Senin, 27 Juni 2016

Silsilah Nasab Panglima Ceng Ho pun Di Palsukan, Hujjah Untuk Nasab Panglima Ceng Ho Sebagai Ahlul Bayt Rasulullah Sangat Lemah


Bila pada 2015 urutan Ahlul Bayt didunia kisaran 36 – 42. Bagaimana mungkin pada 600 tahun yang lalu Nasab Panglima Ceng Ho sudah mencapai urutan 38…..???????

Jelas ini suatu hal yang sangat sangat mustahil. Untuk 2015 ini saja urutan nasab Sayyid Wangsa Kajoran hingga ke Rasulullah baru di urutan 38 ( karena leluhurnya rata rata berusia panjang panjang ).

Jadi dengan demikian penisbatan nasab oleh Para Profesor Cina terhadap Nasab Laksamana Ceng Ho ke Nabi Muhammad jelas TERTOLAK. Hal Bagus dari Penelitian Para Profesor Cina itu Justru di temukan catatan catatan Kuno di Cina Tentang Sayyid Ajjal merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW dan bersambung pula silsilah nasab nya dengan Walisongo di Indonesia …

Nasab Laksamana Cheng Ho menurut para profesor dari negeri Cina dan setelah direkonstruksi menurut data kanzun qalam.blog spot terlihat seperti dibawah ini :
01. Cheng Ho (Zheng He atau Haji Mahmud Shams 1371–1433) bin
02. Mi-Li-Jin (Ma HaZhi ) bin
03. Mi-Di-Na (Madina) bin
04. Bai-Yan bin
05. Na-Su-La-Ding (Nasruddin) bin
06. Sau-Dian-Chi (Sayyid Syamsuddin atau Sayyid Ajall) bin
07. Ma-Ha-Mu-Ke-Ma-Nai-Ding (Mahmud Kamaluddin) bin
08. Ka-Ma-Ding-Yu-Su-Pu (Kamaluddin Yusuf) bin
09. Su-Sha-Lu-Gu-Chong-Yue bin
10. Sai-Yan-Su-Lai-Chong-Na bin
11. Sou-Fei-Er (Sayyid Syafi’i) bin
12. An-Du-Er-Yi bin
13. Zhe-Ma-Nai-Ding (Zainal Abidin) bin
14. Cha-Fa-Er (Ja’far) bin
15. Wu-Ma-Er (Umar) bin
16. Wu-Ma-Nai-Ding (Aminuddin) bin
17. Hu-Fu-Ding bin
18. Mu-Xie (Musa) bin
19. Gu-Bu-Ding (Gulbuddin) bin
20. Ha-San (Hasan) bin
21. Yi-Si-Ma-Xin bin
22. Mu-Ba-Er-Sha (Muhammad Basya) bin
23. Lu-Er-Ding (Jamaluddin) bin
24. Ya-Xin (Yasin) bin
25. Mu-Lu-Ye-Mi bin
26. She-Li-Ma (Salim) bin
27. Li-Sha-Shi bin
28. E-Ha-Mo-De (Ahmad) bin
29. Ye-Ha-Ya (al-Hadi ila’l-Haqq Yahya) bin
30. E-Le-Ho-Sai-Ni (Al-Husaini ar Rassi) bin
31. Xie-Xin (Qasim) bin
32. Ibrahim bin
33. Yi-Si-Ma-Ai-Le (Ismail) bin
34. Yi-Bu-Lai-Xi-Mo (Ibrahim al Jamr) bin
35. Hasan al-Muthanna [menikah dengan Syarifah Fatimah binti Hou Sai-Ni (Husein bin Ali ra.)] bin
36. Hasan bin
37. Fatimah Az-Zahra (istri dari Ali ra.) binti
38. Nabi Muhammad

Sumber Data :
Rekonstruksi, Silsilah Laksamana Cheng Ho ?

http://kanzunqalam.com/2014/11/06/rekonstruksi-silsilah-laksamana-cheng-ho/
JELAS DATA DIATAS SANGAT TERTOLAK SEKALI BAGAIMANA MUNGKIN 600 TAHUN YANG LALU KETURUNAN RASULULLAH SUDAH MENCAPAI GENERASI YANG KE 38….!

Sarasilah Ceng Ho ini bagi saya bertaraf hujah yang LEMAH dan TERTOLAK. Ini bukanlah bukti kukuh bahwa Laksamana Cheng Ho seorang ahlul bayt Rasul seperti banyak dugaan orang selama ini, karena :
1. Boleh jadi ada kesalahan dalam sarasilah ini yang disengajakan ataupun tidak. Belum tentu Cheng Ho benar-benar berketurunan Nabi Muhammad SAW. Banyak kes di seluruh dunia menunjukkan salasilah sesuatu keturunan mengalami pengubah suaian karena faktor-faktor politik, keselamatan, pengaruh dan lain-lain.
2. Tidak bisa menjadi dasar seorang yang lahir dalam kalangan muslim akan kekal sebagai muslim juga sehingga ke akhir hayatnya. Apalagi kita temukan bukti bahwa ceng ho membangun banyak Klenteng, dan Patung2 Dewi Laut. Meninggalnya pun di Kremasi bukan dikuburkan seperti layaknya seorang muslim. Meskipun di Cina ada kuburannya namun pemerintah setempat telah menyatakan bahwa kuburan itu kosong, hanya sebagai simbolik utk menghormati Ceng Ho.

Namun hujjah yang baik di sini ialah Cheng Ho lahir dari keturunan muslim. Sekarang tumpukan perhatian kepada Suo-Fei-Er pada tangga ke-26.

Siapakah beliau ???

“Dalam Mukaddimah Silsilah Marga Cheng tercatat bahawa Suo-Fei-Er/Saiyidina Syafi’i ialah Kaisar Kerajaan Bokhari. Pada tahun Xi Ning ke-3 Dinasti Song (1070 M) Saiyidina Syafi’i menyerahkan diri kepada Kaisar Song Tiongkok akibat negerinya diserang oleh negara tetangganya……. Ternyata Cheng Ho ialah keturunan dari Saiyidina Syafi’i.” (5)

Li-Sha-Shi yang berada di tangga ke-10 dikatakan pemerintah kerajaan Mi-Si-Le, yang berkemungkinan wilayah Mosul di Iraq. Sayyid Syafi’i yang berada di tangga ke-26 pula dikatakan pemerintah di Bokhari, yang mungkin Bukhara di Uzbekistan hari ini. Cheng Ho pula lahir di China. Dari sudut penghijrahan keturunan ini nampaknya seakan-akan ada kesinambungan. Dari Iraq, berkembang ke Uzbekistan dan berkembang pula ke China. Dari Asia Barat ke Asia Tengah ke Asia Timur.

Jalur keturunan dari Sayyid Syafi’i sampai ke Cheng Ho pun bertaraf lemah juga kerana ada pertikaian yang akan dibentangkan di bawah nanti. Oleh itu dari Sayyid Syafi’i hingga ke Nabi Muhammad tentulah lebih LEMAH lagi.

Mari kita lihat para pengisi salasilah dari Sayyid Ajal hingga Cheng Ho:
•Sayyid Ajall/ Syamsuddin
• Nu-Su-La-Ding (Nasruddin) – anak pertama Sayyid Ajal.
• Bai-Yan
• Mi-Di-Na/ Haji (Madinah)
• Mi-Li Jin/ Ma Haji
• Ma He/ Cheng Ho

Namun seorang pengkaji bernama Qiu Shusen memberikan jalur keturunan Cheng Ho yang lain:
• Sayyid Ajal/ Shamsuddin
• Shan-Su-Ding-Wu-Mo-Li / Shamsuddin Umar – anak keempat Sayyid Ajal.
• Bai Yan
• Mi-Di-Na/ Haji
• Mi-Li-Jin/ Ma Haji
• Ma-He / Cheng Ho (6)

Salasilah Cheng Ho dibabar lagi oleh seorang pengkaji lain bernama Zheng Yijun. Jalur keturunan yang diberikannya ialah :
• Sayyid Ajal/ Syamsuddin
• Ma-Su-Hu –anak kelima Sayyid Ajal
• Ma-Bai-Yan
• Cha-Er-Mi-Di-Na
• Mi-Li-Jin/ Ma Haji
• Cheng Ho (7)

Jadi, siapa sebenarnya anak Sayyid Ajal/Shamsuddin yang menjadi bapa kepada Bai-Yan ?
1. Nu-Su-La-Ding (Nasruddin) – anak pertama Sayyid Ajal ?
2. Shan-Su-Ding-Wu-Mo-Li / Shamsuddin Umar – anak keempat Sayyid Ajal ?
3. Ma-Su-Hu –anak kelima Sayyid Ajal ?

Yang mana hal ini tentunya menurunkan sedikit kredibiliti (meLEMAHkan) salasilah Cheng Ho menuju ke Sayyid Ajal, apa lagi menunju ke Nabi Muhammad SAW.

Namun ketiga-tiga pengkaji setuju bahawa Cheng Ho keturunan Sayyid Ajal dan Sayyid Syafi’i.
Sesungguhnya Ceng Ho Bukanlah seorang Muslim seperti banyak di beritakan akhir akhir ini. Bukti peninggalan Cheng Ho di THAILAND Selatan berupa tempat sembahyang umat BUDDHA ada tercatat juga di prasasti (jika muslim/islam ini namanya sirik membuat berhala dan tidak sesuai dengan syariat islam) .

Panglima Cheng Ho membangun beberapa kuil di Sri Lanka, Thailand, Semarang begitu juga di china daratan pembangunan tempat sembahyang dewi MAZU, MA CO PO atau dewi laut.

Pertanyaan simple kalau cheng ho itu betul Islam dari lahir jelas dia tahu itu melanggar akidah agamanya KECUALI memang Cheng Ho BUKAN ISLAM tulen tidak menjadi masalah membangun tempat sembahyang non-islam.

Bukan saja di luar daratan China pembangunan ibadah Non muslim oleh Zhang He ,di China sendiri terdapat di Nanjing.

Bagaimana bisa meng-klaim Cheng Ho Islam bahkan seorang dzurriyat Rasulullah SAW jika Dia sendiri membangun tempat sembahayang dewa dewa Tao ?????

Cheng Ho adalah sida sida/kasim yang tentunya sudah disunat habis dan kasim kasim adalah banci agar tidak meniduri atau menganggu selir2 kaisar. Hal ini terlarang dalam Agama Islam.

Hanya cina muslim malaysia dan indonesia saja yang mengakui dan percaya cheng ho adalah muslim
Klaim klaim promosi cina bahwa Cheng Ho Islam baru tersiar pada tahun 1980 diterbitkan buku tersebut di malaysia oleh seorang keturunan china malaysia. sebelum itu selama ratusan tahun tidak pernah terdengar bahwa ceng ho muslim dan ahlul bayt Rasul dan bagaimana jika klaim cheng Ho buddha di lakukan oleh masyarakat Thailand yang jelasnya bukti peninggalannya ada dan masih berdiri kokoh hingga sekarang ,tapi memang kekonyolan ini hanya ada di Indonesia saja main klaim untuk promosi keimanan yang sesat.

BUKAN HANYA DI THAILAND SELATAN SAJA ADA PRASASTI DAN KUIL BUDDHA YANG DI BANGUN OLEH ZHANG HE TAPI DI SRI LANKA DINAMAKAN Galle Trilingual Inscription dan sekarang tersimpan di museum Colombo National Museum.(INI BUKTI JELAS LAGI )
http://en.wikipedia.org/wiki/Galle_Trilingual_Inscription

The Galle Trilingual Inscription was a stone tablet inscription in three languages, Chinese, Tamil and Persian, that was erected in 1411 in Galle, Sri Lanka to commemorate the second visit to Sri Lanka by the Chinese admiral Zheng He by offerings made by him and others to the Buddhist Temple on the Mountain of Sri Lanka. It was discovered in Galle in 1911 and is now preserved in the Colombo National Museum.
On his third voyage, Zheng He sailed from China in 1409, and carried with it the trilingual tablet which Zheng He planned to erect in Sri Lanka. The date equates to 15 February 1409, indicating that it was inscribed in Nanjing before the fleet set out. The Chinese portion gives praise to Buddha and records lavish offerings in his honour

Artikel lengkap zhang he/CHENG HO bukan muslim juga terdapat di perpustakaan umum beijing ,china DIMANA ADAT ISTIADAT TAOISME YAITU KREMASI/MEMBAKAR JENASAH ZHANG HE /CHENG HO DENGAN ADAT TAO (JELAS BERTENTANGAN DENGAN KULTUR ISLAM YANG HARUS DI KUBUR)

Pernyataan tersebut memang benar terbukti

Winata Tee:
Namun Zheng He, seperti lazimnya pelaut bangsa Cina mrk masih berkeyakinan pada TAO yg mana dia selalu membawa boneka Dewi Laut ( MA CO PO = Ma Tsu) dan doa selalu dipanjatkan pagi sore utk memohon keselamatan armadanya dlm perjalanan agungnya di tahun 1421-1423
Temple of the Taoist goddess Tian Fei, the Celestial Spouse, in Fujian province, to whom he and his sailors prayed for safety at sea. This pillar records his veneration for the goddess and his belief in her divine protection, as well as a few details about his voyages. Visitors to the Jinghaisi (Àų¤»û¡Ë in Nanjing are reminded of the donations Zheng He made to this non-Muslim area. Although he had been buried at sea, a monument was built to him on land, and this monument was later renovated in an Islamic style. In the modern world Zheng He has been used as a symbol of religious tolerance.The government of the People’s Republic of China uses him as a model to integrate the Muslim minority into the Chinese republi
Bearti dengan demikian jelas sudah selama ini Islamisasi penyesatan bahkan dibuat film tentang Cheng Ho diperankan oleh seorang pejabat di negeri ini hanya akan jadi bahan olok olok generasi berikutnya yang sudah tahu kenyataan HISTORY ini akibat Islamisasi yang salah.

Yang pasti memang berbahaya Jika sampe sejarah Zhang He ini di-Islamisasikan sama saja membodohi generasi penerus yang akan membuat bodoh/kerdil suatu bangsa. Tugas Cengho melakukan ekspedisi ke selatan mengunjungi semua kerajaan2 Islam bertujuan menarik upeti sebagai tanda takluk kerajaan2 Islam tsb kepada kerajaan langit di Cina pusat. Bangkitnya ekonomi Cina disertai kebangkitan teknologinya mendorong umat Islam di Indonesia dan didunia untuk menjagoinya karena dianggapnya bisa diharapkan mengalahkan Amerika.

Salah satu taktiknya adalah mengusung se-olah2 Cengho beragama Islam. Dilain pihak, negara Cina sekarang berusaha mendominasi ekonominya kesemua negara Islam, “gayung bersambut”, Cina mendukung anggapan bahwa Cengho beragama Islam, dan sejarah Cina di Cina sendiri sekarang sudah diubah dan dongeng2 tentang Cengho beragama Islam dipopulerkan untuk menembus dominasi Cina di semua negara2 Islam termasuk di Indonesia. Kedua pihak saling memanfaatkan, kalo umat Islam memanfaatkan agar Cina menjadi benteng memerangi Amerika, maka Cina memanfaatkan dongeng2 Cengho ini untuk dominasi ekonomi ke negara2 Islam sementara agama Islam sendiri diperangi didalam negerinya karena berusaha mendirikan negara terpisah dari Cina. Islam didalam negeri Cina sendiri dianggap resmi sebagai agama terrorist yang selalu mendapatkan pengawasan sangat ketat bahkan lebih ketat daripada Dalai Lhama Tibet dimana hal ini bisa dibuktikan dengan ditangkapnya ratusan terrorist Jihad Islam yang menyusup dari Turki untuk mengacaukan Olympiade Bejing baru2 ini.

Sudah banyak saya tulis sebelumnya bahwa Cengho bukan beragama Islam melainkan kasim raja yang sudah dikebiri dan bertugas mengurus selir2 raja yang berasal dari kerajaan2 Islam yang ditaklukannya.
Kerajaan manapun didunia, pegawainya ataupun jenderal2nya harus sama agamanya dengan rajanya.
Bahkan semua kerajaan Islam mana ada jendralnya yang beragama bukan Islam ????
Semua kuil2 Sam Po Kong yang didirikan oleh Cengho akhirnya dijadikan mesjid oleh umat Islam melalui pengrusakan patung2nya dan memutar balik sejarah Cengho itu sendiri se-olah2 Cengho beragama Islam.
Bahkan ada pesantren yang menceritakan bahwa isteri2 Cengho juga semuanya Islam. Padahal Cengho itu orang kebiri kepercayaan raja, mana mungkin punya isteri. Tidak tanggung2, hampir semua ulama di pesantren2 di Jawa yang terkenal sering berdakwah bahwa dirinya merupakan keturunan Cengho.

Ceng Ho tidak pernah membaca AlQuran, tidak pernah Shalat 5 waktu, tidak mampu bahasa Arab.
Bahkan dia berjasa menangkapi gadis2 Islam dari kerajaan Champa untuk dijadikan selir raja2 Hindu di Pulau Jawa.

(sumber ini bisa kita cari di perpustakaan umum beijing,CHINA) dimana juga hanya menggalang hubungan bilateral antar negara bukan menyebarkan Islam,mandat kaisar waktu itu jelas tidak akan dilawan dan tidak pernah ada intruksi dari Kaisar CHINA Cheng HO harus SYIAR.

BENTUK ISLAMISASI CHENG HO DILAKUKAN OLEH Residen Poortman DIMANA TULISAN TULISAN TAOISME PENINGGALAN CHENG HO DI KLENTENG SAM PO KONG SEMARANG DIRAMPAS, DIMUSNAHKAN.

Dengan melakukan penelitian terhadap sumber berbahasa Cina, baik yang ada di Nusantara maupun di daratan Cina terdapat banyak data bahwa CHENG HO bukanlah muslim dan Bukan Keturunan Nabi Muhammad SAW.

==================================

“NASAB PALSU CENG HO INI PERLU KITA PERTANYAKAN ULANG DARI PARA PENULISNYA !!!!”

Wallahu a’lamu bishshawab

# Urutan Silsilah (terkecuali no.32,35 dan 36), bersumber dari :
Kong Yuanzhi, Cheng Ho – “Muslim Tionghoa, Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara”, Jakarta, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011,ms. 37
(myalexanderwathern.blogspot,com)

# Data silsilah berdasarkan buku “Ahlul Bait Rasulullah SAW & Kesultanan Melayu”, tidak terdapat urutan 17 dan 18. Jadi urutan 16 [Wu-Ma-Nai-Ding (Aminuddin)], adalah putera urutan 19 [Gu-Bu-Ding (Gulbuddin)]…

Referensi :
(1) Hamka, Star Weekly, 18 Mac 1961.
(2) Kong Yuanzhi, Cheng Ho – “Muslim Tionghoa, Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara”, Jakarta, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011,ms. 37
(3) Kong Yuanzhi, Cheng Ho – “Muslim Tionghoa, Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara”, Jakarta, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011,ms. 19-20.
(4) H. Usman Effendy, “Laksamana Haji Cheng Ho Belayar ke Indonesia sebagai Niagawan dan Mubaligh”, Angkatan Bersenjata, 18 Julai 1987
(5) Kong Yuanzhi, Cheng Ho – “Muslim Tionghoa, Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara”, Jakarta, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011,ms. 21.
(6) Nama ini difikirkan Mokhri Hussin.
(7) Kong Yuanzhi, Cheng Ho – “Muslim Tionghoa, Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara”, Jakarta, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011,ms. 20.
(8) Qiu Shuhen, “Moyang Cheng Ho dan Cheng Ho”, Panitia (ED.), II, 1985, ms 97-113.
(9) Zheng Yijun, “Tentang Pelayaran Cheng Ho ke Samudera Barat”, Bali Penerbit Samudra, Beijing, 1985, ms 25.

(Ranji-Sarkub/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Dari Literatur yg saya punya dr Sayyid Ajal ke Atas saja sdh tidk sesuai... Sayyid ajal ini masyhur keturunan dari Imam Yahya bin Imam Zaid bin Imam Ali Zainal Abidin bin Al Imam Husein... Bkn dr Al Imam Hasan

Dari Sayyid Ajal ke atas Ada kelebihan 2 Generasi...