Seorang perempuan asal Kanada memutuskan untuk memeluk Islam di Haram Suci Imam Ridha as dan memilih Syiah sebagai mazhabnya.
Pusat Informasi Haram Suci Razavi melaporkan, setelah mengenal prinsip dan landasan keyakinan Islam, seorang perempuan Kanada membacakan ikrar keesaan Tuhan dan kenabian Muhammad Saw, dan memeluk agama Islam serta memilih Syiah sebagai mazhabnya di kantor Divisi urusan Peziarah Non-Iran, Haram Suci Razavi. Melissa Neding mengaku gembira yang apa yang sudah ia lakukan dan menuturkan, “Saya bersyukur kepada Tuhan karena di fase kehidupan saya ini, Dia memberi kesempatan kepada saya untuk mengenal Islam hakiki dan menjadi bagian dari para pengikut Wilayah dan Imamah.” Ia menjelaskan, “Saya merasa bahagia bisa dilahirkan kembali dalam suasana spiritual ini.
Sepanjang kehidupan saya, saya banyak melakukan penelaahan dan penelitian untuk mendapatkan pemahanan lebih besar. Saya memilih Islam dengan kesadaran dan pengenalan penuh. Rencana saya adalah mengenalkan agama ini kepada keluarga saya.” Melissa menambahkan, “Hijab perempuan Muslim selain menjaganya dari kerusakan sosial, juga menjaga esensi keberadaannya.”
Di akhir acara, Melissa mendapat hadiah satu jilid Al Quran berbahasa Inggris, beberapa buku dan paket budaya dari Divisi urusan Peziarah Non-Iran, Haram Suci Razavi. Kepala Divisi urusan Peziarah Non-Iran dalam acara itu menyoroti posisi maknawi Makam Suci Imam Ridha as dan menerangkan, “Di tempat ini, para malaikat melebarkan sayapnya sebagai tanda penghormatan kepada para peziarah yang menziarahi Haram Suci Imam Ridha as.”
Sayid Mohammad Javad Hasheminejad melanjutkan, “Masing-masing Imam Maksum as terkenal dengan salah satu sifat Allah Swt, dan Imam Ridha as adalah manifestasi sifat kasih sayang dan kemurahan Tuhan. Semua Imam adalah manifestasi sifat ini, namun dalam diri Imam Ridha as, sifat ini tampak lebih kentara.” Ia menambahkan, “Setiap tahun jutaan peziarah dari seluruh penjuru dunia berziarah ke Makam Suci Imam Ridha as dan Divisi urusan Peziarah Non-Iran selalu memberikan beragam pelayanan kepada para peziarah sesuai dengan asal negara mereka.”
Hasheminejad menegaskan, setelah bertahun-tahun melayani para peziarah di Haram Suci Razavi, tempat ini selalu menjadi salah satu pusat budaya Dunia Islam. “Para pelayan Haram Suci Razavi dalam memberikan pelayanannya kepada para peziarah memiliki dua metode, metode langsung dan tidak langsung. Pelayanan juga dapat diberikan lewat dunia maya dalam berbagai bahasa berbeda seperti Arab, Urdu, Turki, Rusia, Jerman, Inggris dan Perancis,” pungkasnya.
(News-Aqr/STI)
0 komentar:
Posting Komentar