Salah satu jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt adalah bersahabat dengan Rasulullah dan Ahlul Baitnya. Rasulullah senantiasa menghormati Ahlul Bait dan meminta umatnya mencintai mereka. Rasulullah menyebut Ahlul Bait sebagai warisan terbesar bagi umat Islam setelah al-Quran.
Tanpa ragu, persahabatan dan kecintaan kepada Ahlul Bait Rasulullah menyebabkan mereka menjadi suri tauladan dalam kehidupan umat Islam. Hari kelahiran dan wafatnya Ahlul Bait Rasulullah adalah kesempatan untuk menyirami jiwa yang haus hakikat kebenaran dengan siraman pengetahuan dan kemuliaan dari manusia-manusia agung.
Hari ini adalah hari kelahiran wanita mulia Ahlul Bait Rasulullah. Pada hari pertama bulan Dzulqa'dah tahun 173 H, Imam Musa Kazhim as menamai bayi perempuan itu dengan nama Fatimah. Kemudian, wanita agung ini juga dikenal dengan nama Maksumah. Beliau adalah adik perempuan Imam Ridha as yang wafat di Qom, dan dimakamkan di kota suci itu.
Suatu hari kota Qom diliputi suka cita, karena masyarakat mendengar berita datangnya kafilah Ahlul Bait Rasulullah memasuki pintu kota suci itu.
Pada tahun 201 H, Sayidah Maksumah as dari kota Madinah berangkat menuju Mashad mengunjungi kakaknya Imam Ridha as. Namun di tengah perjalanan, beliau sakit parah. Karena tidak mungkin melanjutkan perjalanan, beliau akhirnya memasuki kota Qom. Mendengar kedatangan Ahlul Bait Nabi, masyarakat Qom dengan gembira menyambutnya. Masyarakat Qom dari berbagai kalangan menyambut kedatangan Sayidah Maksumah as.
Sejarah mencatat, salah satu pembesar Qom bernama Musa Bin Khazraj dengan suka cita menyambut kedatangan Sayidah Maksumah beserta rombongan dan mengundang mereka ke rumahnya. Setelah menetap selama tujuh belas hari di Qom, Sayidah Maksumah meninggal dunia akibat penyakit yang dideritanya.
Kedatangan Sayidah Maksumah telah mengubah keadaan kota Qom dalam waktu singkat. Kedatangan Ahlul Bait Nabi menorehkan sejarah baru bagi kota ini. Orang-orang dari jauh dan dekat mengunjungi kota ini untuk bertemu dengan Ahlul Bait Rasulullah. Kedatangan wanita agung ini memberikan berkah tersendiri bagi kota Qom. Kini, izinkanlah kami mengungkapkan percikan ilmu pengetahuan dan kemuliaan dari wanita agung ini.
Sayidah Maksumah lahir dari keluarga tempat tumbuh dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan keutamaan moral. Semasa ayahnya, Imam Musa Kadzim as masih hidup, Sayidah Maksumah mendapat kucuran berkah dari keberadaan sumber pengetahuan dan keutamaan itu. Setelah ayahnya wafat, beliau mendapatkan bimbingan dan tuntutan moral dari saudaranya, Imam Ridha as.
Ketika memperkenalkan dirinya, Sayidah Maksumah mengatakan, "Saya adalah saudara perempuan Ridha." Perkataan ini menunjukkan kasih sayang beliau kepada saudaranya, Imam Ridha as. Demikian pula, Imam Ridha as mengungkapkan kecintaan kepada saudara perempuannya dengan menyatakan sulit berpisah dengan Sayidah Maksumah. Untuk itu, setelah meninggalkan Madinah dan menetapi di kota Marv, Imam Ridha menulis surat melalui orang kepercayaannya, supaya Sayidah Maksumah meninggalkan Madinah menuju Marv. Setelah menerima dan membaca surat dari kakaknya, Sayidah Maksumah berangkat menuju Marv, meski akhirnya beliau tidak bertemu dengan saudaranya itu.
Sayidah Maksumah as memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi dan keutamaan moral yang menjulang. Sejarah Islam mengabadikan keutamaan tersebut dengan berbagai nama dan sebutan mulia untuk beliau. Sayidah Maksumah juga termasuk perawi hadis di antara Ahlul Bait Rasulullah.
Keutamaan ilmu dan kemuliaan akhlak Sayidah Maksumah terlihat bersinar cemerlang sejak kecil. Sejarah mencatat, sejak anak-anak, Sayidah Maksumah mampu menjawab berbagai permasalah fiqh dan masalah ilmiah lainnya. Mengenai kelahiran wanita agung ini, kakeknya, Imam Shadiq as berkata, "Ia dimakamkan di kota Qom. Di sanalah haram Ahlul Bait."
Dalam kutipan ziarah yang biasa dibaca, disinggung mengenai kedudukan dan kemuliaan Sayidah Maksumah. Sebagaimana dijelaskan oleh para ulama besar Islam, sebutan untuk beliau menunjukkan kedudukan tinggi di bidang ilmu pengetahuan dan kemuliaan akhlak serta spiritual wanita agung ini. Hal itu tercermin dari sejumlah nama julukan beliau seperti Siddiqah, yang berarti wanita yang berkata benar, atau Muhadasah yang berarti perawi wanita. Sejarah juga mencatat bahwa Sayidah Maksumah dijuluki sebagai Karimah Ahlul Bait. Karimah bermakna wanita yang pengasih dan dermawan.
Sayidah Maksumah merupakan figur mulia yang menjalani kehidupan sesuai dengan al-Quran dan ajaran Islam. Beliau memiliki kedudukan tinggi dari sisi kesempurnaan manusia, karena mengisi kehidupan dengan kecintaan kepada Allah Swt dan senantiasa menjalankan ajaran Islam. Mengenai kesalehan dan ketakwaan Sayidah Maksumah, Imam Ridha as menyebut saudarinya Maksumah yang berarti wanita yang bersih dari dosa.
Kini, setelah berlalu berabad-abad, makam Sayidah Maksumah di Qom, diziarahi ribuan bahkan jutaan orang dari segala penjuru dunia. Makam Sayidah Maksumah di Qom menebarkan berkah bagi kota suci ini, dan berkembangnya Hauzah ilmiah. Para pemikir dan pencinta Ahlul Bait dari berbagai negara dunia mengunjungi kota suci Qom untuk menuntut ilmu-ilmu Islam.
Hauzah ilmiah Qom merupakan benteng pertahanan yang menjaga, melestarikan dan mengembangkan ilmu-ilmu Islam. Bahkan dengan berjalannya waktu Hauzah Ilmiah Qom telah melahirkan berbagai ulama dan ilmuwan terkemuka. Di tempat suci inilah tumbuh manusia besar seperti Imam Khomeini yang menggemparkan dunia dengan revolusi Islamnya. Kini Hauzah Ilmiah Qom menjadi pelita yang menerangi dunia dari kegelapan dan kebodohan dengan bimbingan al-Quran dan Ahlul Bait Rasulullah.
(IRIB-Indonesia/Erfan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar