Kamis, 24 November 2016

Mengenal Al Takabbur Wa At Tawadhu’


Al Takabbur wa at Tawadhu’[1]

Berkata Syeikh al Arif Billah; Syeikhul Islam Abbas al Qummi –radhiyallahu ‘anhu-:

Upayakan sedemikian rupa agar kamu tidak bersikap sombong, sebab orang-orang yang sombong di hari kiamat akan dikumpulkan dalam postur semut kecil, lalu dinjak-injak manusia, karena mereka tidak bernilai sedikitpun di sisi Allah.

Allah –Ta’ala- berfirman:

فَسَجَدَ الْمَلائِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعِيْنَ إِلاَّ إِبْلِيْسَ اسْتَكْبَرَ و كانَ مِنَ الكافِرِيْنَ.

“Lalu seluruh malaikat bersujud semuanya, kecuali Iblis; dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir.” (Q.S. Shaad [38];73-74)

Telah diriwayatkan dari Rasulullah saw., beliau bersabda:

إِيَّاكُم و الكِبْر، فَإِنَّ الكبرَ يَكونُ فِي الرَّجُلِ وَ إِنَّ عَلَيْهِ العَبَاءَةَ.

“Hati-hatilah kamu dari sombong, sebab sesungguhnya sombong itu ada pada seorang sementara ia mengenakan baju sederhana.”[2]

Imam Ali as, bersabda:

إِيَّاكَ وَ الكِبْرَ، فَإِنَّهُ أَعْظَمُ الذُنوبِ وَ أَلأََمُ العيوبِ، وهو حِلْيَةُ إبليس.

“Hati-hatilah kamu dari sombong, sebab sesungguhnya ia adalah dosa teragung dan iab tercacat. Ia adalah hiasan Iblis.”[3]

شَرُّ آفَاتِ العقْلِ الكِبْرُ.

“Sejelek-jelek perusak akal adalah kesombongan.”

أَقْبَحُ الْخُلُقِ الكبرُ.

“Seburuk-buruk perangai adalah kesombongan.”

إِحْذَرِ الكبرَ، فَإِنَّهُ رَاْسُ الطُغْيانِ وَ مَعْصِيَةِ الرحمنِ.

“Hati-hatilah kamu dari sombong, sebab ia adalah pangkal pelanggran (melampaui batas) dan maksiat kepada Zat yang Maha Rahman.”[4]

Dirwayatkan dari Imam Zainal Abidin as. , beliau bersabda:

مَنْ قالَ أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَ أَتوبُ إليهِ فَلَيْسَ بِمُسْتَكْبِرٍ.

Barang siapa mengucap

 أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَ أَتوبُ إليهِ 

(aku memohon ampun dan bertaubat kepada Allah), maka ia tidak tergolong orang yang sombong dan bukan orang yang bengis.”

“Sesungguhnya orang yang sombong adalah yang berterus-terus dalam dosa yang ia telah dikalahkan oleh hawa nafsunya, dan ia mengutamakan dunia atas akhiratnya.”[5]

Telah diriwayatkan dari Imam Ja’far ibn Muhammad ash Shadiq as., beliau bersabda:

“Kibr (congkak) adalah kamu merendahkan manusia dan menganggap bodoh (menolak) kebenaran.”

“Kibr (congkak) adalah (sikap membodohi (menolak) kebenaran dan mencerca pemegangnya.”[6]

Diriwayatkan juga dari Imam Ja’far as.:

إِنَّ فِيْ جهنَّمَ لَوادِيًا لِلْمُتَكَبِّرِيْنَ يُقالُ لَهُ: سَقَرُ، شَكَى إلى اللهِ _عز و جل- شِدَّةَ حَرِّهِ، و َسَأَلَهُ أَنْ يَتَنَفَّسَ، فَتنفسَ فَأَحْرَقَ جَهَنَّمَ.

“Di dalam neraka jahannam terdapat lembah khusus untuk orang-orang sombong, ia diberi nama Saqar; ia pernah mengeluh kepada Allah –Azza wa Jalla– dari panasnya yang sangat, dan ememohon diizinkan untuk berhembus,lalu ia berhembus maha ia membakar neraka jahannam.”[7]

Oleh karena itu berupayalah sekuat tenagamu untuk menjadi orang yang tawadhu’. Dan ketahuilah bahwa tawadhu’ tidak mengurangi barang sedikit pun dari urusan dan kemegahanmu, bahkan ia akan menghantarmu menuju derajat yang tinggi.

Adapun sombong, ia adalah ciri orang yang kurang dan rendah yang beruasaha dengan kesombongannya untuk menutup kekurangannya, akan tetapi sikap sombong mereka itu mengisayaratkan keburukan mereka dan menjelaskan iab-aib mereka.[8]


Referensi:

[1] Tawadhu’ (rendah hati) adalah sikap terpuji. Para pendidik mengatagorikan sifat ini dalam dua macam, terpuji dan tercela. Tawadhu’ terpuji adalah tidak merasa lebih tinggi dari orang lain dan sombong atasham-hamba Allah. Sedangkan tawadhu’ tercela adalah sikap merendah terhadap orang lain karena kekayaan atau jabatannya.
[2] Kanz al ‘Ummal,5/773.
[3] TashnÎf al Ghurar:309 hikmah 8124.
[4] Ibid.309.
[5] Bihar al Anwar,93/277.
[6] HR. Al Kafi,2/234 hadis 8 dan 9 dan Bihar al Anwar,73/217.
[7] Ibid.2/ bab al kibr/234 hadis 10. Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda:

لاَ سَدْخُلُ الجنَّةَ مَنْ كانَ فِيْ قلبِهِ مِثْقالُ حَبَّةِ خَرْدَلٍ مِنَ الكبر.

“Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat sebesar buji sawi dari kesombongan.” (Jaami’as Sa’adaat,1/346.)

[8] Imam Ali as. bersabda:

مَا تَكَبَّرَ إلاَّ وَضِيْعٌ.

“Tidak sombong kecuali orang yang rendah.”

(Jakfari/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

0 komentar: