Minggu, 26 Juni 2016

Al Qummi Meyakini Tahrif Dalam Muqaddimah Kitab Tafsirnya? Berikut Jawabannya


Pada era perkembangan ilmu saat ini, ada beberapa pihak yang mencoba memahami syi'ah namun apa yang difahami sangat jauh dari ulama-ulama syi'ah sendiri. Hal ini dapat mengakibatkan kesalahan fatal, misalnya isu tahrif Al Quran seperti yang tertulis dalam buku panduan yang ditulis oleh beberapa anggota MUI "Mengenal dan mewaspadai penyimpangan Syi'ah Indonesia (MMPSI)". Dalam buku tersebut mdisebutkan bahwa Alqummi merupakan salah seorang ulama syi'ah yang meyakini adanya tahrif Alquran. Berikut pernyataan yang tertulis dalam buku MMPSI tersebut :

“Al-Qummi, tokoh mufassir syiah, menegaskan dalam muqaddimah tafsirnya bahwa ayat-ayat Alquran ada yang diubah sehingga tidak sesuai dengan ayat aslinya seperti ketika diturunkan oleh Allah.” (hal. 26).

Untuk mengklarifikasi demi tetap terjaganya Ukhuwah Islamiah di Indonesia khususnya, berikut tanggapan yang disampaikan oleh cendikiawan muda dari Medan Ust. Candiki Repantu :
Pernyataan MMPSI ini berdasarkan pada Muqaddimah Tafsir Alqummi juz 1 hal. 5-11. Perlu diketahui, bahwa menurut ulama syiah, nuzul Alquran (turunnya Alquran) terdiri dari dua hal, yakni teks dan makna Alquran yang disertai tafsir, takwil, hukum, rahasia, dan ilmu-ilmu lainnya. Karenanya, Nabi saaw adalah penafsir pertama Alquran yang menyampaikan teks sekaligus maknanya. Inilah hakikat nuzul Alquran yang mana Allah swt yang menurunkannya, membacakannya, mengumpulkannya, dan menjelaskan maksudnya (Q.S. al-Qiyamah: 16-19).

Jadi, Muqaddimah Tafsir Al-Qummi juga sedang menjelaskan hal-hal tersebut. Berikut ini pernyataan Alqummi dalam tafsirnya—{saya tidak menuliskan semuanya karena terlalu panjang, tetapi dipilih sesuai maksud yang dituju oleh MMPSI tersebut}—sebagai berikut :

فالقرآن منه ناسخ، ومنه منسوخ، ومنه محكم، ومنه متشابه، ومنه عام، ومنه خاص، ومنه تقديم، ومنه تأخير، ومنه منقطع، ومنه معطوف، ومنه حرف مكان حرف، ومنه على خلاف ما انزل الله ، ومنه ما لفظه عام ومعناه خاص، ومنه ما لفظه خاص ومعناه عام، ومنه آيات بعضها في سورة وتمامها في سورة اخرى ومنه ما تأويله في تنزيله ومنه ما تاويله مع تنزيله، ومنه ما تأويله قبل تنزيله، ومنه تأويله بعد تنزيله

“Alquran di dalamnya ada nasikh, mansukh, muhkam, mutasyabih, am, khas, taqdim, takhir, munqati’, ma’thuf, huruf diposisi huruf, dan sebagiannya berbeda dengan apa yang diturunkan Allah swt. Di dalamnya juga terdapat lafadz umum tetapi bermakna khusus, dan lafadz khusus bermakna umum, ayat-ayat yang sebagiannya di satu surat dan penyempurnaanya ada pada surah yang lain, terdapat ta’wilnya pada turunnya, bersamaan dengan turunnya, sebelum turunnya, dan sesudah turunnya…” (Tafsir Alqummi, hal. 5).

واما ما هو كان على خلاف ما انزل الله فهو قوله ” كنتم خير امة اخرجت للناس تأمرون بالمعروف وتنهون عن المنكر وتؤمنون بالله ” فقال ابوعبدالله (عليه السلام) لقاري هذه الآية ” خير امة ” يقتلون امير المؤمنين والحسن والحسين بن علي
فقيل له وكيف نزلت يابن رسول الله؟ فقال انما نزلت ” كنتم خير ائمة اخرجت للناس ” الا ترى مدح الله لهم في آخر الآية ” تأمرون بالمعروف وتنهون عن المنكر وتؤمنون بالله “

“Adapun tentang “sebagiannya berbeda dengan apa yang diturunkan Allah swt”, adalah seperti firman-Nya, “Kamu adalah sebaik-baik ummat yang dikeluarkan untuk manusia, yang memerintahkan kepada yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar dan beriman kepada Allah” (Kuntum khairu ummah ukhrijat linnasi takmuruna bil ma’ruf wa tanhauna ‘anil munkar wa tu’minuna billah)” (Q.S. Ali Imran: 110). Maka berkata Abu Abdillah as kepada yang membaca ayat ini : “khairu ummah” (sebaik-baik ummat) apakah mereka juga yang membunuh Amirul Mukminin Ali, Hasan dan Husain? Maka ditanyakan, bagaimana ayat ini diturunkan wahai putra Rasulullah? Imam as menjawab, “Sesungguhnya ia diturunkan ‘kuntum khairu aimmah ukhrijat linnasi’ (kamu adalah sebaik-baik imam yang dikeluarkan untuk manusia).” Perhatikanlah bagaimana Allah swt memuji mereka pada bagian akhir ayatnya…”Yang memerintahkan kepada yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar dan beriman kepada Allah.” (Tafsir Alqummi jilid 1, hal. 10).

Jadi, yang dimaksud dengan perkataan Imam Ja’far “diturunkan ayat ini” yaitu hakikat turunnya yang disertai takwil atau penjelasannya. Jadi itu bukan teks Alquran tetapi penjelasan maksud Alquran tersebut agar orang tidak salah memahaminya sebagaimana ditunjukkan dengan kritik Imam kepada pemaknaan umumnya, yaitu “Apakah mereka juga termasuk mengaku sebagai umat terbaik, padahal mereka membunuh Ali, Hasan dan Husain”? Dengan demikian, yang dimaksud oleh Al-Qummi dengan pernyataan “tidak sesuai dengan apa yang diturunkan Allah” adalah hakikat turunnya yang disertai takwil dan rahasianya kepada Rasul saaw. Itulah yang dijelaskanya pada Muqaddimah Tafsir al-Qummi tersebut. Tapi sayang MMPSI lebih mendahulukan pemahamannya daripada pemahaman ulama syiah.

(Perpustakaan-Kajian-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

0 komentar: