Kamis, 24 November 2016

Waspadai Bahaya Adu Domba Yahudi Dan Kaum Munafik


Setiap kali, ketika kaum Muslim dibuat gembira dengan kemenangan dan pertlongan Allah SWT di sa’at itu pula musuh-musuh Allah bangkit marah dan berusaha dengan segala cara untuk menghancurkan kejayaan kaum Muslim.

Senjata terampuh musuh-musuh Allah dan musuh-musuh kaum Muslim adalah adu domda dan menaburkan benih-benih fitnah dan perpecahan di antara kaum Muslim. Dan setiap kali kita menghadapi fenomena seperti itu, kita (kaum Muslim) selalu menyaksikan tangan-tangan jahat musuh-musuh Allah bermain, baik terang-terangan maupun di balik layar menggerakkan kaum munafik dan juga sebagian kaum Muslim yang cupet cara berpikirnya atau lemah imannya untuk menjalankan agenda pemecah belahan umat.

Kenyataan seperti itu tidaklah asing, sebab contoh-contoh kebusukan jiwa dan kejahatan agenda musuh-musuh Allah yang mereka lancarkan telah dibeber dan dibongkar habis dalam Al Qur’an. Bagi Anda yang rajin menelaah ayat-ayat Al Qur’an dan meneliti sejarah da’wah Rasulullah saw. pasti akan menemukan sederatan contoh yang memelekkan kita semua akan agenda jahat musuh-musuh Allah dalam menghancurkan kejayaan Islam dan kesatuan serta keharmonisan di antara kaum Muslim.

Politik mengadu-domba sesama kaum Muslim dengan menyulut api permusuhan dan mengungkit-ngungkit perseteruan dan menfitnah adalah politik licik musuh-musuh kaum Muslim. Coba Anda perhatikan beberapa contoh taktik licik mereka seperti diabadikan dalam Al Qur’an dan disebutkan dalam catatan sejarah.


Contoh Kejahatan Musuh-musuh Allah!

Ayat 100 surah Âlu ‘Imrân diturunkan sekaitan dengan upaya adu domba yang dilakukan oleh seorang tokoh kafir penyusup. Allah berfirman:

يا أَيُّهَا الَّذينَ آمَنُوا إِنْ تُطيعُوا فَريقاً مِنَ الَّذينَ أُوتُوا الْكِتابَ يَرُدُّوكُمْ بَعْدَ إيمانِكُمْ كافِرينَ

“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman.” (QS. Âlu ‘Imrân [3];100)

Ibnu Katsir berkata menerangkan, “Allah Yang Maha Berkah lagi Maha Tinggi mengingatkan hamba-hamba-Nya yang Mukmin agar tidak mena’ati sekelompok Ahli Kitab yang menghasud kaum Mukmin atas karunia yang Allah anugerahkan kepada mereka dan atas diutusnya Rasul-Nya untuk mereka, seperti disebutkan dalam ayat:

وَدَّ كَثِيْرٌ مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّوْنَكُمْ مِّنْ بَعْدِ إِيْمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِّنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ ….

“Mayoritas Ahli Kitab menginginkan agar dapat mengembalikan kalian kepada kekafiran setelah kalian beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka …“ (QS. Al Baqarah [2];109)

Demikian juga di sini, Allah berfiaman: “jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman.”[1]

Jalaluddîn as Suyuthi dalam tafsir ad Durr al Mantsûr-nya menyebutkan sebuah riwayat panjang tentang usaha jahat untuk memecah-belah kesatuan kaum Muslim dan mengoyak keharmonisan antara para sahabat Anshar dari kabilah Aus dan Khazraj. Ia berkata, “Ibnu Ishaq, Ibnu Jarîr, Ibnu Mundzir, Ibnu Abi Hâtim dan Abu Syeikh meriwayatkan dari Zaid ibn Aslam, ia berkata, Syâs ibn Qais -seorang tua yang telah mulai rabun matanya sejak masa Jahiliyah, yang sangat keras kekafirannya, sangat dalam kedengkian dan rasa hasudnya kepada kaum Muslim- memergoki sekelompok dari sahabat Rasulullah saw. dari kalangan Aus dan Khazraj dalam sebuah majlis, mereka berbincang-bincang. Maka sakit-hatilah dia menyaksikan kerukunan dan keharmonisan mereka di bawah naungan Islam, setelah dahulu di masa Jahiliyah mereka bercerai berai dan saling bermusuhan, lalu ia berkata, “Suku bani Qailah di negeri ini. Demi Allah kami tidak akan tentram jika mereka itu bersatu. Maka ia memerintah seorang pemuda Yahudi yang bersamanya untuk bergabung kepada mereka dan mengingatkan mereka akan hari-hari peperangan antara mereka di peperangaan Bu’âts dan peperangan-peperangan sebelumnya, bacakan syair-syair kepatriotan dan yang saling ejek-mengejek yang mereka gubah pada saat itu!

Hari Bu’âts adalah hari peperangan terdahsyat antara suku Aus dan Khazraj, dalam peperangan itu kemenangan di tangan suku Aus, maka pemuda itu melakukan apa yang ia perintahkan. Maka (tanpa disadari) mereka masuk dalam topik pembicaraan yang rawan itu, mereka saling bercekcok dan berbangga-banggaan sehingga dua orang dari suku Aus dan Khazraj bangkit melompat; Aus ibn Qîthi seorang dari keluarga bani Hâritsan dari suku Aus, dan Jabbâr ibn Shakhr dari keluarga bani Salamah dari suku Khazraj. Keduanya saling adu mulut, seorang dari mereka berkata kepada rekannya, ‘Jika kalian kehendaki –demi Allah- kami akan ulang lagi peperangan itu’. Maka bangkitlah kemarahan kedua kelompok suku itu, mereka berteriak, ‘Senjata! Senjata!’ kita akan bertemu di siang hari nanti. Maka mereka pun keluar untuk berperang, dan bergabungkan anggota-anggota lain dari suku Aus dan juga dari suku Khazraj dengan slogan-slogan Jahiliyah lama.

Maka segera sampailah berita itu kepada Rasulullah saw., beliau keluar menemui mereka bersama para sahabat Muhajrin yang bersama beliau sehingga menemui mereka dan bersabda, “Wahai sekalian kaum Muslimin. Takutlah kepada Allah! Takutlah kepada Allah! Apakah dengan slogan Jahiliyah kalian bersemangat, sementara aku ada di tengah-tengah kalian setelah Allah berikan kalian petunjuk kepada Islam dan memuliakan kalian dengannya, dan setelah Allah memotong dari kalian urusan Jahiliyah dan mengentas kalian dari kekafiran dan mengharmoniskan kalian… Apakah setelah ini semua kalian kembali kepada kakafiran seperti yang yang dahulu kalian jalani?!”

Maka sadarlah mereka bahwa ini semua adalah gesekan setan dan makar jahat musuh-musuh mereka. Maka mereka pun meletakkan senjata-senjata mereka. Mereka menangis dan saling berangkulan dan kembali pulang bersama Rasulullah saw. dengan penuh keta’atan dan kepatuhan. Allah telah memadamkan makar jahat Syâs; musuh Allah itu. Maka Allah menurunkan ayat tentang makar jahat Syâs:

قُلْ يا أَهْلَ الْكِتابِ لِمَ تَكْفُرُونَ بِآياتِ اللَّهِ وَ اللَّهُ شَهيدٌ عَلى‏ ما تَعْمَلُونَ * قُلْ يا أَهْلَ الْكِتابِ لِمَ تَصُدُّونَ عَنْ سَبيلِ اللَّهِ مَنْ آمَنَ تَبْغُونَها عِوَجاً وَ أَنْتُمْ شُهَداءُ وَ مَا اللَّهُ بِغافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ

“Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, mengapa kamu ingkari ayat-ayat Allah, padahal Allah Maha menyaksikan apa yang kamu kerjakan.” *“Katakanlah:” Hai Ahli Kitab, mengapa kamu menghalang-halangi dari jalan Allah orang-orang yang telah beriman, kamu menghendakinya menjadi bengkok, padahal kamu menyaksikan. Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.” (QS. Âlu ‘Imrân [3];98-99).

Dan untuk Aus ibn Qaithi dan Jabbâr ibn Shakhr Allah menurunkan ayat:

يا أَيُّهَا الَّذينَ آمَنُوا إِنْ تُطيعُوا فَريقاً مِنَ الَّذينَ أُوتُوا الْكِتابَ يَرُدُّوكُمْ بَعْدَ إيمانِكُمْ كافِرينَ* وَ كَيْفَ تَكْفُرُونَ وَ أَنْتُمْ تُتْلى‏ عَلَيْكُمْ آياتُ اللَّهِ وَ فيكُمْ رَسُولُهُ وَ مَنْ يَعْتَصِمْ بِاللَّهِ فَقَدْ هُدِيَ إِلى‏ صِراطٍ مُسْتَقيمٍ * يا أَيُّهَا الَّذينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقاتِهِ وَ لا تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَ أَنْتُمْ مُسْلِمُونَ * وَ اتعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَميعاً وَ لا تَفَرَّقُوا وَ اذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْداءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَِهِ إِخْواناً وَ كُنْتُمْ عَلى‏ شَفا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْها كَذلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آياتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ * وَ لْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَ يَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَ أُولئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ * وَ لا تَكُونُوا كَالَّذينَ تَفَرَّقُوا وَ اخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ ما جاءَهُمُ الْبَيِّناتُ وَ أُولئِكَ لَهُمْ عَذابٌ عَظيمٌ

“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman.* Bagaimanakah kamu) sampai (menjadi kafir, padahal ayat- ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan Rasul-Nya pun berada di tengah- tengah kamu Barang siapa yang berpegang teguh kepada) agama (Allah maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.* Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.* Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat- ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk *Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.* Dan janganlah kamu menyerupai orang- orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat.” “(QS. Âlu ‘Imrân [3]; 101-105)[2]

Syeikh Muhammad Rasyîd Ridha mengatakan dalam tafsir al Manâr-nya, “Jika kalian mengikuti apa yang dilontarkan orang-orang Yahudi itu berupa pembangkit fitnah dan menyahuti ajakan mereka maka kalian benar-benar telah metaati mereka, sebab mereka tidak akan puas dengan hanya kelian kembali bermusuhan dan saling membenci, akan tetapi lebih dari itu, mereka akan mengembalikan kalian kepada kekafiran….

Dan setelah Allah mengecam Ahli Kitab (kaum Yahudi dan Nashara) atas kekafiran dan usaha ngotot mereka dalam menghalang-halangi dari jalan Allah yaitu Islam setelah ditegakkannya bukti-bukti dan disingkapkannya syubhat-syubhat mereka, setelah itu semua cocoklah Allah mengajak bicara kaum Mukminin seraya menjelaskan kepada mereka bahwa kaum yang demikian jelasnya hakikat kekafiran mereka dan demikian jeleknya ajakan mereka, maka tidak sepantasnya kaum Mukmin mendengarkan ajakan mereka, sebab mereka itu adalah penganjur kepada fitnah dan tokoh-tokoh kekafiran. “[3]


Prisai Terampuh Menghadapi Aksi Pemecah Belahan Umat Islam

Dalam ayat-ayat di atas telah dijelaskan untuk kita perisai terampuh untuk membentengi kaum Muslim dari terjatuh dalam jaring tipu muslihat dan makar jahat pemecah belahan musuh-musuh Allah, yaitu dengan kembali kepada Allah dan Rasul-Nya, dengan berpegang dengan tali Allah SWT dan selalu ingat serta waspada akan kelicinan dan kelicikan makar musuh-musuh Allah, khususnya kaum Yahudi yang selalu memanfa’atkan kejahilan dan/atau kemunafikan sebagian kaum Muslim untuk menjadi distributor/penjaja fitnah murahan mereka!


Upaya Musuh-musuh Allah Dalam Memecah-belah Kesatuan Umat Islam

Akhir-akhir ini, segala macam cara dan langkah jahat telah dilakukan musuh-musuh Allah dalam memecah belah kesatuan umat Islam, utamanya dengan membangkitkan fanatisme jahiliyah kemazhaban dan sering kali dibumbui fitnah murahan dan mengungkit-ngungkit masalah-masalah khilafiyah yang sensitif untuk dilontarkan di hadapan kaum awam, khususnya ketika dikemas dengan bahasa dan semangat provokatif yang membakar kemarahan dan sikap bringas serta penghalalan darah-darah terhormat yang dilahirkan oleh semangat doktrin takfir (pengafiran sesama kaum Muslim).

Di antara agenda besar musuh-musuh Allah dan musuh-musuh Islam adalah mengadu domba antara kaum Muslim, khususnya kaum Muslim Syi’ah dengan saudara-saudara mereka kaum Muslim Sunni. Dan tujuan agenda jahat ini sangatlah jelas dan tidak samar lagi bagi kaum Muslim yang cerdas dan memiliki kecemburuan terhadap keutuhan eksistenti umat Islam.

Tangan-tangan bayaran telah menari-nari di atas ribuan lembar kertas memuntahkan tinta-tinta beracun untuk mengadu domba umat Islam agar membenci, memusuhi dan memerangi mazhab Syi’ah dan pengikutnya dengan memfitnah dan menisbatkan hal-hal palsu yang sama sekali tidak pernah mereka yakini dalam ajaran mazhab tersebut… .

Agen-agen Zionis dan musuh-musuh Allah di Timur Tengah telah mempekarjakan para ulama sû’ dan para PSK (Penulis Sektarian Komersial) serta para penceramah profesional yang siap melayani tuan-tuan mereka dan menjalankan setiap agenda pemecah-belahan umat Islam dengan imbalan puluhan ribu real!

Dengan buku-buku murahan yang mereka tulis sebenarnya mereka hanya menjadi kepanjangan tangan musuh-musuh Allah dalam memecah belah umat Islam…

Berbagai buku yang penuh tanâqudhât, kontradiksi yang mereka tulis dengan bahasa provokatif dan sangat jauh dari nilai ilmiah serta mencirikan pesan sponsor tuan-tuan yang mempekerjakan mereka, dan keluar dari etika keislaman yang selama ini dijaga para ulama Islam, sebenarnya tidak laik untuk ditanggapi…. Namun karena keprihatinan kami terhadap nasib bangsa ini yang mungkin tertipu oleh kapalsuannya, maka kami dengan terpaksa menyisakan waktu berharga kami demi membongkar kepalsuan-kepalsuan yang tercecer hampir di setiap halamannya bahkan mungkin di setiap kalimat-kalimatnya!

Sekali lagi kami katakan, bahwa sama sekali bagi kami bukanlah sebuah kebanggaan ketika harus turun mengurusi fitnah murahan para “PSK”. Hanya karena tanggung jawab terhadap agama dan karena kepedulian terhadap persatuan dan kesatuan shaf-shaf/barisan kaum Muslim-lah yang mendorong kami menulis tanggapan atas tuduhan-tuduhan palsu semacam itu.

Akhiranya, kami berdoa semoga Allah menyelamatkan umat Islam dari tipu daya musuh-musuh Allah dan musuh-musuh Islam yang siang malam tanpa putus asa berusaha dengan segala cara untuk memecah belah umat Islam!


Referensi:

[1] Tafsir Al Qur’an Al ‘Adzîm, 1/387.
[2] Ad Durr al Mantsûr,1/102-103. selain riwayat di atas, ia juga menyebutkan beberapa riwayat lain yang lebih ringkas tantangnya. Baca juga al Manâr,4/15-16.
[3] Al Manâr,4/17-18.

(Jakfari/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

0 komentar: