Peziarah Haram Suci Imam Ridha as asal Selandia Baru mengatakan, menziarahi Makam Suci Imam Ridha as adalah nikmat terbaik yang dianugerahkan Allah Swt kepada saya.
Pusat Informasi Haram Suci Razavi melaporkan, rombongan yang terdiri dari 40 Muslimin asal Australia dan Selandia Baru yang berziarah ke Makam Suci Imam Ridha as hadir di Serambi Ghadir dan mengikuti program acara yang disiapkan oleh Divisi urusan Peziarah Non-Iran, Haram Suci Razavi.
Di antara program acara tersebut adalah ceramah agama, penayangan film pengenalan Haram Suci Razavi, kunjungan ke museum Al Quran, museum pusat dan museum karpet, juga pembagian hadiah berupa paket budaya.
Soheila Asghari, salah satu peziarah asal Selandia Baru menuturkan,
“Hadir di Makam Suci Imam Ridha as memberi kesempatan kepada kita untuk menyendiri, diam dan tenang.”
Ia mengaku selalu berhutang dan malu atas kemurahan serta kasih sayang Imam Ridha as.
“Haram Suci Imam Ali bin Musa Al Ridha as adalah tempat bagi orang-orang yang hancur hatinya dan tidak punya perlindungan, untuk mendapat perlindungan. Ketika seseorang mendatangi Haram Suci Razavi, peziarah atau bukan tidak ada bedanya, yang terpenting adalah harapan tumbuh di dalam hati dan lubuk hatinya terbuka ke langit,” ujarnya.
Asghari juga menyinggung tentang museum-museum yang ada di Haram Suci Razavi dan menuturkan, “Museum-museum di Haram Suci Razavi sangat indah dan menarik hati, benda-benda yang ada di dalamnya tidak dapat ditemukan di tempat lain di dunia ini.”
Menurut Ashgari, museum karpet adalah yang terindah dan terpenting yang ada di Haram Suci Razavi ini. “Museum ini menyimpan karya-karya seni dan Islami paling langka serta kuno. Beberapa karpet usianya sangat tua, bahkan sama dengan usia kemerdekaan Selandia Baru,” tambahnya.
Peziarah asal Selandia Baru itu melanjutkan, “Desain, warna, cahaya dan suasana maknawi yang tampak dalam arsitektur dan ukiran kaca Haram Suci Razavi sangat menarik dan memiliki keterkaitan dengan fitrah manusia.
Oleh karena itu, setiap orang yang melihatnya, bahkan jika bukan Muslim sekalipun, ketika memasuki Haram Suci Imam Ridha as, akan sangat terkesan.” Asghari menilai kelas-kelas dan tur keliling Haram Suci Razavi khusus peziarah non-Iran, merupakan salah satu acara paling menarik. “Dibukanya kelas-kelas semacam ini menyebabkan para peziarah yang datang dari berbagai negara dunia, lebih mengenal budaya, arsitektur dan seni Haram Suci Razavi,” pungkasnya.
(News-Aqr/STI)
0 komentar:
Posting Komentar