan berkumpul dalam sesaat, seperti awan-awan musim semi yang tertiup angin kencang hingga berkumpul di suatu tempat.”[7]

Dijelaskan juga dalam riwayat bahwa mereka akan datang ke Makkah dari pelosok kota dan desa yang jauh sekali.[8] Lalu Imam Mahdi as menanti mereka di Dzi Tuwa, suatu tempat yang tak jauh dari Ka’bah.[9] Mereka adalah orang-orang pertama yang membai’at Imam Mahdi as.[10]

Imam Sajjad as berkata, “Seakan aku melihat mereka datang dari Kufah. Jibril di sisi kanan mereka, Mikail di sisi kiri dan Israfil di depan mereka. Mereka mengibarkan bendera Rasulullah saw dan sama sekali tidak mencondongkan bendera-bendera itu ke arah musuh-musuh Allah kecuali Allah akan menghacurkan mereka.”[11]

Penanya: “Mengapa hanya lelaki yang disinggung mengenai hal ini, apakah perempuan tidak berperan sebagai pendukung beliau?”

Alim: “Masalahnya karena awal mula kebangkitan ini berkaitan langsung dengan perjuangan, pertahanan dan perang, yang identik dengan kaum lelaki. Tentu para wanita di balik medan peperangan berperan penting dalam mendukung Imam dan pasukan-pasukannya.

Bahkan ada riwayat yang secara langsung menjelaskan kehadiran para wanita sebagai pendukung beliau. Misalnya Imam Baqir as pernah berkata, “Sungguh akan datang tiga ratus dan beberapa orang pasukan yang di antara mereka ada lima puluh perempuan. Mereka datang bagai kedatangan awan-awan musim gugur.”[12]

Pernah diriwayatkan dari Mufadhal bahwa Imam Ja’far Shadiq as berkata, “Ada tiga belas perempuan berasama Al Mahdi.” Mufadhal bertanya, “Apa yang dilakukan perempuan-perempuan itu?” Beliau menjawab, “Mereka mengobati orang-orang yang terluka dan merawat mereka. Sebagaimana yang dilakukan oleh para wanita di jaman nabi saat itu.”[13]

Penanya: “Bukankah sejumlah sahabat itu sedikit sekali jika kita lihat betapa besar perjuangan yang harus dijalankan oleh Imam Mahdi as?”

Alim: “Mereka adalah orang-orang spesial di permulaan perjuangan Al Mahdi as.

Dalam riwayat disebutkan: “313 orang itu adalah manusia Ilahi yang membai’at Imam Mahdi as di antara Hajar Aswad dan Maqam Ibrahim. Mereka adalah wazir beliau yang mengemban tugas amat berat negara-negara sedunia.”

Disebutkan juga: “Saat memenangkan Roma, pasukan Imam Mahdi meneriakkan takbir; dengan teriakan pertama sepertiga Roma akan dikuasai, lalu dengan teriakan kedua sepertiga lainnya pun dikuasai, lalu dengan takbir ketiga seluruh Roma bakal dikuasai.”[14]

Selain itu Imam Baqir as juga pernah berkata, “Akan ada tujuh puluh ribu hamba Allah dari Kufah yang tulus hatinya yang akan menjadi pendukung Imam Mahdi as.”[15]

Referensi:
[1] Tafsir Al Burhan, jilid 2, halaman 288; Itsbatul Hudat, jilid 7, halaman 100.
[2] Pada waktu itu Najaf bukanlah kota terpisah, oleh karenanya sering dikenal dengan sebutan “suatu daerah di Kufah”.
[3] Biharul Anwar, jilid 52, halaman 343.
[4] Biharul Anwar, jilid 52, halaman 306.
[5] A’yanus Syi’ah, jilid 2, halaman 84.
[6] Biharul Anwar, jilid 52, halaman 326.
[7] Nurul Tsaqalain, jilid 1, halaman 139.
[8] Itsbatul Hudat, jilid 7, halaman 176.
[9] Ibid, halaman 92.
[10] Biharul Anwar, jilid 52, halaman 316.
[11] Itsbatul Hudat, jilid 7, halaman 113; A’yanus Syi’ah, jilid 2, halaman 82.
[12] Biharul Anwar, jilid 52, halaman 233; A’yanus Syi’ah, jilid 2, halaman 84.
[13] Itsbatul Hudat, jilid 7, halaman 150 dan 171.
[14] Al Majalis As Sunniyah, Sayid Muhasin Jabal Amili, jilid 5, halaman 711, 723 dan 724.
[15] Biharul Anwar, jilid 52, halaman 390.

(IRIB-Indonesia/Hauzah-Maya/Warkop-Mbah-Lalar/Syiah-Ali/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)