Kamis, 24 November 2016

Melirik Hadis Shahih Bukhari Dan Ummul-mukminin Aisyah Ra


Pendahuluan

Tidak diragukan lagi bahwa Nabi saw selalu terbimbing oleh wahyu dalam apa yang disampaikannya. Sebagaimana ayat-ayat Al Qur’an juga menegaskan bahwa di antara tugas penting beliau saw. adalah memberi peringatan, indzâr. Demikian pula dengan sifat belas kasih Rasul saw. terhadap umat beliau adalah hal yang tidak perlu dipersoalkan lagi. Beliau sangat besar perhatian dan belas kasihnya terhadap umat ini. Ayat-ayat tentangnya sangat banyak, sehingga tidak perlu rasanya disebutkan satu-persatu di sini!

Di antara yang menyita perhatian dan membuat kesedihan dan keprihatinan mendalam tak menyingkir dari pikiran beliau adalah fitnah yang akan dialami oleh sekelompok dari umat Islam. Dan yang lebih menyakitkan lagi adalah bahwa fitnah itu bakal dimotori dan dikomadoi oleh orang-orang yang secara formal telah mengikat dengan beliau dengan sebuah ikatan tertentu.

Imam Bukhari dalam kitab hadis Shahihnya yang diyakini sebagai kitab suci tershahih setelah Al Qur’an wahyu terakhir Allah dan yang semua hadisnya adalah shahih 100%, telah membongkar sebuah data berbahaya tentang lakon fitnah dan dari nama tanduk setan akan muncul.

Kata hadis shahih riwayat Imam Bukhari itu ternyata fitnah menyesatkan dan tanduk setan yang membahayakan umat Rasulullah saw. akan digodok matang di dapur Rumah Ummul Mukminin Aisyah ra dan akan keluar disajikan sebagai hidangan maut atas umat beliau!

Sungguh mengerikan!

Mengingat dampak buruknya yang tak terbayangkan dan bahayanya yang mengerikan, Rasulullah saw. yang sangat berbelas kasih terhadap umatnya itu tidak mencukupkan dengan hanya mengingatkan Aisyah ‘istri terkasihnya’ secra pribadi agar tidak bangkit sebagai lakon fitnah dan rumahnya menjadi tempat setan memamerkan kekuatan jahatnya! Lebih dari itu, tanggung jawab berat beliau saw. sebagai mundzir, pemberi peringatan menuntut beliau untuk bangkit berpidato di hadapan para sahabat. Dari atas mimbar suci itulah Rasulullah saw. berpidato menegaskan seraya menunjuk rumah tempat tinggal Aisyah bahwa dari rumah itulah kelak fitnah akan bangkit dan tanduk setan akan muncul!

Perhatikan sobat teks pidato abadi sang Rasul yang kasih!

حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا جُوَيْرِيَةُ عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطِيبًا فَأَشَارَ نَحْوَ مَسْكَنِ عَائِشَةَ فَقَالَ هُنَا الْفِتْنَةُ ثَلَاثًا مِنْ حَيْثُ يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ
صحيح البخاري – كِتَاب فَرْضِ الْخُمُسِ – بَاب مَا جَاءَ فِي بُيُوتِ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا نُسِبَ مِنْ الْبُيُوتِ إِلَيْهِنَّ

Imam Bukhari meriwayatkan … dari Nâfi’ dari Abdullah bin Umar ra.: Nabi saw. berdiri berpidato seraya menunjuk ke arah rumah Aisyah lalu bersabda, “Di situlah fitnah! -beliau mengulangnya tiga kali- di mana tanduk setan akan muncul.”![1]

Teks Arab diatas saya ambil dari “Shahih Bukhari Online” situs Kementrian Agama Arab Saudi http://hadith.al-islam.com/Page.aspx?pageid=192&TOCID=1974&BookID=24&PID=2941 )

Demikianlah Nabi Muhammad saw memperingatkan para sahabat dan tentunya juga kita semua agar mengetahui sumber fitnah berawal dari mana? Dan kekuatan penyesat dan penghancur keutuhan umat dan ajaran -yang disebut sebagai tanduk setan- akan muncul dari mana?


Para Ulama Lari Dari Tanggungjawab!

Para ulama adalah pewaris para nabi as. Tentunya mereka juga harus memerankan peran para nabi dalam membimbing umat, memberikan pencerahan dan penyadaran! Akan tetapi yang sangat disayangkan, sebagian ulama justeru melakukan upaya pembodohan umat Islam! Mereka tidak menjadi penyambung lidah suci Nabi saw. tetapi yang mereka lakukan justeru merahasiakan sabda-sabda suci Nabi saw.! setelah gagal merahasiakannya, mereka mempelesetkan maksud dan kandungannya, alhasil mereka membodohi umat yang awam! Namun kasihan mereka karena ternyata tidak semua umat Islam awam dan mudah tertipu oleh pembodohan para ulama yang mengaku sebagai pewaris para nabi as.!

Dalam kasus kita ini, kenyataaan itu terlihat begitu nyata! Para pensyarah Shahih Bukhari berusaha membelokkan kandungan hadis ini dan cenderung lari dari tanggung jawab penerjemahan maksud sebenarnya dari sabda suci di atas!

Mereka berusaha lari dari menerangkan maksud hadis dan menanti kelengahan para santri atau kaum setengan awam setengah alim (yang biasa dipanggil kaum awam sebagai sang maha guru/Syeikh/ustadz dan diandalkan sebagai penyambung lidah suci agama). kelengahan mereka benar-benar dinanti oleh para pensyarah itu!

Ambil contoh nyata! Ibnu Hajar al Asqallani dalam kitab Fathul Bâri-nya yang merupakan syarah Shahih Bukhari terlengkap, tenyata ia lari dari menerangkan hadis bahwa fitnah itu dari rumah Aisyah! Dan tanduk setan akan muncul dari rumah Aisyah! Dan yang aneh lagi ia mengajak kita menyimpang jauh dengan mengatakan bahwa yang dimaksud dengannya adalah arah timur! Nabi saw. mengatakan fitnah itu muncul dari arah Timur! Maksudnya negeri Irak. Semua itu ia lakukan setelah mendemostrasikan kehebatannya dalam mengakurkan antara berbagai riwayat –katanya-! Sebab ada sabda nabi saw. yang mengatakan bahwa fitnah akan keluar dari sana! Seraya beliau menunjuk ke arah Timur!

Saya tidak mengerti, kaidah apa yang sedang diandalkan oleh sang penutup para hafiz itu? Sebab setahu saya (dan tentunya selain ini tidak benar) bahwa apabila ada dua nashyang satu bersifat umum dan yang lainnya bersifat khusus maka yang umum itu mesti diikat dengan yang khusus, sehingga mestinya hadis yang menyebut arah Timur itu dimaknai yang khusus yaitu yang menyebut rumah Aisyah!

Ringkas kata, ada upaya untuk mempermainkan akal kaum awam!


Akhirul Kalam!

Sabda suci Nabi saw. tentang rumah siti Aisyah belum diterjemahkan dengan benar oleh para ulama’!

Hadis itu jelas sekali memuat kecaman keras atas fitnah yang menjadi pintu masuk setan untuk menebar fitnah penyesatan dan perpecahan!

Dan yang terakhir saya ingin katakan di sini. hadis kecaman terhadap rumah Aisyah seperti yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari; imam ahli hadis teragung Ahlusunnah…. andai hadis seperti itu diriwayatkan oleh ahli hadis Syi’ah apalagi oleh Syeikh al Kulaini (semoga rahmat Allah tercurah atasnya), apa kira-kira sikap para penebar fitnah perpecahan itu akan berkomentar?

Jawabnya tidak samar bagi Anda. Pasti mulut-mulut berbisa itu akan segera memuntahkan bisa beracunnya dan mengatakan bahwa Syi’ah menghina ibu kaum Mukmini Aisyah ra.! Karena Syi’ah kafir dan halal darah mereka..!

Bukankah demikian apa yang selama ini mereka lakukan sesuai dengan tugas yang dibebankan ke atas pundak mereka oleh kaum Zionis dan para masyâikh Wahhâbi Salafi (yang sebagian dari mereka “buta” dan sebagian lainya “setengah buta” serta yang lain lagi melek tetapi lebih buta dari yang buta) yang selama ini menjadi agen resmi maupun amatiran musuh-musuh persatuan Islam dan kaum Muslimin!

Pendek kata saya masih akan setia menanti jawaban dan keterangan memuaskan dari para ulama bukan dari para mukallid kaum “buta” yang jalannya meraba-raba!

Barang siapa buta di dunia ini maka ia di akhirat nanti buta dan lebih sesat jalannya! 


Referensi:

[1] Shahih Bukhari,4/100 Bab Mâ Jâa Fî Buyûti Azwâji an Nabi saw. habis no.3279. baca juga Fathul Bâri,13/69.

(Jakfari/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

0 komentar: